Polisi: Kasus Salah Tangkap karena Robin Tak Mau Nurut

Menurut Kabaghumas Polres Jakarta Barat Kompol Herru Julianto, salah tangkap merupakan dinamika lapangan dalam pengejaran pelaku kejahatan.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Okt 2013, 11:52 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2013, 11:52 WIB
korban-salah-tangkap-131014b.jpg
Insiden salah tangkap dan penganiayaan yang dilakukan anggota Polsek Tanjung Duren menimpa Robin Napitupulu (26). Menurut polisi, insiden terjadi lantaran Robin tak mengindahkan peringatan polisi.

Menurut Kepala Bagian Humas Polres Jakarta Barat Kompol Herru Julianto, salah tangkap merupakan dinamika lapangan dalam pengejaran pelaku tindak kejahatan. Dalam pengejaran tersangka, menurutnya semua kemungkinan bisa terjadi, termasuk yang dialami Robin.

"Jadi begini, ada yang melaporkan ke Polsek Tanjung Duren namanya Pak Kris, dia kehilangan mobil Grand Max. Satu jam kemudian pelaku tertangkap oleh anggota Buser Polsek Tanjung Duren yang bergerak bersama korban. Inisial (pelaku) ZA alis Dul," kata Herru kepada Liputan6.com di Polres Jakarta Barat, Rabu (16/10/2013).

Ketika Dul ditanya bersama siapa melakukannya, ia mengaku berdua dengan temannya. Lalu 5 anggota Buser Polsek Tanjung Duren mengejar 1 pelaku lain yang masih DPO. Seketika itu pula anggota polisi tersebut meminta Dul menunjukkan keberadaan temannya itu.

"Nah si Dul ini nunjukin larinya temannya itu nunjukinnya ke mobil si Robin yang warna dan mobilnya sama, nah pas dikejar dan di pepet itu si Robin suruh turun tapi nggak mau turun. Padahal sudah diperingati sama anggota, dia mau kabur nah saat itu di tembaklah kacanya," papar Herru.

Ia menyangkal anggota polisi tersebut ingin membunuh Robin. Menurutnya hal tersebut dilakukan, karena Robin tak mau menuruti petugas yamg menyuruhnya untuk turun. Karena sebelumnya, anggota polisi yang mengejar Robin bersama tersangka Dul, yang menunjukkan bahwa mobil yang dikendarai Robin itu temannya.

"Bermaksud untuk menghentikan bukan untuk menembak orangnya. Itu waktu nguber itu sudah diperingati tapi nggak mau turun diteriakin maling sama polisi, itu masyarakat di situ ikut ngejar sama ojek juga. Kenapa anggota polisi yakin banget sama Robin sebagai teman ZA alias Dul, karena si Dul ini ikut dalam pengejaran," ujar Herru.

Namun ketika Robin sudah berhasil dihentikan dan diinterograsi serta dipertemukan dengan tersangka Dul, ternyata Robin bukan temannya yang bersama-sama melakukan pencurian mobil korban Kris.

"Pas diuber sampai ke pos sekitar Koja dan sudah tertangkap dipukuli sama massa juga, lalu dibawa ke depan si Dul dan ditanya temannya atau bukan, ternyata bukan. Jadi rangkaiannya seperti itu, jadi sebetulnya bukan sepenuhnya salah tangkap," tandas Herru. Bagaimana kronologi versi Robin? Selengkapnya di sini. (Mut/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya