Siswi SMP Salah Injak Pedal Gas Tabrak Minimarket, Ini Bahaya Anak Kecil Mengemudikan Mobil

Diduga salah injak pedal gas, mobil yang dikemudikan siswi SMP ini menabrak minimarket yang sedang ramai pengunjung. Akibatnya, banyak korban mengalami luka-luka.

oleh Arief AszhariAmal Abdurachman diperbarui 23 Jun 2023, 18:20 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2023, 18:00 WIB
Siswi SMP Salah Injal Pedal Gas Tabrak Minimarket, Ini Bahaya Anak di bawah Umur Mengemudikan Mobil (ist)
Siswi SMP Salah Injal Pedal Gas Tabrak Minimarket, Ini Bahaya Anak di bawah Umur Mengemudikan Mobil (ist)

Liputan6.com, Jakarta- Diduga salah injak pedal gas, mobil yang dikemudikan siswi SMP ini menabrak minimarket yang sedang ramai pengunjung. Akibatnya, banyak korban mengalami luka-luka.

Dalam video yang beredar, di dalam minimarket tersebut, memang banyak pengunjung yang tengah duduk, berbelanja dan juga antre membayar belanjaan.

Perlu diingat, mengizinkan buah hati mengendarai kendaraan, terutama mobil sangatlah berbahaya. Buktinya sudah cukup jelas, sudah banyak kejadian yang memperlihatkan ada anak usia SD atau SMP mengalami kecelakaan lalu lintas.

Kelalaian seperti ini harus lebih diantisipasi oleh orangtua. Seperti dilansir The Asian Parent, berikut rangkuman bahayanya mengizinkan anak di bawah umur mengemudi sendiri tanpa pengawasan orang dewasa:

1. Bisa Kena Tilang

Satu risiko yang pasti terjadi saat anak di bawah umur mengendarai kendaraan adalah bisa kena tilang. Merujuk pada Pasal 81 ayat 2, 3, 4, dan 5 UU No. 22 Tahun 2009, untuk memiliki SIM A dan SIM C seseorang harus berusia minimal 17 tahun.

Sehingga tentunya anak SD/SMP tidak bisa membuat SIM bila belum mencapai usia tersebut. Sedangkan saat berkendara, seseorang wajib memiliki dan membawa SIM.

Maka dapat kemungkinan besar anak di bawah umur akan kena tilang saat berkendara.

2. Berisiko Mengalami Kecelakaan

Kecelakaan merupakan risiko yang cukup besar bila anak dibiarkan mengemudi. Berdasarkan data CDC di tahun 2019 ada 2.400 anak usia 13-19 tahun di Amerika Serikat yang meninggal dan 258.000 yang dirawat di ruang gawat darurat akibat kecelakaan saat menyetir.

Artinya terdapat 7 anak setiap harinya yang meregang nyawa di jalanan. Tentunya tidak ada orang tua yang menginginkan kejadian serupa terjadi bukan?

Pada dasarnya, di usia yang masih belia, kemampuan anak untuk berpikir saat mengemudi belum teruji. Ditambah lagi kondisi mental yang masih belum stabil, juga harus dipertimbangkan.

3. Belum Paham Aturan Mengemudi

Umumnya, anak di bawah umur juga belum paham aturan standar keamanan. Anak-anak cenderung melanggar aturan keselamatan. Masih dari data CDC, anak remaja yang menggunakan seat belt hanya berkisar di angka 87%. Padahal menggunakan seat belt adalah suatu keharusan untuk melindungi diri saat di perjalanan.

Anak-anak juga sering kali melakukan hal lain saat sedang mengemudi, misalnya bermain ponsel atau bercanda dengan penumpang di sebelahnya. Hal tersebut tentu saja dapat membahayakan keselamatan mereka.

Infografis Journal
Infografis Adu Nasib Pekerja Kota Penyangga Jakarta (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya