Liputan6.com, Jakarta - Pernahkan Anda bertanya, mengapa tuas perpindahan gigi pada mobil manual menggunakan pola `H`? Mengapa tidak garis lurus saja seperti banyak mobil bertransmisi otomatis? Bukankah itu lebih mudah?
Ternyata, jawaban dari pertanyaan tersebut berkaitan dengan perilaku pengemudi itu sendiri. Menurut laman Yahoo Autos, pola `H` mencegah pengemudi melakukan tindakan bodoh, misalnya menggeser gigi dari lima langsung ke satu.
Baca Juga
Dijelaskan, loncatan perpindahan tersebut membahayakan mesin. Dengan pola `H`, pengemudi harus mengubah arah secara manual dengan lebih teratur, dan potensi kerusakan mesin pun bisa terhindari.
"Jika shifter dalam garis lurus, jarak antara gigi sangat panjang. Itu membuat pengemudi berpotensi membuat kesalahan, seperti contohnya dari gigi pertama langsung ke gigi empat," ujar Fred Jakobs, sejarawan yang juga staf arsip di BMW Group.
Selain itu, alasan lainnya adalah pola `H` memerlukan ruang yang lebih sedikit dibanding linier. "Dan gearbox sendiri dapat dibuat lebih kompak," tambah Jakobs.
Saat ini, beberapa pabrikan otomotif juga mulai membuat jarak antara perpindahan gigi, atau yang disebut dengan `throw`, bisa diatur sedemikian rupa. Dengan throw yang semakin pendek, pengemudi diklaim dapat lebih nyaman berkendara.
Pola `H` juga sebetulnya tidak ada sejak dulu. Beberapa dekade yang lalu, tuas gear untuk transmisi manual dipasang di bawah roda kemudi (disebut `three-on-a-tree`). Cara ini perlahan berubah seiring dengan perkembangan teknologi.