Â
Valentino Rossi merupakan pembalap profesional yang menjadi ikon MotoGP di era modern. Pembalap asal Italia itu mampu menyihir siapa saja yang menonton pertandingannya, baik di sirkuit secara langsung atau menontonnya melalui layar kaca. Ia juga menjadi pembalap bertalenta dan paling sukses yang pernah ada di ajang balapan bergengsi tersebut.Â
Putra dari Graziano Rossi, eks pembalap GP 250cc itu memang sudah memiliki gen sebagai seorang pembalap sejak dini. Terbukti, ia telah menunggangi kuda besi pertamanya di usia lima tahun dengan mengendarai motor 60cc.Â
Seiring berjalannya waktu, kemampuan Rossi semakin meningkat. Ia bahkan menjuarai kompetisi profesional pertamanya di ajang Kejuaraan Italia 125cc pada usia 16 tahun dan Kejuaraan Eropa 125cc di tahun yang sama.
Berkat penampilan impresifnya, Rossi langsung berpartisipasi di ajang Grand Prix Sepeda Motor Internasional yang berada di bawah naungan FĂ©dĂ©ration Internationale de Motocyclisme (FIM) pada 1996. Di grand prix pertamanya, Rossi tak mampu tampil meyakinkan, ia hanya berhasil naik ke podium sebanyak dua kali dan terpuruk di pertandingan sisa. Sehingga, ia hanya berhasil finis di posisi kesembilan pada akhir musim.Â
Melesatnya Karier
Pada 1997, penampilan Rossi meningkat drastis. Dari 15 seri grand prix yang dilakoni, Rossi berhasil memenangi 11 balapan dari 13 podium yang didapatkan . Ia juga didaulat menjadi salah satu pembalap muda tersukses berkat gelar juaranya yang diraih dengan hebat pada musim itu.
Sehingga, pada musim berikutnya, ia langsung melesat di kelas 250cc dengan mengendarai Nastro Azzurro Aprilia dan melanjutkan tren positifnya. Meski tak berhasil memperoleh gelar juara dunia, ia tetap bertengger di posisi kedua pada akhir musim dan baru meraih gelar juara dunia di musim berikutnya.
Semusim setelahnya, ia kembali naik kelas ke ke ajang 500cc. Pada kelas ini, Rossi tetap tampil konsisten dan mampu meraih gelar juara dunia perdananya di musim kedua.Â
Ketika kelas 500cc dilebur menjadi MotoGP, Rossi semakin unjuk gigi. Ia berhasil menyabet gelar juara dunia lima tahun berturut-turut sejak musim 2001 hingga 2005. Berkat prestasi itu, nama Rossi menggema di pelbagai penjuru dunia, ia menjadi sosok yang dielu-elukan para penggemar dan tumbuh sebagai legenda hidup roda dua.
Selain itu, dalam sejarah gran prix kejuaraan MotoGP, Rossi menjadi pembalap kedua sepanjang masa yang meraih kemenangan terbanyak dengan 115 kemenangan. Torehan tersebut hanya terpaut 7 kemenangan dari legenda MotoGP era 70-an, Giacomo Agostini. Â
Beragam Julukan yang Diberikan
Dalam perjalanan balapnya rossi, kerap berganti julukan dan melakukan hal-hal yang menarik perhatian dan menghibur. Ia beralasan bahwa semuanya itu dilakukan dimulai dengan niat bersenang-senang dan melakukan sesuatu yang lucu.
Rossifumi Julukan Rossi yang diciptakan oleh temannya saat Rossi membalap di kelas 125cc julukan ini tercipta karena Rossi kagum dengan pembalap Jepang yang khas dengan rambut panjangnya, Norick Abe yang saat itu berumur 17 tahun dan dengan gigih bertarung dengan Michael Doohan dan Kevin Scwantz dikelas 500cc, karena nama asli pembalap Jepang itu Norifumi Abe maka Rossi dijuluki Rossifumi.
Tahun 2004 Rossi dan Abe sama-sama membela Yamaha berada dalam beda tim namun satu grafis, yaitu dominasi warna biru. Rossi berada di tim Gauloises Fortuna Yamaha Team sedangkan Abe bernaung di Fortuna Gauloises Tech 3 Yamaha Team.
Valentinik Julukan ini berasal dari tokoh kartun Daffy Duck yang menjadi superhero yang di Italia bernama Paperinik. Julukan ini dipakainya pada saat membalap di kelas 250cc.
The Doctor Setelah naik ke kelas 500cc pada musim 2000 Rossi menjuluki dirinya dengan The Doctor karena membalap di kelas 500cc butuh keseriusan dan ia merasa dirinya bukan anak kecil lagi, selain itu ia juga menyukai ide sebagi illmuwan gila dan melakukan eksperimen gila, ia menganggap pantas memakai julukan itu setelah mendapatkan prestasi sebagai juara dunia.
”Di balap 500cc kita tidak butuh superhero. Yang kita perlukan cuma tenang, kalem, dan pemikir seperti doktor,” ucapnya.
Disamping itu, nama Valentino di Italia kebanyakan digunakan oleh para doktor. Ia juga mulai mengurangi perayaan kemenangan yang dianggapnya sudah tak pantas ia lakukan.
“Cukup dengan melambai seperti pembalap lain, lalu malamnya makan bersama sahabat-sahabat saya.”
Hobi Balapan, Salah Satu Rahasia Kehebatan Rossi
Valentino Rossi menjadi legenda hidup balap MotoGP. Pria kelahiran Urbino, Italia ini berhasil menyabet gelar juara dunia hingga sembilan kali.
Pembalap-pembalap muda berusaha menyaingi atau setidaknya menyamai kemampuan Rossi di atas YZR-M1. Kemampuan pembalap berjuluk The Doctor menjinakkan kuda besi didapat melalui proses yang panjang dan latihan keras.
Melalui video yang dilansir MotoGP, Rossi di luar agenda pertandingan juga memiliki kegemaran balapan. Ia memiliki sirkuit flat tracker tersendiri untuk berlatih balapan atau menyalurkan hobinya pada sepeda motor.
Sirkuit ini tidak hanya dipakai sendiri, tetapi juga bersama dengan pembalap MotoGP lainnya. Seperti diungkapkan pembalap Colin Edwards, balap jalanan bukan suatu kegiatan yang dapat dilakukan seminggu sekali atau dua kali seminggu seperti motokros.
Mendirikan Akademi Balap
Pada 2014, Rossi mendirikan akademi balap di Travullia, Italia. The Doctor berbagi materi, pengalaman, hingga tips untuk balapan kepada pembalap muda asal Negeri Pizza.Â
Melaluli VR46 Riders Academy, beberapa talenta hebat seperti Franco Morbidelli, Luca Marini, hingga Francesco Bagnaia menjadi pembalap didikan akademi Rossi yang sukses menapaki karier di MotoGP saat ini.Â
Dengan tim yang solid, Rossi yakin akademi yang ia buat bisa menghadirkan kembali pembalap Italia yang berkualitas dan meneruskan prestasi hebatnya di ajang bergensi tersebut.Â
Tetap Membalap Meski Sudah Tua
Menginjak usia kepala empat, Rossi masih tetap eksis di dunia balap. Ia masih mengendarai Yamaha YZR-M1 kesayangannya walaupun sudah tak memperkuat tim utama.Â
Bersama Petronas Yamaha SRT, Rossi masih berusaha meraih asa demi mencari podium yang sudah lama tak diraihnya. Meski sulit, Rossi yakin bisa mempersembahkan yang terbaik bersama tim satelitnya.
MotoGP 2021 mungkin menjadi musim terakhirnya di ajang bergengsi tersebut. Ia ingin fokus menjadi mentor para pembalap muda dan beristirahat di usia tua. Â
Â
Â
Berita Terbaru
Ciri Wajah Pemakai Sabu: Mengenali Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba
Tak Bisa Dianggap Sepele, Timnas Indonesia Harus Waspada saat Menghadapi Filipina di Solo pada Piala AFF 2024 Karena Ini
Dishub Jakarta Siapkan Ribuan Bus Angkutan Libur Natal dan Tahun Baru di 4 Terminal Utama
Exco PSSI Sebut Shin Tae-yong Tak Panggil Pelapis Rafael Struick di Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024,Tetap Optimis Lolos Semifinal
VIDEO: Didampingi Mayor Teddy, Prabowo Bertolak ke Mesir
Di Depan Donald Trump, Bos Softbank Umumkan Investasi Rp 1,6 Kuadriliun
Potret Penampilan 6 Pasangan Artis di Resepsi Zumi Zola dan Putri Zulhas, Tampil Selaras
Once Mekel Jadi Sorotan di Festival Kebangsaan 2024: Pesona Musik Merajut Jiwa
Mengenal Ciri-ciri Virus dan Dampaknya bagi Kehidupan
Nyeri Panggul Berulang? Waspadai Pelvic Congestion Syndrome, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Cara Beli Tiket Nonton Timnas Indonesia vs Filipina Piala AFF 2024, Cukup Lewat Online
Selalu Dapat Imbang, Bisakah Kim Sang-sik Patahkan Kutukan Laga Ketiga Timnas Vietnam di Piala AFF?