Berkendara di Malam Hari Lebih Berbahaya, Benarkah?

Membutuhkan konsentrasi lebih, berkendara di malam hari dinilai lebih berbahaya bagi sebagian orang. Hal ini tak terlepas dari gelapnya jalan dan kondisi fisik ketika berkendara.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 04 Agu 2020, 16:32 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2020, 16:32 WIB
[POLLING] Apakah Mobil Anda Dilengkapi Fog Lamp?
Fog lamp atau lampu kabut merupakan salah satu fitur yang bermanfaat pada kendaraan.

Liputan6.com, Jakarta - Berkendara di malam hari dinilai lebih berbahaya bagi sebagian orang. Hal ini tak terlepas dari gelapnya jalan dan kondisi fisik ketika berkendara, serta membutuhkan konsentrasi lebih.

Tak hanya itu, jarak pandang yang lebih terbatas juga menjadi tantangan bagi pengendara ketika melaju di jalan saat malam hari.

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu mengatakan, pengendara perlu menyiapkan fisik sebelum berkendara.

"Saat malam hari lampu dari kendaraan lain tajam menyorot mata pengendara. Karena itu, kerja mata lebih berat pada malam hari, sehingga harus diperhatikan dengan benar kondisi fisik," katanya kepada Liputan6.com.

Selain itu, peralihan waktu dari terang ke gelap juga perlu diperhatikan pengendara. Justri menegaskan, peralihan terang ke gelap juga menjadi waktu berbahaya ketika berkendara.

"Mata itu membutuhkan istirahat dan penyesuaian ketika adanya peralihan dari terang ke gelap. Jadi kalau memang sedang berkendara lebih baik beristirahat sejenak saat Mahrib," katanya

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Istirahat Sejenak

Istirahat diakui Jusri menjadi kunci mencegah terjadinya kecelakaan ketika sedang berkendara. Pengemudi mobil dan motor disarankan untuk selalu memperhatikan kondisi fisik setiap dua jam.

"Pokoknya kalau capek istirahat, jangan dipaksakan. Mata itu perlu istirahat, pejamkan sejenak saja, sekitar 15 hingga 30 menit. Itu cukup untuk memulihkan kondisi fisik sebelum kembali berkendara," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya