Dana Pengamanan Pemilu Rp 1 Triliun, Kompolnas: Tidak Bijaksana

Seharusnya, negara dapat memberikan apresiasi untuk menambah besaran dana tersebut.

oleh Edward Panggabean diperbarui 28 Jan 2014, 07:30 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2014, 07:30 WIB
pemilu-ilus130221c.jpg
Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) menilai bahwa dana pengamanan Pemilu 2014 yang telah dikucurkan Kementerian Keuangan kepada Mabes Polri sebesar Rp 1 triliun, tidak cukup. Apalagi, apabila dibandingkan dengan Pemilu 2009 yang jumlahnya lebih besar yaitu Rp 1,8 triliun.

"Menurut kami, sangat tidak bijaksana apabila tahun 2009 dana Pemilu Rp 1,8 triliun, sedang 2014 hanya Rp 1 triliun. Idealnya Rp 2,5 triliun," kata Komisioner Kompolnas Edi Hasibuan kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (28/1/2013).

Seharusnya, lanjut mantan wartawan itu, negara dapat memberikan apresiasi untuk menambah besaran dana tersebut. Pihaknya pun dalam waktu dekat akan menemui wakil rakyat di DPR.

"Selain itu juga akan memberikan saran dan pertimbangan kepada Bapak Presiden agar anggaran tadi ditambah," ujar dia.

Namun, Edi menambahkan, di lain pihak Kompolnas menyarankan kepada Polri agar terus melakukan efisiensi dalam penggunaan anggaran dana pemilu. "Kami melihat masih ada yang bisa disederhanakan dan dilakukan penghematan dalam berbagai bidang," ungkap Edi.

Namun saat disinggung apakah dana tersebut bisa ditambah dengan dana operasional Polri untuk anggaran 2014, Edi menyatakan kemungkinan bisa didukung dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Tapi itu juga harus ada persetujuan menteri keuangan. Karena polri juga tidak bisa suka-suka pakai dana itu," tandas Edi.

Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengaku dana pengamanan Pemilu 2014 sebesar Rp 1 Triliun sudah cair. Sebenarnya, dana pengamanan Pemilu yang diminta Polri sebesar Rp 3,597 triliun namun hanya disetujui DPR baru Rp 1 Triliun. (Tya/Mut)

Baca juga:

Dana Cair Rp 1 Triliun, Polri Petakan Kerawanan Pemilu

Amankan Pemilu 2014, Honor Polisi Lebih Murah dari Satpol PP

Pemilu 2019 Serentak, Wakapolri: Lebih Enak Jadi Satu

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya