Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dihadapkan pada sejumlah masalah di Jakarta usai dilantik. Beragam cara dan inovasi baru pun dilakukan keduanya dalam memimpin Jakarta.
Sosok Joko Widodo atau yang kerap disapa Jokowi dan Basuki yang kerap disapa Ahok ini menjadi pasangan baru yang siap menata Jakarta menjadi lebih baru, seperti slogan mereka saat kampanye.
Apa saja upaya mereka untuk menata Jakarta menjadi lebih baik? Berikut flashback kinerja Jokowi-Ahok di bulan ke-3 dalam kurun waktu 15 Desember 2012 hingga 14 Januari 2013, yang direkam Liputan6.com:
Jurus cegah banjir Jakarta
Banjir besar yang sempat melumpuhkan Jakarta menjadi salah satu pekerjaan Jokowi-Ahok. Banjir yang sempat merendam kawasan Jalan M.H. Thamrin dan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat pada Desember 2012 dan pertengahan Januari 2013 itu membuat Jokowi gregetan sekaligus penasaran. Karena itu Jokowi mengecek langsung penyebab banjir di kawasan jalan protokol Ibu Kota itu.
Jokowi tak sungkan-sungkan melakukan pengecekan langsung dengan memasuki gorong-gorong, dengan batik korpri yang bersih serta rambut yang tertata rapi. Setelah mengecek langsung, dia menyatakan akan merumuskan pelebaran gorong-gorong yang sebelumnya berdiameter 60 cm.
Istri dari Jokowi, Iriana Joko Widodo dan Ahok, Victoria Basuki Tjahaja Purnama juga turut mengunjungi warga banjir di Jalan Cinta Damai, , Kedoya Utara, Jakarta Barat pada akhir Desember 2012. Jokowi juga menyambangi warga yang terkena banjir di Gang Anwar yang berada persis di RS Hermina di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur.
Jokowi-Ahok serius menangani banjir Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bahkan memilih tidak mengambil cuti Hari Raya Natal. Ia tetap melakukan tugasnya dengan melakukan rapat bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membahas penanganan banjir di ibukota. Menurut Ahok, Jokowi kerap melemparkan ide untuk Jakarta. Ide Jokowi sederhana, tapi jarang terpikirkan.
Menjelang masa 100 hari kerjanya bersama Basuki Tjahaja Purnama, Joko Widodo menyatakan belum bisa menangani masalah banjir Jakarta. Hal ini karena dia baru 100 hari memimpin Jakarta. Menangani banjir, kata Jokowi butuh proses.
Ahok juga telah menyampaikan evaluasi 100 kerjanya kepada Gubernur Joko Widodo. Ahok merasa masih harus terus bekerja keras dari sekarang dan menyusun hal-hal yang dianggap masih kurang. "Kita sudah susun evaluasi apa yang sudah kita capai, mana yang belum dicapai," ujarnya.
Benahi pemukiman dan penataan Jakarta
Persoalan kepadatan penduduk di Jakarta juga menjadi salah satu perhatian dari Jokowi dan Ahok. Mereka berdua mulai menata kampung kumuh di Jakarta menjadi kampung deret.
Menurut Ahok, penataan kampung kumuh itu memiliki konsep tematik dan memiliki karakter tersendiri. Misalnya, akan dibangun kampung nelayan di Muara Angke, kampung tekstil, kampung protein, dan lain-lain. Intinya mereka tidak ingin menjadikan Jakarta sebagai kota pencakar langit. Kampung Deret merupakan salah satu program Pemprov DKI yang dimasukkan ke dalam APBD DKI.
Meski Gubernur DKI Joko Widodo alias Jokowi dan Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah menyatakan kesiapannya merealisasi rencana ini secepatnya, namun hambatan muncul dari masyarakat. Seperti masyarakat di bantaran Kali Ciliwung yang belum sepakat pembangunan kampung deret. Namun, pihak Pemprov DKI mengaku sudah mempersiapkan anggaran dan dasar hukum untuk realisasi Kampung Deret dengan baik.
Jokowi juga merasa prihatin dengan kondisi warga saat blusukan ke permukiman nelayan di Kamal Muara, Jakarta Utara, Sabtu 12 Januari 2013, Ia berjanji akan benahi permukiman yang kerap dilanda banjir rob itu.
Tak hanya menata kampung deret, gubernur pecinta musik rock itu yang mendatangi kawasan Blok M berusaha melakukan penataan terhadap pedagang pada 8 Januari 2013. Rencananya, PKL di kawasan ini akan ditata ulang. Pemda DKI berjanji tidak akan menggusur pedagang di kawasan ini, hanya membenahi agar lebih tertata. Jokowi menjelaskan, saat ini kondisi Terminal Blok M yang dipenuhi PKL sudah membahayakan.
Senjata urai kemacetan Jakarta
Masalah kemacetan di Ibukota Jakarta kian hari kian rumit. Oleh karenanya, berbagai solusi ditawarkan untuk mengurangi kemacetan, mulai dari penggunaan tranportasi massal seperti Mass Rapid Transit (MRT) hingga pembangunan jalan tol.
Pada Rabu 9 Januari 2013, Menko Perekonomian Hatta Radjasa dijadwalkan bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali membahas mega proyek transportasi massal Mass Rapid Transit (MRT).
Solusi lain mengatasi kemacetan adalah pembangunan 6 ruas jalan tol di Jakarta. Ide dari Kementerian Pekerjaan Umum ini sempat ditolak Jokowi karena dia lebih mengedepankan pembangunan angkutan massal atau umum. Menurut Jokowi, pembangunan jalan tol itu justru mendorong warga cenderung menggunakan kendaraan pribadi.
6 ruas jalan tol itu yakni Kampung Melayu-Kemayoran (9,6 km), Semanan-Sunter lewat Rawabuaya Duri Pulo (22,8 km), Kampung Melayu-Duripulo lewat Tomang (11,4 km), Sunter-Pulogebang lewat Kelapa Gading (10,8 km), Ulujami-Tanah Abang (8,3 km), dan Pasar Minggu-Casablanca (9,5 km).
Gubernur Jokowi pun akhirnya menyetujui dengan syarat pembangunan 6 ruas jalan tol di Jakarta yang telah digagas sejak masa kepemimpinan Gubernur Sutiyoso. "Pembangunan enam ruas tol tersebut dengan catatan tol itu bisa dipakai bus Transjakarta dan transportasi massal," ungkap Jokowi di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Rabu (9/1/2013).
Usai bertemu dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Jokowi kembali menegaskan, jika syarat yang diajukannya tidak dipenuhi dan semakin membuat macet Jakarta, ia akan membatalkannya. Jokowi dikecam di jejaring sosial Twitter karena mendukung pembangunan 6 ruas jalan tol tersebut. Banyak kicauan yang menuduh Jokowi ingkar pada janji-janji kampanyenya.
Pada masa ini, jalan layang non-tol Antasari sedang dikerjakan. Jalan ini diharapkan mampu mengurai kemacetan di Jakarta hingga 6,2 persen. Jalan layang itu bagi Jokowi hanya salah satu jurus kecil dalam mengatasi kemacetan. Jokowi meninjau langsung proyek pembangunan jalan tersebut pada Kamis 10 Januari 2013.
Pemprov DKI Jakarta juga membuat program integrasi Kopaja dengan Transjakarta. Tujuannya, agar warga mau menggunakan angkutan massal dan merasa nyaman. Wakil Gubernur Ahok mengatakan, program integrasi antara Kopaja dengan Transjakarta tidak akan merugikan penumpang. Sebaliknya, itu malah menguntungkan konsumen.
Program ini diujicobakan pada 15 Januari 2013. Bus Kopaja yang masuk jalur bus transjakarta dilengkapi dengan AC, Wifi dan GPS. Bus kopaja itu memiliki spesifikasi mirip bus transjakarta, seperti lantai yang tinggi dan pintu di sebelah kanan.
Car Free Night Tahun Baru 2013
Pemprov DKI Jakarta menggelar acara Car Free Night menyambut malam pergantian tahun baru di beberapa titik pusat kota. Acara Car Free Night yang baru pertama kali dilaksanakan itu digelar di sepanjang Jalan Sudirman-MH Thamrin. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprediksi gelaran Jakarta Night Festival pada malam pergantian tahun, Senin 31 Desember 2013 akan dihadiri sekitar 50 ribu warga Ibukota.
Dalam Car Free Night ini, Jalan Sudirman - MH Thamrin akan ditutup selama 6 jam. Penutupan ruas jalan pun akan dilakukan secara bertahap, yakni mulai pukul 16.00 WIB dari Bundaran Senayan hingga Bundaran Bank Indonesia. Penutupan total ruas jalan Jenderal Sudirman - MH Thamrin mulai pukul 20.00 - 02.00 WIB. Berbagai panggung hiburan disiapakan menyambut pergantian tersebut.
Jokowi mengatakan, pesta malam untuk rakyat ini berbeda dengan malam muda-mudi pada era pemerintahan Ali Sadikin. Dia pun mengatakan, warga yang ke acara Car Free Night tidak perlu khawatir dengan transportasi setelah asik menikmati malam pergantian tahun. Pemprov menyediakan transportasi yang siap mengantar pulang.
Jokowi sempat berseloroh supaya warga membawa payung karena tidak ada pawang hujan jika malam itu turun hujan. Jokowi menyatakan akan merutinkan acara tersebut, jika acara yang digelar untuk rakyat Jakarta itu mendapatkan respon positif.
Gebrakan baru Jokowi-Ahok
Ada gebrakan baru yang dilakukan Jokowi-Ahok pada permulaan memimpin Jakarta. Salah satunya, pada 2 Januari 2013, ada yang baru dari penampilan pegawai Pemrov DKI Jakarta. Sebagian besar pegawai memakai pakaian tradisional Betawi. Pegawai pria tampak mengenakan baju koko putih, celana kain panjang warna hitam, dan menyelempangkan sarung di pundak. Sedangkan pegawai perempuan tampak mengenakan kebaya.
Pakaian adat Betawi ini merupakan kebijakan baru yang diterapkan Gubernur Joko Widodo alias Jokowi. Baju adat ini akan digunakan setiap hari Rabu. Tak luput Jokowi juga pakai baju koko. Menurut pria Solo, Jawa Tengah itu hangat. Ahok pun tak mau ketinggalan.
Gebrakan lainnya adalah kala Jokowi melantik Walikota dan Wakil Walikota Jakarta Timur di lapangan besar bekas Tempat Pembuangan Sampah Akhir di kawasan Pulo Jahe, Jakarta Timur 20 Desember 2012. Sekitar pukul 08.00 WIB, Jokowi melantik dan membacakan sumpah jabatan HR Krisdianto sebagai Walikota Jakarta Timur dan Husein Nurad sebagai Wakilnya.
Jokowi juga berniat melantik Kepala PU Jakarta di tepi Kali Ciliwung. Alasan pelantikan di tengah kampung, kata Jokowi, karena problem itu ada di tempat-tempat seperti Ciliwung dan kampung-kampung kumuh.
Selain itu, karena kesal dengan kebersihan Sungai di Jakarta, Ahok berpikir untuk merekrut pemulung dalam mengatasi sampah di sungai-sungai. Menurut Ahok, dana Rp 90 miliar yang digelontorkan Pemprov DKI itu dihabiskan untuk ongkos kontraktor pihak ketiga. Dia pun mengusulkan agar pemulung mendapat gaji sekitar Rp 2 juta perbulan.
Kepedulian Sosial dan Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Joko Widodo dan Basuki menyambut positif, pembubaran Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) oleh Mahkamah Konstitusi.
Mantan Bupati Belitung Timur ini berpendapat bahwa RSBI rentan kesenjangan. Kesenjangan tersebut terjadi karena yang menikmati sekolah berstandar internasional sebagian besar adalah orang yang mampu secara finansial.
