Komunitas Motor Pelajar Classic, Lebih Istimewa Dibanding Dilan

Setelah film Dilan diputar, saat melihat anak berseragam SMA dan mengendarai motor pasti teringat sosok Dilan. Namun, ada yang lebih istimewa dari Dilan, yaitu komunitas motor Pelajar Classic.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jul 2019, 10:05 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2019, 10:05 WIB
Komunitas Motor Pelajar Classic
Komunitas Motor Pelajar Classic (Lodra/Bukalapak.com)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah film Dilan diputar, saat melihat anak berseragam SMA dan mengendarai motor pasti teringat sosok Dilan. Namun, ada yang lebih istimewa dari Dilan, yaitu komunitas motor Pelajar Classic. Bukan karena berseragam dan mengendarai motor klasik, namun kecintaan terhadap motornya itu sendiri.

Tim Bukalapak.com berjumpa dengan ratusan anggota Pelajar Classic saat menyambangi Bukalapak Parjo 2019. Kesan pertama, mereka begitu santun serta punya pemahaman tentang motor di atas rata- rata. Bagaimana tidak santun? Tangan saya pasti dijabat dan dicium (standar budaya Indonesia ketika bertemu orang lebih tua) tiap ada anggota yang baru datang.

Terkait pemahaman motor, kamu bisa melihat dari peliharaan mereka yang tidak main-main. Dennys Priyanto misalnya, dia punya ayam jago lawas, Suzuki RC100 Sprinter.

Dengan menunggangi Suzuki RC100 Sprinter saja, pecinta motor klasik pasti tahu bahwa pemuda kelas 2 SMK 45 Jakarta itu spesial. Kenapa? Suzuki RC100 Sprinter punya sejarah menarik karena jenis ayam jago pertama di Indonesia. Dijual pertama kali pada 1988, dengan kata lain sampai sekarang usianya sudah 30 tahunan.

“Saya sih ingin balikin (Suzuki RC100 Sprinter) ke kondisi standarnya, persis mudanya dulu. Nggak mudah, tapi ya rajin-rajin aja cari suku cadang di pasar loak atau di online seperti Bukalapak,” ujar pemuda yang juga menjabat Bendahara di komunitas Pelajar Classic.

 

Tidak Ada Batasan Motor dan Usia

Anggota lain ada yang memelihara Vespa jadul, Honda C70, Honda Astrea Grand, dan BSA M20 lansiran 1930an. Meski begitu, bukan berarti yang tidak punya motor klasik, tidak boleh gabung. Pelajar Classic memperbolehkan siapa saja untuk jadi anggota mereka, meski naik Yamaha Mio, bahkan tidak punya motor sama sekali.

“Yang penting di sini suka sama motor klasik, gak perlu punya gak apa-apa kok. Bahkan anggotanya juga ada yang tidak lagi pelajar, tetap boleh gabung,” papar Dennys.

Tertarik jadi anggota Pelajar Classic? Silakan temui mereka di Taman Hangtuah, Jalan Patiunus, Jakarta Selatan tiap Jumat malam. Bisa juga follow akun Instagram @pelajarclassic.

Jumlah anggota mereka saat ini sudah lebih dari tiga ratus orang, tersebar di berbagai daerah. Tidak hanya di Jabodetabek, mealinkan juga Surabaya, Bandung, dan Padang.

 

Pelajar Classic Fokus Kegiatan Positif

Pelajar Classic terbentuk pertama kali pada 2017. Sebenarnya ini merupakan inisiatif dari komunitas Classic Bikers Batavia. Jadi orang tuanya bernaung di Classic Bikers, sementara anak-anak mereka di Pelajar Classic. Tujuannya tidak lain agar darah-darah muda tersebut lebih mudah diawasi kegiatannya.

“Pelajar Classic memang dibentuk agar anak-anak ini gak macam-macam. Jadi kalau keluar malam ya mereka nongkrong dan ngomongin otomotif, bukan hal negatif,” kata Achmad Fauzi selaku Penasehat Pelajar Classic yang juga tergabung di komunitas Classic Bikers Batavia.

Terbukti, kegiatan yang mereka lakukan pun sangat positif. Beberapa kali mereka mengadakan bakti sosial daam rangka menolong mereka yang membutuhkan, misal saat terjadi bencana di Palu dan Dongala, bantu Panti Asuhan, serta banyak hal lain.

Mereka juga selalu menjunjung tinggi keselamatan berkendara. Cara termudah dengan selalu mengenakan helm saat menunggang motor, serta menghormati pengguna kendaraan lain di jalan.

Sumber: Bukalapak.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya