Liputan6.com, London - Penguji tes mengemudi di Inggris yang tergabung dalam Public and Commercial Service (PCS) Union melakukan mogok kerja selama 48 jam. Mogok dilakukan karena tidak ada kesepakatan perihal jam kerja.
Seperti dilansir dari Yahoo News, Jumat (20/11/2015), serikat terdiri atas sekitar 1.600 anggota yang tersebar di 360 lokasi di seluruh Inggris. Pemogokan ini otomatis menghentikan segala tes mengemudi, termasuk pengujian aspek keselamatan kendaraan.
Menurut para pekerja, pola kerja baru akan menyebabkan jam kerja yang lebih panjang. "Driver and Vehicle Standards Agency (DVSA) tidak sepenuhnya memahami konsekuensi tindakannya," ujar Mark Serwotka, sekretaris jenderal serikat.
Baca Juga
Salah satu pekerja mengatakan bahwa mogok ini adalah cara terbaik yang bisa mereka lakukan. "Jam kerja yang lebih panjang berarti pemotongan gaji karena lebih banyak pekerjaan, tapi tidak ada bayaran lebih," ujar salah satu pemogok.
Sebelum pemogokan dilakukan, dilaporkan beberapa anggota PCS mendapat intimidasi dari manajer karena tidak menyepakati aturan baru itu.
Sementara itu, menurut DVSA, pemogokan tidak mengganggu proses pelayanan publik. "Tidak semua penguji anggota serikat. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk meminimalisasi risiko," ujar Paul Satoor selaku chief executive DVSA.**