Warga Jakarta pun diminta tidak khawatir dengan pembubaran tersebut. Karena Gubernur Jokowi menjamin kualitas pendidikan di Jakarta tetap bermutu.
Ketua Ombudsman Danang Girindra Wardana menyatakan sejak Joko Widodo menjabat Gubernur DKI Jakarta, warga Ibukota tidak banyak mengeluhkan soal pelayanan publik. Sampai saat in, Ombudsman baru mendapatkan 1 keluhan soal pelayanan pendidikan.
pada 26 Desember 2012, Belasan orang yang mengatasnamakan diri Komunitas Cinta Persija (KCP) mendatangi Balai Kota Jakarta, Rabu (26/12) pukul 10.30 WIB. Anggota KCP ditemui oleh Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa dengan Ahok. Mereka meminta kepada Ahok peduli terhadap Persija karena sulit mendapat izin bermain di luar kota.
Ahok pun meminta balik kepada mereka supaya mengawasi Persija, seperti dari penjualan tiket hingga pembayaran gaji pemain.
Pertemuan antara Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan rombongan mahasiswa Universitas Bung Karno awalnya berlangsung tenang. Tetapi di tengah-tengah ada pernyataan mahasiswa yang membuat Ahok tersindir. Mantan Bupati Belitung Timur itupun naik pitam.
Mereka menuntut Ahok juga memperhatikan pasar tradisional. Mahasiswa menilai banyak minimarket yang menjamur dan mengganggu kehidupan pasar tradisional. "Kami sudah berdemo di depan minimarket itu. Kami menuntut Wagub, mana janji anda Pak?" si mahasiswa menyolot. Ahok mengaku baru 2 bulan menjabat sebagai wakil gubernur.
Natal Ahok bersama Sang Gubernur
Gubernur DKI Jokowi membagi hadiah natal kepada sejumlah gereja di Jakarta. Dia memberikan sumbangan uang untuk Gereja Kathedral dan Immanuel.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok gelar open house. Acara itu digelar Ahok di rumah dinasnya di Jalan Besakih Nomor 11, Blok E35, Kuningan, Jakarta Selatan pada 25 Desember 2012.
Jokowi pun hadir dalam open house yang digelar wakilnya itu dengan ditemani sang putri. Selama 'berduet' memimpin Jakarta, ini merupakan yang pertama kalinya bagi Jokowi datang ke rumah dinas Ahok. Jokowi mencium pipi kanan dan pipi kiri Ahok.
Ada panganan bakso yang dinikmati Jokowi di rumah wakilnya itu. Ahok berharap, dalam natal kali ini, Jakarta lebih baik di masa mendatang.
Ahok Diterpa Isu Rasis
Beberapa bulan menjadi wakil gubernur, Ahok menjadi sasaran rasis dari pengacara Farhat Abbas. Bermula dari isi twitter Farhat yang membicarakan pelat nomor.
Farhat kemudian meminta maaf atas pernyataannya itu. Farhat meminta maaf bukan karena salah tapi banyak orang yang salah mengerti. Ia menganggap, sebagai wakil rakyat, sudah sepatutnya Ahok siap untuk menerima kritikan. Ahok pun memaafkan Farhat tersebut. Karena menurutnya, dia tak tersinggung pernyataan Farhat.
Kicauan rasis Farhat tak berhenti dengan permintaan maaf. Farhat terlanjur dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya oleh Ketua Komunitas Intelektual Muda Betawi (KIMB) Ramdan Alamsyah. Laporan kedua datang dari Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) H Anton Medan. Ahok tak berkomentar banyak tentang pelaporan yang dilakukan Anton Medan itu. Dia hanya tersenyum.
Dalam kurun waktu 15 Desember 2012-14 Januari 2013 ini, sempat mencuat peredaran bakso sapi yang dicampur dengan daging babi atau yang dikenal dengan bakso babi. Karena itu Jokowi menggelar rapat dengan MUI.
Magnet kedua pemimpin Jakarta itu tinggi. Dimanapun berada banyak warga yang ingin sekedar salaman dan melihatnya, baik anak-anak atau warga lain. Jokowi yang kerap melakukan inspeksi mendadak ini juga sering membuat ngos-ngosan. (Mvi)
Sosok Joko Widodo atau yang kerap disapa Jokowi dan Basuki yang kerap disapa Ahok ini menjadi pasangan baru yang siap menata Jakarta menjadi lebih baru, seperti slogan mereka saat kampanye.
Apa saja upaya mereka untuk menata Jakarta menjadi lebih baik? Berikut flashback kinerja Jokowi-Ahok di bulan ke-3 dalam kurun waktu 15 Desember 2012 hingga 14 Januari 2013, yang direkam Liputan6.com:
Jurus cegah banjir Jakarta
Banjir besar yang sempat melumpuhkan Jakarta menjadi salah satu pekerjaan Jokowi-Ahok. Banjir yang sempat merendam kawasan Jalan M.H. Thamrin dan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat pada Desember 2012 dan pertengahan Januari 2013 itu membuat Jokowi gregetan sekaligus penasaran. Karena itu Jokowi mengecek langsung penyebab banjir di kawasan jalan protokol Ibu Kota itu.
Jokowi tak sungkan-sungkan melakukan pengecekan langsung dengan memasuki gorong-gorong, dengan batik korpri yang bersih serta rambut yang tertata rapi. Setelah mengecek langsung, dia menyatakan akan merumuskan pelebaran gorong-gorong yang sebelumnya berdiameter 60 cm.
Istri dari Jokowi, Iriana Joko Widodo dan Ahok, Victoria Basuki Tjahaja Purnama juga turut mengunjungi warga banjir di Jalan Cinta Damai, , Kedoya Utara, Jakarta Barat pada akhir Desember 2012. Jokowi juga menyambangi warga yang terkena banjir di Gang Anwar yang berada persis di RS Hermina di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur.
Jokowi-Ahok serius menangani banjir Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bahkan memilih tidak mengambil cuti Hari Raya Natal. Ia tetap melakukan tugasnya dengan melakukan rapat bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membahas penanganan banjir di ibukota. Menurut Ahok, Jokowi kerap melemparkan ide untuk Jakarta. Ide Jokowi sederhana, tapi jarang terpikirkan.
Menjelang masa 100 hari kerjanya bersama Basuki Tjahaja Purnama, Joko Widodo menyatakan belum bisa menangani masalah banjir Jakarta. Hal ini karena dia baru 100 hari memimpin Jakarta. Menangani banjir, kata Jokowi butuh proses.
Ahok juga telah menyampaikan evaluasi 100 kerjanya kepada Gubernur Joko Widodo. Ahok merasa masih harus terus bekerja keras dari sekarang dan menyusun hal-hal yang dianggap masih kurang. "Kita sudah susun evaluasi apa yang sudah kita capai, mana yang belum dicapai," ujarnya.
Benahi pemukiman dan penataan Jakarta
Persoalan kepadatan penduduk di Jakarta juga menjadi salah satu perhatian dari Jokowi dan Ahok. Mereka berdua mulai menata kampung kumuh di Jakarta menjadi kampung deret.
Menurut Ahok, penataan kampung kumuh itu memiliki konsep tematik dan memiliki karakter tersendiri. Misalnya, akan dibangun kampung nelayan di Muara Angke, kampung tekstil, kampung protein, dan lain-lain. Intinya mereka tidak ingin menjadikan Jakarta sebagai kota pencakar langit. Kampung Deret merupakan salah satu program Pemprov DKI yang dimasukkan ke dalam APBD DKI.
Meski Gubernur DKI Joko Widodo alias Jokowi dan Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah menyatakan kesiapannya merealisasi rencana ini secepatnya, namun hambatan muncul dari masyarakat. Seperti masyarakat di bantaran Kali Ciliwung yang belum sepakat pembangunan kampung deret. Namun, pihak Pemprov DKI mengaku sudah mempersiapkan anggaran dan dasar hukum untuk realisasi Kampung Deret dengan baik.
Jokowi juga merasa prihatin dengan kondisi warga saat blusukan ke permukiman nelayan di Kamal Muara, Jakarta Utara, Sabtu 12 Januari 2013, Ia berjanji akan benahi permukiman yang kerap dilanda banjir rob itu.
Tak hanya menata kampung deret, gubernur pecinta musik rock itu yang mendatangi kawasan Blok M berusaha melakukan penataan terhadap pedagang pada 8 Januari 2013. Rencananya, PKL di kawasan ini akan ditata ulang. Pemda DKI berjanji tidak akan menggusur pedagang di kawasan ini, hanya membenahi agar lebih tertata. Jokowi menjelaskan, saat ini kondisi Terminal Blok M yang dipenuhi PKL sudah membahayakan.
Senjata urai kemacetan Jakarta
Masalah kemacetan di Ibukota Jakarta kian hari kian rumit. Oleh karenanya, berbagai solusi ditawarkan untuk mengurangi kemacetan, mulai dari penggunaan tranportasi massal seperti Mass Rapid Transit (MRT) hingga pembangunan jalan tol.
Pada Rabu 9 Januari 2013, Menko Perekonomian Hatta Radjasa dijadwalkan bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali membahas mega proyek transportasi massal Mass Rapid Transit (MRT).
Solusi lain mengatasi kemacetan adalah pembangunan 6 ruas jalan tol di Jakarta. Ide dari Kementerian Pekerjaan Umum ini sempat ditolak Jokowi karena dia lebih mengedepankan pembangunan angkutan massal atau umum. Menurut Jokowi, pembangunan jalan tol itu justru mendorong warga cenderung menggunakan kendaraan pribadi.
6 ruas jalan tol itu yakni Kampung Melayu-Kemayoran (9,6 km), Semanan-Sunter lewat Rawabuaya Duri Pulo (22,8 km), Kampung Melayu-Duripulo lewat Tomang (11,4 km), Sunter-Pulogebang lewat Kelapa Gading (10,8 km), Ulujami-Tanah Abang (8,3 km), dan Pasar Minggu-Casablanca (9,5 km).
Gubernur Jokowi pun akhirnya menyetujui dengan syarat pembangunan 6 ruas jalan tol di Jakarta yang telah digagas sejak masa kepemimpinan Gubernur Sutiyoso. "Pembangunan enam ruas tol tersebut dengan catatan tol itu bisa dipakai bus Transjakarta dan transportasi massal," ungkap Jokowi di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Rabu (9/1/2013).
Usai bertemu dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Jokowi kembali menegaskan, jika syarat yang diajukannya tidak dipenuhi dan semakin membuat macet Jakarta, ia akan membatalkannya. Jokowi dikecam di jejaring sosial Twitter karena mendukung pembangunan 6 ruas jalan tol tersebut. Banyak kicauan yang menuduh Jokowi ingkar pada janji-janji kampanyenya.
Pada masa ini, jalan layang non-tol Antasari sedang dikerjakan. Jalan ini diharapkan mampu mengurai kemacetan di Jakarta hingga 6,2 persen. Jalan layang itu bagi Jokowi hanya salah satu jurus kecil dalam mengatasi kemacetan. Jokowi meninjau langsung proyek pembangunan jalan tersebut pada Kamis 10 Januari 2013.
Pemprov DKI Jakarta juga membuat program integrasi Kopaja dengan Transjakarta. Tujuannya, agar warga mau menggunakan angkutan massal dan merasa nyaman. Wakil Gubernur Ahok mengatakan, program integrasi antara Kopaja dengan Transjakarta tidak akan merugikan penumpang. Sebaliknya, itu malah menguntungkan konsumen.
Program ini diujicobakan pada 15 Januari 2013. Bus Kopaja yang masuk jalur bus transjakarta dilengkapi dengan AC, Wifi dan GPS. Bus kopaja itu memiliki spesifikasi mirip bus transjakarta, seperti lantai yang tinggi dan pintu di sebelah kanan.
Car Free Night Tahun Baru 2013
Pemprov DKI Jakarta menggelar acara Car Free Night menyambut malam pergantian tahun baru di beberapa titik pusat kota. Acara Car Free Night yang baru pertama kali dilaksanakan itu digelar di sepanjang Jalan Sudirman-MH Thamrin. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprediksi gelaran Jakarta Night Festival pada malam pergantian tahun, Senin 31 Desember 2013 akan dihadiri sekitar 50 ribu warga Ibukota.
Dalam Car Free Night ini, Jalan Sudirman - MH Thamrin akan ditutup selama 6 jam. Penutupan ruas jalan pun akan dilakukan secara bertahap, yakni mulai pukul 16.00 WIB dari Bundaran Senayan hingga Bundaran Bank Indonesia. Penutupan total ruas jalan Jenderal Sudirman - MH Thamrin mulai pukul 20.00 - 02.00 WIB. Berbagai panggung hiburan disiapakan menyambut pergantian tersebut.
Jokowi mengatakan, pesta malam untuk rakyat ini berbeda dengan malam muda-mudi pada era pemerintahan Ali Sadikin. Dia pun mengatakan, warga yang ke acara Car Free Night tidak perlu khawatir dengan transportasi setelah asik menikmati malam pergantian tahun. Pemprov menyediakan transportasi yang siap mengantar pulang.
Jokowi sempat berseloroh supaya warga membawa payung karena tidak ada pawang hujan jika malam itu turun hujan. Jokowi menyatakan akan merutinkan acara tersebut, jika acara yang digelar untuk rakyat Jakarta itu mendapatkan respon positif.
Gebrakan baru Jokowi-Ahok
Ada gebrakan baru yang dilakukan Jokowi-Ahok pada permulaan memimpin Jakarta. Salah satunya, pada 2 Januari 2013, ada yang baru dari penampilan pegawai Pemrov DKI Jakarta. Sebagian besar pegawai memakai pakaian tradisional Betawi. Pegawai pria tampak mengenakan baju koko putih, celana kain panjang warna hitam, dan menyelempangkan sarung di pundak. Sedangkan pegawai perempuan tampak mengenakan kebaya.
Pakaian adat Betawi ini merupakan kebijakan baru yang diterapkan Gubernur Joko Widodo alias Jokowi. Baju adat ini akan digunakan setiap hari Rabu. Tak luput Jokowi juga pakai baju koko. Menurut pria Solo, Jawa Tengah itu hangat. Ahok pun tak mau ketinggalan.
Gebrakan lainnya adalah kala Jokowi melantik Walikota dan Wakil Walikota Jakarta Timur di lapangan besar bekas Tempat Pembuangan Sampah Akhir di kawasan Pulo Jahe, Jakarta Timur 20 Desember 2012. Sekitar pukul 08.00 WIB, Jokowi melantik dan membacakan sumpah jabatan HR Krisdianto sebagai Walikota Jakarta Timur dan Husein Nurad sebagai Wakilnya.
Jokowi juga berniat melantik Kepala PU Jakarta di tepi Kali Ciliwung. Alasan pelantikan di tengah kampung, kata Jokowi, karena problem itu ada di tempat-tempat seperti Ciliwung dan kampung-kampung kumuh.
Selain itu, karena kesal dengan kebersihan Sungai di Jakarta, Ahok berpikir untuk merekrut pemulung dalam mengatasi sampah di sungai-sungai. Menurut Ahok, dana Rp 90 miliar yang digelontorkan Pemprov DKI itu dihabiskan untuk ongkos kontraktor pihak ketiga. Dia pun mengusulkan agar pemulung mendapat gaji sekitar Rp 2 juta perbulan.
Kepedulian Sosial dan Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Joko Widodo dan Basuki menyambut positif, pembubaran Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) oleh Mahkamah Konstitusi.
Mantan Bupati Belitung Timur ini berpendapat bahwa RSBI rentan kesenjangan. Kesenjangan tersebut terjadi karena yang menikmati sekolah berstandar internasional sebagian besar adalah orang yang mampu secara finansial.
Warga Jakarta pun diminta tidak khawatir dengan pembubaran tersebut. Karena Gubernur Jokowi menjamin kualitas pendidikan di Jakarta tetap bermutu.
Ketua Ombudsman Danang Girindra Wardana menyatakan sejak Joko Widodo menjabat Gubernur DKI Jakarta, warga Ibukota tidak banyak mengeluhkan soal pelayanan publik. Sampai saat in, Ombudsman baru mendapatkan 1 keluhan soal pelayanan pendidikan.
pada 26 Desember 2012, Belasan orang yang mengatasnamakan diri Komunitas Cinta Persija (KCP) mendatangi Balai Kota Jakarta, Rabu (26/12) pukul 10.30 WIB. Anggota KCP ditemui oleh Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa dengan Ahok. Mereka meminta kepada Ahok peduli terhadap Persija karena sulit mendapat izin bermain di luar kota.
Ahok pun meminta balik kepada mereka supaya mengawasi Persija, seperti dari penjualan tiket hingga pembayaran gaji pemain.
Pertemuan antara Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan rombongan mahasiswa Universitas Bung Karno awalnya berlangsung tenang. Tetapi di tengah-tengah ada pernyataan mahasiswa yang membuat Ahok tersindir. Mantan Bupati Belitung Timur itupun naik pitam.
Mereka menuntut Ahok juga memperhatikan pasar tradisional. Mahasiswa menilai banyak minimarket yang menjamur dan mengganggu kehidupan pasar tradisional. "Kami sudah berdemo di depan minimarket itu. Kami menuntut Wagub, mana janji anda Pak?" si mahasiswa menyolot. Ahok mengaku baru 2 bulan menjabat sebagai wakil gubernur.
Natal Ahok bersama Sang Gubernur
Gubernur DKI Jokowi membagi hadiah natal kepada sejumlah gereja di Jakarta. Dia memberikan sumbangan uang untuk Gereja Kathedral dan Immanuel.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok gelar open house. Acara itu digelar Ahok di rumah dinasnya di Jalan Besakih Nomor 11, Blok E35, Kuningan, Jakarta Selatan pada 25 Desember 2012.
Jokowi pun hadir dalam open house yang digelar wakilnya itu dengan ditemani sang putri. Selama 'berduet' memimpin Jakarta, ini merupakan yang pertama kalinya bagi Jokowi datang ke rumah dinas Ahok. Jokowi mencium pipi kanan dan pipi kiri Ahok.
Ada panganan bakso yang dinikmati Jokowi di rumah wakilnya itu. Ahok berharap, dalam natal kali ini, Jakarta lebih baik di masa mendatang.
Ahok Diterpa Isu Rasis
Beberapa bulan menjadi wakil gubernur, Ahok menjadi sasaran rasis dari pengacara Farhat Abbas. Bermula dari isi twitter Farhat yang membicarakan pelat nomor.
Farhat kemudian meminta maaf atas pernyataannya itu. Farhat meminta maaf bukan karena salah tapi banyak orang yang salah mengerti. Ia menganggap, sebagai wakil rakyat, sudah sepatutnya Ahok siap untuk menerima kritikan. Ahok pun memaafkan Farhat tersebut. Karena menurutnya, dia tak tersinggung pernyataan Farhat.
Kicauan rasis Farhat tak berhenti dengan permintaan maaf. Farhat terlanjur dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya oleh Ketua Komunitas Intelektual Muda Betawi (KIMB) Ramdan Alamsyah. Laporan kedua datang dari Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) H Anton Medan. Ahok tak berkomentar banyak tentang pelaporan yang dilakukan Anton Medan itu. Dia hanya tersenyum.
Dalam kurun waktu 15 Desember 2012-14 Januari 2013 ini, sempat mencuat peredaran bakso sapi yang dicampur dengan daging babi atau yang dikenal dengan bakso babi. Karena itu Jokowi menggelar rapat dengan MUI.
Magnet kedua pemimpin Jakarta itu tinggi. Dimanapun berada banyak warga yang ingin sekedar salaman dan melihatnya, baik anak-anak atau warga lain. Jokowi yang kerap melakukan inspeksi mendadak ini juga sering membuat ngos-ngosan. (Mvi)