Liputan6.com, Jakarta - Pertengahan tahun lalu, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mengumumkan kampanye penarikan kembali (recall) terhadap YZF-R25 ABS dan Non ABS, serta MT25. Ada tiga masalah yang terindikasi.
Pertama soal bearing. Disebutkan bahwa desain bearing di tutup rumah kopling R25 dan MT25 tidak cukup kuat. Bearing bisa rusak dan pengendara akan sulit memindahkan gigi transmisi. Solusinya, dimensi bearing diperluas.
Kemudian soal gear pompa oli. Komponen ini membuat oli tidak tersirkulasi dengan baik. Khusus MT25, kerusakan juga terdapat pada front brake house. Dalam hal ini, selang rem depan terlalu dekat dengan radiator sehingga selang berpotensi rusak.
Advertisement
Baca Juga
Disebutkan, penggantian komponen mulai dilakukan sejak 12 Juli 2016 di dealer-dealer R-Shop Yamaha, tanpa biaya alias gratis.
Pertanyaannya, apakah konsumen Indonesia sebetulnya `melek` akan hal ini? Apakah mereka membawa motornya untuk diperbaiki di dealer?
Andhika Nugroho, pemilik bengkel spesialis motor gede, MaxTorque Motoshop, yang berada di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kasus recall Yamaha ini justru menunjukkan bahwa konsumen Indonesia sebetulnya sudah cukup aware.
"Kasus recall itu sudah banyak yang tahu. Di klub-klub sudah dibicarakan. Yang mengeluh juga banyak, tapi yang datang ke bengkel untuk memperbaiki komponen itu tidak ada," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (4/1/2017), saat ditanya apakah ada konsumen yang datang ke bengkelnya mengeluhkan masalah itu.
Menurutnya, komunikasi antara pengguna motor yang terkena recall biasanya menggunakan fasilitas internet, baik di grup WhatsApp atau grup Facebook. "Karena komunikasi itu sudah tahu bahwa kasus itu akan dilayani Yamaha. Makanya tidak ada yang ke bengkel perbaiki sendiri," tutup Andhika.