Startup Mobil Listrik Fisker Bangkrut, 6 Ribu Unit SUV Ocean Masih Tertahan Recall

Fisker mengajukan perlindungan kebangkrutan, sementara 6.864 unit SUV Fisker Ocean 2023 yang bermasalah masih dalam proses recall. Nasibnya masih simpang siur.

oleh Khizbulloh Huda diperbarui 20 Jun 2024, 14:14 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2024, 14:14 WIB
Fisker Ocean
SUV Fisker Ocean. (Fisker)

Liputan6.com, Delaware - Startup pembuat mobil listrik asal Amerika, Fisker mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Senin 17 Juni 2024. Pengumuman tersebut muncul dua minggu setelah jenama tersebut melakukan penarikan kembali alias recall terhadap 6.864 unit SUV Fisker Ocean model tahun 2023.

Dikutip dari Reuters, jenama rintisan mantan konsultan desain Tesla, Henrik Fisker tersebut menyatakan pailit setelah berusaha menyelamatkan operasinya untuk meningkatkan produksi model Ocean.

Fisker Ocean adalah satu-satunya model yang masih dijual oleh startup tersebut, dan penjualannya kini mencakup model tahun 2023 dan 2024. Padahal sebelumnya, modelnya mencakup Fisker PEAR, Alaska, dan Ronin.

Kini dengan diajukannya permohonan kebangkrutan Bab 11 di Delaware, Fisker Group Inc mengungkap utangnya ada di jumlah USD 100-500 juta (Rp 1,6-8,2 triliun), sementara asetnya diperkirakan masih berjumlah USD 500 juta-1 miliar (Rp 8,2 triliun-1,6 kuadriliun). Artinya, utang perusahaan bisa mencapai setengah dari modelnya.

Pengajuan perlindungan kebangkrutan Bab 11 mengacu pada Undang-Undang Kepailitan AS (Bankruptcy Code Chapter 11) yang memberikan perlindungan kepada perusahaan yang tidak mampu membayar utangnya.

Dengan mengajukan perlindungan tersebut, produsen mobil listrik tersebut memanfaatkan sarana hukum untuk merancang kembali struktur keuangannya melalui negosiasi dengan kreditur untuk mengurangi utang, penjualan aset yang kurang strategis, atau perubahan dalam manajemen dan strategi bisnis guna meningkatkan kembali kinerja keuangannya.

Seluruh proses ini dilakukan di bawah pengawasan ketat pengadilan untuk memastikan perusahaan tetap beroperasi sambil mengelola beban utang berlebih.

"Seperti perusahaan lain di industri kendaraan listrik, kami telah menghadapi berbagai tantangan pasar dan makroekonomi yang memengaruhi kemampuan kami untuk beroperasi secara efisien," tulis perusahaan itu dalam keterangan resmi perusahaan.

"Setelah mengevaluasi semua opsi untuk bisnis kami, kami memutuskan bahwa melanjutkan penjualan aset kami berdasarkan Bab 11 adalah jalan yang paling layak bagi perusahaan," lanjutnya.

Meski dengan pengajuan perlindungan Bab 11, masalah Fisker belum juga usai. Pasalnya, masalah recall pada model Ocean 2023 yang dilakukan dua minggu sebelumnya belum dituntaskan.

 

Masalah Recall Fisker Ocean Belum Selesai

Dengan pernyataan pailit Fisker, startup tersebut akan secara bertahap mengurangi operasinya. Jeda produksi yang diumumkan sebelumnya juga akan tetap berlaku untuk jangka waktu yang belum diketahui. Ini membuat nasib SUV Ocean belum begitu jelas.

Sebelum menyatakan pailit, pada Rabu (5/6/2024), Fisker telah menarik 6.864 unit Ocean 2023 karena masalah perangkat lunak di Motor Control Unit (MCU) dan Vehicle Control Unit (VCU), yang dapat menyebabkan Ocean memasuki mode fail-safe secara tidak terduga, yang mengakibatkan hilangnya daya penggerak.

Produsen disebut masih bertanggungjawab akan hal ini untuk memperbaiki masalah dengan melakukan pembaruan over-the-air untuk MCU dan VCU.

Mobil tersebut juga sedang menjalani penyelidikan peraturan untuk masalah pengereman, masalah perpindahan ke mode parkir dan mode lainnya, serta kegagalan pintu untuk dibuka pada waktu tertentu.

Fisker Dua Kali Bangkrut

Fisker sebelumnya adalah kesempatan kedua Henrik Fisker untuk menebus kebangkrutan Fisker Automotive pada 2013 sebagai korban krisis moneter 2008. Bangkit pada 2020, kini di tahun 2024 jenama tersebut harus membereskan masalah keuangan untuk kedua kalinya.

Kebangkrutan Fisker kali ini juga menyusul kegagalannya merayu investor besar dari produsen otomotif mapan. Menurut laporan Reuters, produsen otomotif yang dirujuk adalah Nissan. Nissan telah menolak proposal pendanaan Fisker senilai USD 350 juta (Rp 5,7 triliun), dan memaksa Fisker menanggungnya sendiri.

Pasar kendaraan listrik yang kompetitif dan terbilang sulit digarap telah menyebabkan beberapa perusahaan, tak hanya Fisker, jatuh bangkrut. Sebut saja Proterra, Lordstown, dan Electric Last Mile Solutions yang telah mengajukan hal yang sama terhitung sejak dua tahun lalu.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya