Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) siap mendeklarasikan penerapan standar emisi Euro4 pada awal Agustus 2018 mendatang.
Hal ini dilakukan para pelaku industri otomotif menyambut peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/-KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O atau mengenai standar emisi Euro4, yang rencananya mulai dilakukan pada 7 Oktober 2018 nanti.
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi kian dekatnya industri otomotif nasional dengan Euro4, Manager External Communication PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita menyatakan bahwa hal itu tak perlu dikhawatirkan.
“Karena untuk mendukung program pemerintah soal standar Euro4 adalah Pertamax Turbo,” ungkap Arya saat ditemui di gedung Pertamina, Gambir, Jakarta, Kamis (31/5) malam.
Menurutnya, untuk membuat bahan bakar yang sesuai dengan standar emisi Euro4, paling utama adalah kandungan sulfur maksimal 50 part per million (ppm).
Tentu saja aturan baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru ini juga terdapat pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/-KUM.1/3/2017.
Arya sendiri tak menampik peredaran jenis bahan bakar berstandar Euro4 belum menyeluruh. Namun ke depannya akan bertambah secara bertahap dan disesuaikan dengan spesififkasi yang ada.
“Tapi intinya, pemerintah kan membuat regulasi, kami mengikuti. Dan yang sudah standar Euro4, Pertamax Turbo , tahun ini kami fokus pada Pertamax Turbo dulu, yang lainnya menyesuaikan,” tutupnya.
Harapan Gaikindo
Perpindahan dari emisi Euro2 menjadi Euro4 untuk mobil bensin bakal dilakukan mulai September 2018. Bahkan Jongkie D Sugiarto, Ketua I Gaikindo menyatakan, untuk tahap awal dilakukan pada mobil bensin di 2018. Sedangkan untuk mesin diesel, tambah empat tahun lagi.
"Jadi, lima tahun setelah SK dikeluarkan KLH," jelas Jongkie di Jakarta, belum lama ini.
Gaikindo berharap Pertamina sudah bisa mendistribusikan bahan bakar yang sesuai dengan standar tersebut.
"Diharapkan, Pertamina sudah melakukan distribusi ke pelosok-pelosok Indonesia. Karena kalau tidak, banti bakal susah. Bikin mobil masa nanti dikasih stiker, hanya untuk di Jakarta, karena Euro4 tidak ada. Mestinya ada, karena Pertamina sudah dikasih waktu 1,5 tahun," tegasnya.
Sementara itu, untuk pembagian mobil secara bahan bakar, mobil bensin masih menguasai dengan 80 persen, dan mobil diesel 20 persen.
Advertisement