Liputan6.com, Jakarta - Kalau bicara tentang turbocharger, asosiasi kita langsung menuju pada mobil yang bisa melesat cepat. Tidak salah, namun belakangan justru turbocharger diupayakan untuk dapat membuat efisiensi bahan bakar lebih baik, alias irit.
Ternyata turbocharger itu sudah ada lebih dari 100 tahun lalu. Patennya tercatat pada 1896 atas nama insinyur asal Swiss ,Alfred Buchi. Aplikasi pertamanya bukan untuk mobil tapi buat mesin terbang.
Baca Juga
Di industri otomotif saat ini, turbocharger tidak lagi melekat di mobil-mobil performa tinggi. Ternyata mesin Diesel pun mendapat manfaat yang besar akan kehadirannya. Tujuannya mensuplai udara dalam kapasitas optimal sehingga torsi untuk menarik beban besar dan BBM tetap irit.
Di mesin bensin sedang terjadi tren downsizing. Penurunan kapasitas mesin digantikan dengan kehadiran turbocharger. Di sini contohnya ada pada Ford Fiesta Ecoboost 1.0 L. Ulasan lengkapnya ada di tautan ini.