Pencinta Traveling Wajib Tahu, Ini Hitung-hitungan Muatan Maksimal di Mobil Anda

Bagi Anda yang senang bepergian jarak jauh menggunakan mobil, tentu harus bisa menata barang di dalam mobil agar muat dan tidak mengurangi kenyamanan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2021, 10:00 WIB
Bagasi Mobil
Bagasi Mobil.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi Anda yang senang bepergian jarak jauh menggunakan mobil, tentu harus bisa menata barang di dalam mobil agar muat dan tidak mengurangi kenyamanan.

Namun, mobil penumpang pribadi memilik daya angkut maksimal. Batas pastinya, tertera di buku panduan. Tiap mobil memiliki kapasitas angkut beragam. Dan ada cara mudah menghitung berapa besarannya.

Menurut Suparman, Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso Jakarta Utara. Memasukan bawaan tanpa menimbang bobot ialah persepsi fatal. "Jadi itu adalah kebiasaan yang salah. Orang kerap memasukkan barang tanpa memperhatikan faktor kenyamanan selama perjalanan. Lebih parah lagi, muatan itu bikin bobot mobil over (kelebihan muatan). Justru bisa mengundang risiko saat perjalanan," terang dia. 

Ia mengambil contoh jenis medium MPV Toyota, Kijang Innova. Unit memiliki berat maksimum 2.130 kg dan berat kosong 1.525 kg. Dari kedua jumlah ini tinggal dikurangi saja. Jadi selisih berat 605 kg. Sekadar gambaran lain. Jika mobil itu diisi tujuh penumpang dengan berat saban orang rata-rata 65 kg. Maka kendaraan sudah menampung beban 455 kg. Artinya lagi, barang bawaan yang masih bisa diangkut yakni 605 - 455 = 150 kg. Urungkan niat jika lebih dari batasan itu. Untuk informasi besaran gross vehicle weight dan curb weight dapat dilihat di buku manual mobil. Beberapa contoh kendaraan lain:

Toyota Rush: 450 kilogram

Toyota Fortuner: 555 kilogram

Toyota Fortuner 2.5 diesel: 570 kilogram

Toyota Avanza: 540 kilogram

Daihatsu Terios: 450 kilogram

Daihatsu Xenia 1.0: 545 kilogram

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dilarang Sembarangan

Perlu dicatat, kendaraan penumpang bukanlah gudang yang gampang dimasukkan sembarangan barang. Mobil didesain agar memberi kenyamanan pada penghuni kabin. Setidaknya ada ruang gerak di dalam. Sehingga bisa mengurangi risiko kecelakaan akibat muatan berlebih. "Bayangkan beban mobil bakal seperti apa. Apalagi ditambah mengangkut penumpang dan berjalan ratusan kilometer. Pemilik mobil wajib tahu. Sebelum membawa barang bawaan harus memperhatikan payload dari kendaraan. Cara mengukurnya bisa melihat dari berat kosong dan maskimum mobil yang sudah tertera di buku manual tiap mobil," ucap Suparman.

Lalu mobil yang dilengkapi roof rail seperti jajaran SUV Toyota. Bisa memanfaatkan bagian atap untuk menaruh barang bawaan. Tetapi, tetap ada aturan mainnya. Umumnya beban yang dianjurkan pada atap mobil tidak lebih dari 70-73 kg. Jika Anda tetap memaksakan, maka bisa membuat atap mengalami deformasi. Pengendalian mobil pun tak selincah kondisi normal.

 

Payload

Hal ini acapkali dilakukan ketika masyarakat mudik atau berpergian jauh seperti libur sekolah. Tak sedikit saat pulang di kampung halaman, ingin membawa hasil bumi atau oleh-oleh tanpa mengindahkan payload. "Inilah yang mesti dicermati. Biasanya yang bawa barang banyak itu saat balik. Mereka bawa oleh-oleh, belum lagi tambahan barang bawaan yang dibawa saat berangkat,” tegasnya.

"Sebaiknya kondisi ini wajib diperhatikan. Lagi pula membawa barang melebihi kapasitas tentu membuat penumpang sangat tidak nyaman. Belum lagi bahaya yang harus diambil bila membawa barang di atap kendaraan terlalu banyak. Bahaya itu bukan hanya pada mobil yang Anda kendarai saja. Tapi ada pengguna mobil lain juga," dia mengimbau.

Dan masalahnya, tak sedikit pemakai mobil yang acuh tak acuh soal batas maksimal muatan. Kapasitas yang melebihi daya angkut bisa membahayakan penumpang. Tatkala meluncur di atas jalan, stabilitas dipastikan terganggu. Akibatnya kendaraan mudah oleng serta sukar dikendalikan. Apalagi saat melewati permukaan jalan yang licin.

Sumber: Oto.com

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya