Liputan6.com, Bucharest - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bucharest menggelar Sholat Idul Fitri (Sholat Id) dan Halal Bihalal bersama masyarakat Indonesia di Rumania pada Minggu (30/3/2025). Acara yang berlangsung di Wisma Duta ini dihadiri sekitar 200 warga negara Indonesia (WNI) serta beberapa warga dari Pakistan, Kuwait, dan Malaysia.
Duta Besar RI untuk Rumania dan Moldova, Meidyatama Suryodiningrat, menyampaikan apresiasinya atas semangat kebersamaan WNI dalam merayakan Idul Fitri.
"Idul Fitri bagi masyarakat Indonesia bukan hanya momen keagamaan, tetapi juga tradisi budaya yang mempererat kebersamaan di mana pun kita berada. Terima kasih kepada seluruh masyarakat yang datang dari berbagai penjuru untuk beribadah dan bersilaturahmi bersama," ujar Dubes Meidyatama dalam sambutannya, seperti dikutip dari pernyataan resmi KBRI Bucharest, Selasa (1/4).
Advertisement
Salat Idul Fitri dimulai pukul 07.30 waktu setempat dengan lantunan takbir yang menggema, menambah kekhusyukan ibadah.
Setelah salat dan khotbah, para jamaah berkumpul dalam acara Halal Bihalal, menikmati hidangan khas Indonesia seperti rendang, opor ayam, sambal goreng ati, lontong sayur, serta berbagai kudapan tradisional.Â
Obati Rindu Lebaran
Bagi banyak WNI di Rumania, perayaan ini menjadi pengobat rindu akan suasana Lebaran di kampung halaman. Shinta (25), seorang WNI yang bekerja sebagai nanny, mengungkapkan rasa harunya bisa merayakan Idul Fitri bersama komunitas Indonesia.
"Saya pikir tidak bisa merayakan Lebaran tahun ini, tapi ternyata ada acara ini. Saya senang bisa bertemu dengan masyarakat Indonesia dan menikmati makanan khas dari Tanah Air," ujarnya.Senada dengan Shinta, Farhan (25), mahasiswa Indonesia di University of Bucharest, juga merasa bersyukur bisa merayakan Idul Fitri meski jauh dari keluarga.
"Ini lebaran pertama saya di luar negeri. Walaupun kangen suasana di rumah, acara ini cukup mengobati rindu. Semoga bisa bertemu lagi di Idul Fitri berikutnya," kata Farhan.Di Rumania, perayaan Idul Fitri tidak semeriah di Indonesia karena populasi Muslim yang jauh lebih kecil dibandingkan agama mayoritas, Kristen Ortodoks. Oleh karena itu, momen ini menjadi kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk mempererat persaudaraan, berbagi cerita, dan mengenang suasana kampung halaman.
Advertisement
