Liputan6.com, Jakarta - PT Green City Traffic (GCT) turut meramaikan GIIAS 2019 dengan menampilkan skutik listrik ECGO 2. Banderol skutik listrik mungil ini tergolong murah, cuma Rp 6,9 juta namun dengan status off the road.
Kehadirannya pun semakin meramaikan segmen motor listrik di Tanah Air. Siapa saja pesaing kendaraan roda dua mungil yang cocok untuk penggunaan urban itu.
1. Viar Q1
Advertisement
Viar Q1 sudah hadir di Indonesia cukup lama. Bahkan di ajang GIIAS 2019, skutik elektrik ini diperbarui. Desainnya kini lebih gagah, dengan garis bodi yang tetap membulat. Sepintas gayanya seperti menyerupai skuter dari Eropa. Berbagai fitur diterapkan ke dalamnya, untuk menunjang keselamatan dan kenyamanan.
Baca Juga
Lampu LED dipercaya untuk menerangi jalan dan peringatan berhenti. Panel instrumennya berupa digital, sehingga pengendara bisa mengetahui informasi lengkap terkait kendaraan.
Teknologi Smarty Key On turut dipasangkan, yang berfungsi mengaktifkan kendaraan melalui remote control. Artinya, Q1 teranyar tak memerlukan anak kunci konvensional untuk mengakses motor.
Saat kondisi darurat seperti tuas akselerasi tidak bekerja, Viar mengantisipasinya dengan menyisipkan Emergency Throttle Posistion. Pengendara cukup menekan tombol bertanda kunci pas sebagai pengganti tuas throttle.
Lalu ada pula tombol P sebagai pengaman saat motor parkir. Ia sangat bermanfaat bagi pengguna pemula, lantaran mencegah akselerasi yang tak disengaja.
Urusan jantung pacu, Q1 masih mengizinkan pengendara melaju hingga kecepatan puncak 60 km per jam. Jarak yang bisa ditempuh kini lebih jauh, bisa mencapai 120 km (posisi baterai penuh hingga habis), berkat penggunaan dua baterai yang tersimpan di bawah jok.
Untuk pengisian daya, Q1 membutuhkan 4 sampai 5 jam. Pengendaliannya cukup baik, melihat ukurannya yang tak besar, ditambah perangkat cakram yang diaplikasikan di roda depan. Seluruh teknologi di atas dibanderol Rp 18,950 juta (OTR Jakarta).
Â
2. Gesits
Gesits hadir dengan berdesain kekinian. Dengan banderol 27,994 juta (OTR Jakarta), konsumen sudah bisa mendapatkan tunggangan yang wujudnya menyerupai matic Jepang. Walau begitu, ia kental dengan aura elegan, ditambah permainan tata lampu yang menghiasi mukanya. Teknologi LED sudah digunakan pada sektor penerangan. Fitur untuk mendukung pengendaraannya seperti rem cakram depan-belakang,
Tak berbeda dengan Q1, Gesits didukung dua baterai. Namun, jangkauan jelajahnya lebih pendek. Ketika membeli unit dengan satu baterai, ia hanya bisa menjangkau 50 km. Penambahan baterai yang bersifat opsional pun cuma memaksimalkan jarak menjadi 100 km. Meski begitu, urusan tenaga Gesits lebih unggul, ia bisa mencapai kecepatan puncak 75 km per jam.
Transfer tenaga dari motor listrik ke rodanya memakai belt. Uniknya Gesits dilengkapi mode berkendara yang meningkatkan fleksibilitas pengendara. Ada tiga tingkatan : ECO yang menahan laju puncak 25 km per jam, Urban dibatas 50 km per jam dan Sport pada 75 km per jam. Untuk charging baterai, Gesits membutuhkan 3-4 jam.
Â
Advertisement
3. Honda PCX Electric
Produsen besar tanah air ini juga tak ingin kalah bersaing di segmen kendaraan berbasis listrik. Honda PCX Electric jadi motor listrik andalannya. Tampilannya tidak berbeda dengan PCX bermesin konvensional tetap terlihat besar, hanya minus knalpot di sisi kanan. Fiturnya mumpuni, ada Smart Key System yang mengeliminasi anak kunci konvensional. Ini dipadukan Answer Back System untuk memudahkan pengguna mencari kendaraan di parkiran. Pengeremannya sudah cakram depan-belakang, tapi diperkuat Anti-lock Braking System (ABS) untuk memastikan keamanan.
Dapur pacunya turut didukung dua sumber daya, tapi jangkauan jelajahnya minim hanya 69 km dengan kecepatan konstan 40 km per jam. Tenaga yang dihasilkan dari motor listrik, juga lebih rendah dari Gesits. Kendati demikian, torsinya besar, memastikan produksi akselerasi instan. Guna memudahkan penggunanya, Honda menyediakan dua metoda pengisian bayerai.
Pertama, motor dicolok langsung dengan kabel ke sumber daya. Ini membutuhkan waktu hingga 6 jam. Cara kedua mencabut baterai kemudian dipasangkan ke charging eksternal khusus dari Honda yang menghemat waktu menjadi 4 jam. Tertarik membelinya? Sayangnya PT Astra Honda Motor tak menjualnya, ia hanya disewakan ke perusahaan-perusahaan sebagai kendaraan operasional.
Sumber: Oto.com