Nyetir di Dalam Kota, Torsi Jadi Andalan Utama

Lalu lintas dalam kota yang sering terjadi kepadatan membutuhkan kemampuan torsi yang dominan.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 07 Feb 2016, 07:19 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2016, 07:19 WIB
Grand New Avanza dan Grand New Veloz
Grand New Avanza dan Grand New Veloz (Foto: Rio Apinino/Liputan6).

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun memiliki output besar, suatu mobil belum tentu nyaman digunakan dalam berkendara sehari-hari. Kondisi lalu lintas dalam kota yang sering terjadi kepadatan membutuhkan kemampuan torsi yang dominan.

Dijelaskan Dadi Hendriadi, GM of Technical Service PT Toyota Astra Motor (TAM), menyetir di dalam kota torsi lebih berpengaruh ketimbang horse power (HP) atau tenaga. Rentang torsi yang merata ideal dengan kecepatan mobil di perkotaan.

"Mobil yang torsinya rata baik itu bensin atau Diesel maka daya ability-nya (kemampuan di jalan perkotaan) lebih baik dibanding dengan yang tenaganya tinggi," kata Dadi saat dihubungi Liputan6.com.

Pada mobil Toyota yang ada di Indonesia sendiri dikenal istilah drive with torque. Istilah tersebut mengacu pada line up mobil penumpang baik itu bermesin bensin atau Diesel. Penggunaan istilah ini mengacu pada situasi lalu lintas di kota-kota besar Indonesia lebih sering menuntut stop and go ketimbang kecepatan tinggi. 

Ada kalanya mobil yang didukung output besar memiliki torsi yang jelek di putaran bawah dan menengah sehingga kurang cocok di jalan perkotaan. Besaran tenaga hanya berpengaruh pada kecepatan maksimum mobil tersebut.

"Sebetulnya nyetir di dalam kota itu bukan pake tenaga tapi lebih ke torsi yang berpengaruh. Besaran tenaga itu hanya bisa mengatakan berapa top speed-nya, torsi itu lebih dominan dari pada kecepatan yang kita pakai," katanya. 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya