Ternyata, Kendaraan Plug-In Hybrid Tidak Lebih Baik dari Mobil Konvensional

Sebuah penelitian terbaru mengatakan, sebagian besar model plug-in hybrid tidak lebih lebih ramah lingkungan dibanding mesin pembakaran biasa atau konvensional.

oleh Arief Aszhari diperbarui 20 Okt 2020, 16:01 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2020, 16:01 WIB
Mitsubishi Berikan Penyegaran Untuk Outlander PHEV (Carscoops)
Mitsubishi Berikan Penyegaran Untuk Outlander PHEV (Carscoops)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru mengatakan, sebagian besar model plug-in hybrid tidak lebih lebih ramah lingkungan dibanding mesin pembakaran biasa atau konvensional. Pasalnya, roda empat tersebut jangkauan listriknya terbatas.

Selain itu, jika PHEV tidak diisi baterainya secara teratur, maka emisi CO2 yang dihasilkan bisa lebih buruk dibanding model bensin atau diesel.

Melansir Carscoops, para peneliti Jerman mengatakan bahwa regulator dan pemerintah harus berhenti memberikan fasilitas yang menunjang PHEV. namun, kesimpulan ini hanya sebagai amunisi bagi para kritikus teknologi, karena pembuat mobil premium Bavarian telah menggunakan sistem PHEV sebagai cara efektif untuk mengurangi emisi CO2.

Para peneliti di Institut Fraunhofer ISI dan Dewan Internasional untuk Transportasi Bersih (ICCT) memeriksa data penggunaan lebih dari 100 ribu unit PHEV di lebih dari 66 model berbeda yang dijual di Eropa, AS, dan Cina. Hasilnya, mobil PHEV menghasilkan emisi CO2 rata-rata dua kali lebih tinggi dari apa yang diklaim pembuat mobil terlepas dari siklus uji (NEDC atau WLTP).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Empat Kali

Paling buruk, keluaran CO2 dari PHEV adalah empat kali di atas angka resmi, yang berarti bahwa model jenis ini dengan tingkat CO2 resmi 50 gram per km sebenarnya akan menghasilkan antara 100 dan 200 g / km.

Alasan besarnya adalah, bahwa PHEV juga digunakan sebagai mobil perusahaan, yang ada waktunya menempuh jarak yang melebihi jangkauan listrik penuh yang relatif terbatas.

 


Jangkauan Ideal

"Jika kita ingin melihat konsumsi bahan bakar dan emisi CO2 yang lebih rendah dalam kehidupan nyata, tenaga kuda mesin perlu dikurangi dan jangkauan listrik ditingkatkan," kata penulis utama studi tersebut, Patrick Plotz.

Menurut perkiraannya, agar model PHEV secara efisien menggantikan model ICE konvensional (setidaknya di Jerman), jangkauan serba listriknya harus antara 80 km dan 90 km (50-56 mil), bukan hanya 30 km hingga 60 km (18-37 mil).


Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker
Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya