Liputan6.com, Jakarta - Seri MotoGP Valencia, di Sirkuit Ricardo Tormo, bakal jadi seri pamungkas sekaligus penentu juara balap motor paling bergengsi di dunia. Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez dan pembalap Ducati Corse, Andrea Dovizioso akan bertarung habis-habisan demi gelar terbaik MotoGP 2017.
Baca Juga
Advertisement
Menjadi seru seri terakhir MotoGP musim ini. Pasalnya, setelah kemenangan Dovizioso di MotoGP Malaysia, tidak mengubah Marquez jadi favorit juara. Selain itu, pembalap berpaspor Spanyol tersebut masih unggul 21 poin atas Dovizioso.
Terlebih, sepanjang musim ini banyak kendala teknis yang dihadapi tiga besar pabrikan MotoGP, yaitu Honda, Yamaha, dan Ducati. Bahkan, untuk pabrikan berlambang garpu tala, musim ini menjadi musim terburuk selama 10 tahun, karena untuk pertama kali Yamaha gagal menempatkan pembalapnya di dua besar klasemen MotoGP.
Lalu, apa saja permasalah teknis tiga pabrikan besar di MotoGP 2017? Mari kita bahas lebih detail.
Yamaha
Untuk pabrikan yang pantas dibahas pertama, tentu saja Yamaha. Musim ini, dengan perpaduan pembalap pengalaman, Valentino Rossi, serta pembalap baru, Maverick Vinales, pabrikan asal Jepang ini seperti tidak mampu berbuat apa-apa di bawah Honda dan Ducati.
Tentu saja, permasalahan utama Yamaha ada di sasis YZR-M1 di trek basah. Sering kali, ketika balapan dalam kondisi hujan dan basah, baik Valentino Rossi maupun Maverick Vinales selalu tercecer di posisi di bawah tiga besar.
Bahkan, Valentino Rossi sempat frustrasi dengan tunggangannya, Yamaha YZR-M1, saat adu cepat di trek basah. "Kami sudah mencoba melakukan banyak hal dengan motor ini (Yamaha YZR-M1), tapi kami terus dalam masalah," jelas pembalap dengan sebutan VR46 tersebut.
Padahal musim lalu, Yamaha YZR-M1 sangat kompetitif di trek basah, dan motor yang dikendarai pembalap berjuluk The Doctor ini sangat nyaman dikendarai di segala kondisi lintasan.
"Kami mencoba memodifikasi, tapi pada akhirnya kami cukup jauh dari posisi atas, dan motornya sulit dikendarai dan secara umum masalahnya tidak saat di trek kering, kami tidak memiliki grip belakang," tambahnya.
Ducati
Sejak awal musim, peraturan pelarangan penggunaan winglet akan jadi masalah bagi Ducati. Pasalnya, dengan tidak adanya komponen tersebut, motor Desmosedici tidak akan mencapai kecepatan maksimal karena masalah kestabilan dan aerodinamis.
Seperti diketahui, Ducati paling berbahaya ketika di trek lurus. Namun, hal tersebut menjadi berkurang dengan tidak adanya winglet. Bahkan, untuk mengatasi hal tersebut, pihak Ducati sudah merancang fairing baru bernama Hammerhead.
Fairing baru ini, sebagaimana diketahui, adalah jawaban atas pelarangan winglet mulai tahun ini. Fairing baru berfungsi untuk meningkatkan downforce, aspek yang sebelumnya dikontribusikan oleh winglet.
Adapun fairing Ducati ini disebut paling radikal di antara milik tim lain. Pada Hammerhead, ada dua tunnel winglet besar di tiap sisinya, tapi dengan bagian tengah (hidung) sempit. Desainnya mirip seperti depan mobil balap single-seater.
Advertisement
Honda
Bagi Honda, musim 2017 bakal jadi musim yang membahagiakan. Pasalnya, sang pembalap, Marc Marquez, paling berpeluang merebut titel juara dunia MotoGP musim ini. Namun, bukan berarti pabrikan berlambang sayap mengepak ini tidak ada masalah.
Permasalahan paling terasa ada di suspensi dan mesin. Bahkan, untuk masalah mesin, Marquez sempat menelan pil pahit, ketika seri MotoGP Inggris, di Sirkuit Silverstone.
Pembalap berjuluk 'Baby Alien' ini harus rela kehilangan poin karena mesinnya jebol. Dan hal tersebut (mesin jebol) baru pertama dialami pembalap berpaspor Spanyol tersebut saat bergabung dengan Honda.
Seperti dijelaskan Bos Repsol Honda, Livio Suppo, mesin Honda yang jebol ini hanya masalah statistik. "Biasanya kerusakan yang sering terjadi hanya bermasalah pada hal statistik. Paling penting Marquez tetap bisa kompetitif," pungkasnya.