Krisis Chip Semikonduktor Diprediksi Bakal Berlangsung Hingga 2023

Ola Kaellenius, CEO Mercedes-Benz mengatakan, kekurangan chip semikonduktor yang memengaruhi industri secara global akan berlangsung sepanjang 2022 hingga 2023.

oleh Arief Aszhari diperbarui 01 Jul 2022, 10:03 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2022, 10:03 WIB
Daimler Bakal Ganti Nama Jadi Mercedes-Benz Group AG (Paultan)
Daimler Bakal Ganti Nama Jadi Mercedes-Benz Group AG (Paultan)

Liputan6.com, Jakarta - Ola Kaellenius, CEO Mercedes-Benz mengatakan, kekurangan chip semikonduktor yang memengaruhi industri secara global akan berlangsung sepanjang 2022 hingga 2023.

"Situasi semikonduktor (krisis) akan menjadi tantangan bagi industri sepanjang tahun ini dan tahun depan," ujarnya, disitat Reuters, ditulis Kamis (30/6/2022).

Lanjutnya, ia mengatakan bahwa meskipun volatilitas pasar, pembuat mobil masih memiliki backlog pesanan yang kuat. "Kami belum melihat tanda-tanda bahwa permintaan akan bergerak ke selatan," tambah Kaellenius.

Selanjutnya, ketika industri otomotif melakukan transisi ke kendaraan listrik (EV), Mercedes-Benz akan memainkan peran yang lebih aktif di seluruh rantai pasokannya sampai ke tempat penambangan bahan baku.

"Kami tidak berhenti di pabrik sel baterai. Kami harus melalui seluruh rantai nilai di sini karena ada begitu banyak yang bergerak," kata Kaellenius.

Sementara itu, ia juga menambahkan bahwa akan membutuhkan satu dekade untuk melakukan transisi pabrik mesin pembuat mobil konvensional menjadi hanya listrik sepenuhnya. Namun, proses transisi ini diyakini dapat dikelola secara teratur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jerman Buka Peluang Bangun Pabrik Semikonduktor di Indonesia

Kelangkaan chip semikonduktor masih menjadi masalah bagi industri di Tanah Air, termasuk otomotif. Bahkan, untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia melihat sebuah peluang investasi yang strategis, dan harus mendapatkan kesempatan tersebut.

Kementerian Perindustrian mengemukakan, Indonesia merupakan pasar yang besar bagi produk elektronika dan dapat memacu tumbuhnya industri chip semikonduktor.

Langkah ini, diyakini akan memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing.

"Selain itu, adanya perkembangan perangkat telekomunikasi dan otomotif khususnya kendaraan listrik (electrical vehicle/EV), serta digitalisasi di banyak sektor, juga semakin membuka kesempatan bagi industri semikonduktor," papar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam siaran pers, ditulis Jumat (24/6/2022).

Agus optimistis, pengembangan industri semikonduktor di Tanah Air dapat diakselerasi, misalnya dengan bergabung ke dalam ekosistem industri semikonduktor dunia dan memasuki rantai pasok chip global.

Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya