Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan bahan bakar alternatif, khususnya gas masih belum populer di masyarakat Indonesia. Menurut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, penggunaan bahan bakar selain minyak perlu diimplementasikan segera. Terlebih, ketika pasokan bahan bakar minyak (BBM) yang semakin menipis.
Di sela-sela penyerahan donasi satu unit Honda City CNG kepada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Nasir menyambut baik kerjasama ini dan berharap bisa menjadi titik penting dalam menciptakan kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan.
"Kalau kita sudah berpikir ke sana (efisien dan ramah lingkungan). Ini adalah penting bagi BPPT untuk bisa melakukan apa saja yang harus dikembangkan ke depan," katanya.
Diakuinya, mobil berbahan bakar CNG memang belum populer di konsumen Indonesia. Meskipun telah banyak pihak yang menyediakan konverter kit. Karena itu, Nasir pun memberikan beberapa resep agar mobil CNG bisa memikat masyarakat.
"Seberapa bagus teknologi yang digunakan. Dalam hal ini teknologi yang digunakan itu kompetitif dibandingkan dengan teknologi mobil yang menggunakan BBM," sebut dia.
>>>klik laman berikutnya
Mobil CNG harus penuhi ini
Tak cuma dari sisi teknologi, Menristek menilai mobil CNG harus lebih kompetitif dari aspek harga. "Kalau pricing-nya kompetitif. Saya yakin masyarakat akan beralih ke teknologi tersebut," katanya.
Dia menyebut, mobil CNG setidaknya dibanderol pada kisaran Rp 100-300 juta per unit. Sebab, harga tersebut untuk menjangkau segmen yang lebih luas.
"Dengan harga CNG lebih efisien daripada BBM pasti barang ini akan dibeli masyarakat. Tapi kalau barang ini teknologinya sudah baik, ramah lingkungan, efisiensinya bagus, tapi kalau harganya tinggi pasti segmen pasarnya terbatas," jelasnya.
(Gst/Igw)
Advertisement