Pabrik Mobil Toyota Alami Kerugian Akibat Listrik Padam

Pemadaman listrik memang memengaruhi proses produksi mobil Toyota.

oleh Arief Aszhari diperbarui 07 Agu 2019, 07:06 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2019, 07:06 WIB
20160126-Produksi-Kijang-Inova-serta-Fortuner-Jakarta-IA
Pekerja menyelesaikan pembuatan mobil di pabrik Karawang 1 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Jawa Barat, Selasa (26/1). Pabrik ini memproduksi Kijang Innova serta Fortuner mencapai 130.000 unit pertahun. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Listrik padam atau mati lampu yang terjadi di sebagian pulau Jawa, pada Minggu dan Senin (4-5/8/2019) ternyata berdampak pada kegiatan bisnis di berbagai industri. Salah satu yang terkena, adalah PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), sebagai produsen mobil Toyota di Tanah Air.

Dijelaskan Bob Azam, Direktur Administrasi Korporasi dan Hubungan Eksternal, PT TMMIN, pemadaman listrik memang memengaruhi proses produksi mobil asal Jepang ini. Meskipun gangguan produksi tersebut hanya terjadi pada Senin (5/8/2019).

"Hari Minggu tidak berpengaruh. Tapi, Seninnya memang terganggu sedikit, karena painting atau proses pengecatan butuh pemanasan," jelas Bob saat berbincang dengan wartawan di sela-sela acara Toyota Eco Youth, di Kemang Village, Selasa (6/8/2019).

Lanjutnya, meskipun mengalami kerugian, namun pria ramah ini tidak bersedia menyebutkan berapa kerugian yang dialami raksasa asal Negeri Matahari Terbit akibat listrik padam.

"Kerugian, ya adalah sedikit," pungkasnya singkat.

Sebagai informasi, PT TMMIN sendiri telah memiliki lima pabrik di Indonesia, yang beroperasi di Sunter dan Karawang. Tidak hanya memproduksi mobil, pabrik ini juga memproduksi berbagai mesin di Indonesia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Toyota Proyeksikan Produksi Mobil Hybrid di Indonesia Mulai 2022

Toyota menunjukan keseriusannya dalam pengembangan kendaraan ramah lingkungan, seperti hybrid, plug-in hybrid, dan listrik murni di Indonesia. Bahkan, raksasa otomotif asal Jepang ini sudah berkomitmen dengan rencana investasinya sebesar 2 miliar US$ atau setara lebih dari Rp28 triliun.

Dijelaskan Presiden Direktur PT Toyota Motor manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono, investasi tersebut melanjutkan dari yang sebelumnya.

"Dulu pada periode pertama, setelah Pak Jokowi (Presiden RI) ke TMC pada 2014, dan investasi pertama dari 2015 hingga 2019. Kini disampaikan, pada periode berikutnya, 2019 sampai 2023 kita berkomitmen untuk berinvestasi lebih dari Rp28 triliun," jelas Warih saat ditemui di booth Toyota GIIAS 2019, di ICE BSD, Tangerang Selatan.

Lanjutnya, untuk realisasi investasi baru ini masih dalam rencana. Namun yang sudah pasti, termasuk pengembangan dan produksi kendaraan elektrik.

"Kita ingin memulai produksi lokal untuk hybrid pada 2022. Bersamaan dengan itu, kita ingin kendaraan listrik bisa diterima masyarakat dengan baik, di dalamnya termasuk regulasi agar harganya tidak begitu jauh dengan mobil konvensional, volume baik, jadi baik mobil listrik dan komponen untumanya memiliki skala ekonomi yang bagus," tegas Warih.

Sementara itu, saat ditanya mobil hybrid pertama apa yang bakal diproduksi Toyota di Indonesia, pria ramah ini masih belum bersedia memberikan informasi secara detail.

"Modelnya bisa SUV, bisa juga MPV. Kita lihat itu nanti," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya