Jadi Biang Kecelakaan, Tesla Tolak Hapus Fitur Autopilot

Tesla memilih edukasi kepada konsumen perihal teknologi autopilot.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 13 Jul 2016, 14:24 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2016, 14:24 WIB
Tesla Model S, Mobil Listrik "Iron Man" Masuk Indonesia
Konsumen Indonesia yang berniat membeli Tesla Model S diwajibkan memasang outlet pengisian 240 volt atau wall connector.

Liputan6.com, California - Tesla Motors harus menghadapi fakta bila fitur Autopilot jadi penyebab sejumlah kecelakaan maut di Amerika Serikat (AS). Kendati demikian, CEO Tesla Motors Elon Musk menegaskan tidak akan menghapus fitur tersebut.

Dilansir Reuters,TeslaMotors berencana menerbitkan tulisan untuk mengedukasi para konsumen bagaimana fitur kendali otomatis tersebut bekerja. "Banyak orang tidak paham apa ituAutopilot dan bagaimana kamu mengaktifkannya," kataMusk.

Sebagaimana diketahui, Tesla Motors saat ini dalam pengawasan pihak regulator pasca kecelakaan pada 7 Mei. Saat itu, kecelakaan menewaskan pengemudi Tesla Model S ketika mengoperasikan mode Autopilot.

Cara kerja

Sistem Autopilot Tesla memakai kamera dan radar, bukan lidar. Adapun lidar (Light Detection and Ranging) merupakan teknologi optik untuk mengukur jarak obyek menggunakan laser.

Pabrikan menyebut sistem ini memiliki masalah ketika melihat trailer warna putih di tengah cuaca cerah. Ini membuat mobil menganggap tidak ada kendaraan lain tepat di depannya hingga akhirnya terjadi tabrakan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Tesla Motors diminta menambah beberapa sensor pendukung termasuk lidar untuk fitur Autopilot. Dukungan banyak sensor membuat kinerja Autopilot semakin baik.

"Ketika kita mulai beranjak ke sistem otonom pada kendaraan, kamu butuh peningkatan jaringan. Semakin banyak sensor, semakin baik," kata Dan Galves, Senior Vice President Mobileye NV.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya