Tiba di Kuala Lumpur, Prabowo Temui Pengacara Wilfrida

Prabowo Subianto bertemu pengacara Wilfrida untuk konsolidasi dan persiapan persidangan besok di Kelantan, Malaysia.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Sep 2013, 17:49 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2013, 17:49 WIB
prabowo-timses-130925d.jpg

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang berada di Malaysia untuk memantau persidangan TKW asal Belu, NTT, Wilfrida Soik yang terancam hukuman mati di Malaysia, bertemu Tan Sri Dr Muhammad Shafee Abdullah serta asistennya Ms Tania Scivetti selaku pengacara Wilfrida.

"Sore ini Pak Prabowo akan menggelar pertemuan dengan pengacara Wilfrida. Pertemuan itu dalam rangka konsolidasi untuk persiapan sidang besok," kata Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) Partai Gerindra, Sudaryono, di Malaysia, Minggu (29/9/2013).

Daryono menjelaskan, Prabowo beserta rombongan dan tim kuasa hukum Wilfrida rencananya besok pagi, Senin 30 September 2013, akan terbang kembali ke Kelantan. "Pukul 09.00 waktu setempat persidangan Wilfrida dengan agenda putusan sela akan digelar di Pengadilan Kota Bharu, Kelantan," kata Daryono.

Wilfrida didakwa atas pembunuhan (melanggar Pasal 302 Penal Code Kanun Keseksaan) Malaysia dengan hukuman maksimal pidana mati. Buruh migran ini belum genap 17 tahun saat dikirim ke Malaysia. Wilfrida menyatakan, yang dilakukannya merupakan upaya pembelaan diri dari kekerasan majikan yang kerap memarahi dan memukul secara bertubi-tubi.

Kasus Wilfrida ini menggerakkan Prabowo terbang ke Malaysia mengusahakan penyelamatan TKW asal NTT itu. Prabowo yang pernah bersekolah di Kuala Lumpur dikenal memiliki hubungan baik dengan PM Malaysia, Najib Razak. Ayah Najib, Tun Abdul Razak bin Hussein Al Haj, adalah kawan karib ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo. Dengan hubungan baik tersebut, Daryono berharap Probowo bisa menolong Wilfrida.

Penyelamatan buruh migran tak hanya dilakukan kali ini oleh mantan Komandan Jenderal Kopassus ini. Pada Januari 2012, Prabowo juga berhasil memulangkan 300 TKW yang tidak terurus di KBRI Yordania. Kini hanya tinggal 30 di antara 300 tersebut dan diperkirakan bulan ini sudah bisa pulang ke Indonesia. (Ado/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya