Musim Hujan Berisiko Mobil Tergelincir, Kenali Penyebab dan Pencegahannya 

Datangnya musim hujan patut diwaspadai bagi semua pengendara di jalan raya. Pasalnya ada kemungkinan kendaraan dapat mengalami hydroplaning atau aquaplaning. Lalu apa saja faktor yang menyebabkan hal itu terjadi dan bagaimana cara mengatasinya

oleh Rendy Yansah diperbarui 19 Nov 2024, 08:16 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2024, 08:16 WIB
Kondisi di jalan Tol
Kondisi lalu lintas di jalan tol saat keadaan tengah di guyur hujan. (Paultan / Rendy Yansah)

Liputan6.com, Jakarta - Datangnya musim hujan di Indonesia, patut diwaspadai bagi semua pengendara di jalan raya. Pasalnya ada kemungkinan kendaraan dapat mengalami kehilangan kendali, yang biasa dikenal hydroplaning atau aquaplaning. 

Untuk diketahui hydroplaning atau aquaplaning adalah kondisi di mana ban kendaraan kehilangan cengkeraman pada permukaan jalan karena terhalang lapisan air.

Hal ini terjadi ketika air di jalan terlalu banyak dan ban tidak dapat mengalirkan traksi dengan cukup baik, sehingga ban terangkat dan kendaraan bisa meluncur tanpa kendali.

Tidak hanya disebabkan oleh genangan air, hydroplaning juga dapat terjadi karena bobot kendaraan atau kondisi kendaraan yang kurang prima.

Seperti insiden kecelakaan beruntun yang baru-baru ini terjadi di KM 92+000 Tol Cipularang arah Jakarta, yang melibatkan 17 kendaraan. Kecelakaan itu terjadi pada Minggu (26/6). 

Diketahui penyebab kecelakaan tersebut terjadi dikarenakan banyak faktor, termasuk diantaranya kelebihan muatan dan kondisi jalan. 

Dengan kondisi permukaan jalan yang licin akibat hujan dan bobot muatan yang dibawa berlebihan membuat kendaraan itu mengalami hydroplaning sehingga terjadi kehilangan kendali. Naasnya kejadian itu berujung pada tabrakan beruntun.  

 

 

Kenali Faktor Penyebab Hydroplaning

Namun apakah pengendara bisa mencegah hydroplaning dan atau paling tidak dapat mengendalikannya ? 

Pengemudi harus mengetahui bahwa hydroplaning bisa terjadi saat air menumpuk di bawah ban, membuat ban terangkat dan kehilangan cengkeraman dengan permukaan jalan. 

Ketika berada di kondisi tersebut, pengemudi biasanya merasa setir menjadi ringan dan goyang sedikit, sebelum kendali hilang dan mobil mulai bergerak ke samping karena ban kehilangan traksi.

Sebelum mengetahui cara mencegah atau mengendalikannya, penting untuk diketahui bagi pengemudi beberapa faktor yang dapat menyebabkan aquaplaning. 

Bagian penting yang perlu diperhatikan adalah kecepatan di jalan. Saat jalan dalam kondisi buruk, sebaiknya pengendara mengurangi kecepatan, dan lebih berhati-hati, terutama dalam menjaga jarak dengan kendaraan di depan agar aman saat pengereman.

Meskipun saat ini sudah banyak kendaraan yang dilengkapi teknologi canggih seperti ABS (anti-lock braking system) , kontrol traksi, kontrol stabilitas elektronik, pengereman darurat, dan bantuan rem, memang membantu mengurangi atau bahkan mencegah kecelakaan. Tetapi pengemudi tetap harus awas dalam mengendalikan mobil dengan baik sepanjang waktu.

Faktor utama lain yang mempengaruhi Hydroplaning adalah ban kendaraan. Tekanan angin ban harus dijaga dengan tepat. Tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa membuat kendaraan lebih rentan mengalami hydroplaning.

Tak cuma itu, kedalaman alur ban juga perlu diperiksa. Jika sudah mendekati atau mencapai batas keausan, ban harus diganti, baik satu pasang atau satu set lengkap.

Jika ban aus tidak merata, itu bisa menjadi tanda masalah pada kesejajaran kemudi atau suspensi yang perlu segera diperbaiki.

Faktor lainnya yang tidak kalah penting adalah berat kendaraan. Kendaraan yang terlalu ringan atau kelebihan muatan akan lebih mudah tergelincir. Pastikan berat kendaraan terdistribusi dengan seimbang di bagian depan dan belakang.

Cara Mencegah dan Mengatasi Aquaplaning

Jadi, apa yang harus dilakukan saat mobil mulai tergelincir? dalam beberapa kasus diketahui pengemudi langsung menginjak rem dengan keras untuk memperlambat mobil. Namun hal itu justru jadi malapetaka, yang membuat mobil semakin tergelincir. 

Ini terjadi karena ABS bekerja untuk menghentikan selip, dan EBD mendistribusikan gaya pengereman agar mobil kembali stabil.

Saat kendaraan mulai tergelincir, jangan menginjak rem terlalu keras. Biarkan mobil tetap stabil dan beri waktu pada ban untuk mendapatkan cengkeraman lagi. Kemudian, arahkan kemudi ke dalam atau keluar dari selip, sesuai situasi. 

Hindari gerakan kemudi atau pengereman mendadak, karena bisa mengganggu keseimbangan kendaraan dan membuat situasi semakin sulit dikendalikan.

Memang, sulit menahan dorongan untuk menginjak rem saat merasa kehilangan kendali, tapi pengemudi harus memahami dan melatih untuk melakukan cara yang tepat. 

Pastikan pengemudi selalu memegang kemudi dengan kedua tangan dan menyesuaikan jok ke posisi yang benar, agar bisa tetap mengendalikan hal-hal penting seperti kemudi, pedal gas, dan rem saat traksi hilang.

Selain itu, pemilihan ban juga sangat penting. Karena ban adalah satu-satunya bagian yang menyentuh langsung ke jalan. 

Setiap jenis ban tidak dibuat sama, dan biasanya ada beberapa merek ban yang lebih baik dalam menghadapi cuaca basah dibandingkan merek lain.

Ukuran ban juga mempengaruhi, dengan ban yang lebih tinggi dan lebar cenderung lebih jarang mengalami hydroplaning dibandingkan ban yang lebih sempit. 

Permukaan jalan menjadi masalah, terutama saat cuaca basah. Aspal cenderung memberikan cengkeraman yang lebih baik dibandingkan beton karena permukaannya lebih berpori. Sebaiknya hindari genangan air saat berkendara.

Yang paling penting, perhatikan kecepatan dan tetap berhati-hati. Rencanakan perjalanan dengan baik, pastikan kendaraan dalam kondisi aman, dan periksa cuaca sebelum berangkat. Keselamatan di jalan adalah tanggung jawab Anda.

 

 

 

Infografis Mobil Maung Pindad

Infografis Mobil Maung Pindad Bakal Jadi Tunggangan Menteri hingga Pejabat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Mobil Maung Pindad Bakal Jadi Tunggangan Menteri hingga Pejabat. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya