Lip Balm: Musuh atau Penyelamat Bibir Kering?

Terdapat fenomena yang cukup mengejutkan: penggunaan lip balm dapat menyebabkan bibir menjadi lebih kering daripada sebelumnya.

oleh Divina Aulia Rachmani diperbarui 16 Apr 2024, 23:03 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2024, 23:01 WIB
Ilustrasi bibir kering
Ilustrasi bibir kering. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Lip balm adalah salah satu produk perawatan kulit yang umum digunakan untuk menjaga kelembapan bibir. Dengan berbagai merek dan formulasi yang tersedia, lip balm sering dianggap sebagai penyelamat saat bibir terasa kering atau pecah-pecah.

Namun, terdapat fenomena yang cukup mengejutkan: penggunaan lip balm dapat menyebabkan bibir menjadi lebih kering daripada sebelumnya.

Masalah dengan bibir pecah-pecah atau pecah-pecah adalah seberapa cepat bibir mengering. Dr. Reshmi Kapoor, dokter kulit dan pendiri Brooklyn Dermatology, menyarankan untuk merawat bibir Anda sebagai perpanjangan dari kulit Anda. Bibir, tidak seperti kulit di lengan Anda, tidak memiliki lapisan pelindung yang mencegah hilangnya kelembaban.

Menurut Kapoor, stratum korneum, lapisan kulit tertinggi, bertindak sebagai penghalang kelembaban, mencegah air keluar dari tubuh. Bibir memiliki stratum korneum yang sangat tipis, sehingga lebih rentan terhadap kerusakan daripada kulit di bagian tubuh lainnya.

Selain itu, bibir tidak memiliki karakteristik kulit lainnya seperti folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea, yang memberikan kelembapan atau minyak tambahan.

Bibir tidak dapat memproduksi kelembapannya sendiri, oleh karena itu bibir dapat dengan mudah mengering ketika suhu meningkat, menurut Kapoor.

Paparan sinar matahari yang berlebihan juga dapat menyebabkan bibir menjadi pecah-pecah, bengkak, dan iritasi. Cuaca dingin juga tidak baik untuk bibir Anda. Kelembapan yang rendah dan angin yang kencang dapat menguras kelembapan dari bibir, sehingga bibir menjadi mudah mengelupas.

Kekhawatiran lainnya adalah menjilat bibir. Orang-orang sering menjilat bibir mereka untuk menjaga bibir tetap terhidrasi. Sayangnya, kebiasaan ini memperburuk situasi. ludah mengiritasi kulit, menurut Kapoor, karena enzim dalam ludah yang mengurai makanan juga mengikis penghalang kelembaban.

Menjilati bibir dan kulit di sekitarnya secara terus menerus dapat menyebabkan ruam di sekitar area mulut. Dermatitis penjilat bibir dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada anak kecil.

Shayan Cheraghlou, kepala residen dermatologi akademis di NYU Grossman School of Medicine, menjilati bibir menciptakan lingkaran setan di mana bibir yang terhidrasi hanya akan lebih kering.

 

Kandungan Penyebab Bibir Kering

Persiapkan Bibir
Persiapkan bibir menggunakan lip scrub dan lip balm agar bibir tidak pecah-pecah. (Foto: Unsplash/Sara Scarpa)

Di dunia yang sempurna, bibir pecah-pecah akan hilang setelah mengoleskan lip balm. Namun, beberapa komponen dapat menyebabkan reaksi alergi, yang bahkan dapat melukai area mulut. Cheraghlou menggambarkan hal ini sebagai dermatitis kontak alergi.

Jika Anda pernah merasakan sensasi dingin dan geli pada bibir setelah menggunakan lip balm, kemungkinan besar lip balm tersebut mengandung mentol atau kamper. Keduanya berfungsi sebagai anestesi ringan, menghilangkan sensasi terbakar pada bibir.

Namun, melansir laman CNN, Selasa (16/4/2024), Kapoor menyarankan bahwa zat-zat ini dapat menghilangkan lapisan kulit halus pada bibir, sehingga meningkatkan risiko kekeringan.

Cheraghlou juga menyebutkan lilin lebah, yang merupakan alergi yang umum terjadi pada lip balm. Meskipun lilin lebah membentuk penghalang untuk menjaga kelembapan, orang-orang yang alergi terhadap zat tersebut mungkin mengalami bibir yang lebih kering dan gatal.

Kapoor juga menyarankan untuk tidak menggunakan asam salisilat. Bahan kimia ini mengeringkan bibir dengan dua cara. Pertama, ia mengubah keseimbangan pH Anda, membuat bibir Anda lebih dehidrasi. Kedua, ia berfungsi sebagai eksfoliator untuk mengangkat sel-sel kulit kering, tetapi juga menghilangkan sebagian besar penghalang kelembaban.

Terakhir, lip balm dapat mengandung berbagai macam aroma, seperti geraniol dan cinnamaldehyde, untuk menutupi bau bahan kimia. Produsen juga menggunakan wewangian untuk membuat lip balm beraroma yang memiliki rasa dan aroma seperti kayu manis dan raspberry, misalnya. Namun, Kapoor memperingatkan bahwa aroma dapat menyebabkan iritasi bibir.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mengidentifikasi 26 alergen aroma yang sering ditemukan dalam barang-barang kosmetik.

Cobalah Bahan Ini Untuk Melembabkan Bibir

Dua dokter merekomendasikan penggunaan lip balm dengan petrolatum, yang kadang-kadang dikenal sebagai petroleum jelly, sebagai bahan utama.

Petrolatum bekerja sebagai oklusif (sealant) untuk menjaga kelembapan pada bibir tanpa mengiritasi kulit dengan bahan kimia tambahan. Pasien disarankan untuk menggunakan petrolatum dalam jumlah yang besar di malam hari untuk melembabkan bibir mereka.

Selain itu, cara lain untuk menghindari bibir pecah-pecah adalah dengan mencari lip balm yang mengandung SPF, karena bibir rentan terhadap kanker kulit dan bisa menjadi kering karena sinar UV matahari. Penggunaan losion yang hanya mengandung seng oksida dan titanium oksida juga direkomendasikan untuk mencegah efek yang tidak menyenangkan.

Shea butter dan ceramide, lipid yang ditemukan dalam sel-sel kulit, juga dapat digunakan untuk menjaga bibir tetap terhidrasi dengan meningkatkan penghalang kelembaban kulit. Selain itu, minum banyak air dan melindungi bibir dari angin kencang dengan lip balm atau syal juga disarankan.

Namun, penggunaan scrub bibir sebaiknya diminimalkan karena dapat mengelupas kulit, terutama stratum korneum, yang membuat bibir lebih rentan terhadap iritasi lingkungan.

Jika bibir pecah-pecah terus terjadi atau kondisinya semakin memburuk, konsultasikan dengan dokter kulit Anda karena ini bisa menjadi indikasi dari kondisi kesehatan lain seperti kekurangan vitamin atau penyakit tiroid.

Angular cheilitis, yang sering disalahartikan sebagai bibir pecah-pecah, adalah kelainan kulit yang bisa diobati dengan antijamur topikal.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya