Ini yang Bikin Wuling Diragukan Pedagang Mobil Bekas

Sebagai pendatang baru, Wuling Motors langsung mengejutkan pasar otomotif nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jul 2018, 20:32 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2018, 20:32 WIB
Wuling Confero S
Wuling Confero S di sebuah dealer di Bali. (Herdi Muhardi)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai pendatang baru, Wuling Motors langsung mengejutkan pasar otomotif nasional. Bermain di kelas low MPV, Wuling menawarkan produk dengan banderol paling murah dibanding kompetitornya.

Bagaimana tidak, Wuling Confero S dibanderol Rp 130 jutaan atau sangat dekat dengan harga LCGC. Padahal, Confero S seukuran low MPV yang harusnya bersaing sama Avanza, Xenia, Ertiga, dan Xpander.

Namun, tidak bisa ditampik kalau publik masih ragu-ragu pada mobil Cina satu ini. Dua problem yakni ketersediaan bengkel dan spare part masih mendominasi keragu-raguan tersebut.

Kondisi itu juga dipahami pedagang mobil bekas. Salah satunya Eric yang mengelola showroom mobil bekas di bilangan Jakarta Pusat.

Ia memberikan pandangan bahwa Wuling masih punya ganjalan setidaknya di kalangan pedagang mobil bekas.

"Mereka Wuling masih dagang sendiri, belum menyebarkan informasi ke kami. Pemain-pemain ini belum dikasih pengertian. Kan ada persatuannya pedagang mobil bekas. Ada kepala blok, ada kelapa wilayah. Mayoritas belum ada," ujarnya.

Baginya, pendekatan tersebut menjadi faktor penting sebagai bentuk edukasi yang turut memuluskan jual beli Wuling bekas pada waktunya nanti.

 

Selanjutnya

Ia punya saran bagaimana agar Wuling bisa lebih punya gigi di pasaran mobil, termasuk ketika nantinya masuk pasar mobil bekas. Usul itu khususnya soal spare part.

"Kalau ini (Avanza) tinggal minta teman, ada. Kalau itu (Wuling) nanti mabok carinya ke mana. Orang kalau mau kata (memberikan layanan aftersales) 5-10 tahun, sebar dulu spare partnya," ujarnya.

Lebih lanjut ia berujar bahwa keberadaan spare part di pasar-pasar onderdil ternama serta-merta akan menguatkan unsur aftersales sebuah mobil. Contohnya adalah pasar onderdi di Senen ataupun Sawah Besar.

"Mereka kan pabrik besar, mesti buang (modal) besar. Kalau enggak, ya enggak jalan," tambahnya.

Sumber: Otosia.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya