Berbahaya, Ini Dampak Buruk Sering Potong Rantai Sepeda Motor

Bagi pemilik sepeda motor, sering kali memotong rantai sebagai salah satu praktis untuk mengembalikan ketegangan rantai

oleh Arief Aszhari diperbarui 04 Jan 2025, 15:14 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2025, 15:14 WIB
CVT Skutik
CVT motor skutik (Foto: Driveaccord).

Liputan6.com, Jakarta - Bagi pemilik sepeda motor manual, sering kali memotong rantai jadi salah satu cara praktis untuk mengembalikan ketegangan rantai. Biasanya, hal ini dilakukan ketika piranti tersebut sudah semakin kendur, dan setelan rantainya sudah habis, alias mentok.

Namun, cara ini sesungguhnya sangat tidak dianjurkan. Seperti disitat dari laman resmi Wahana Honda, rantai yang telah dipotong biasanya tidak akan bertahan lama, khususnya rantai motor sport.

Sedangkan untuk motor bebek mungkin masih bisa. Tapi kalau sudah bicara motor sport, dengan bodi dan mesin besar, tidak dianjurkan memotong rantai.

Biasanya, jika rantai sudah melar dan kendur, serta sulit disetel ulang, cara gampangnya adalah dengan memotong dua mata rantai.

Cara ini sebenarnya berpotensi merusak gir set yang biasanya sudah satu set dengan rantai. Gir set akan mudah aus dan meruncing bila dipaksakan dengan ukuran panjang rantai yang berbeda.

Untuk kondisi darurat, trik potong rantai sah-sah saja, dilakukan sampai pengguna motor punya waktu dan biaya untuk melakukan penggantian rantai, termasuk gir set. Tapi untuk jangka panjang, lebih baik jangan dilakukan, karena ini bisa membahayakan keselamatan.

Rantai yang sudah mencapai batas penggunaan bisa putus di tengah jalan. Yang ditakutkan rantai bisa melilit gir, dan membuat roda terkunci. Sebaiknya, jika tidak menguasai soal mengganti rantai, jadwalkan perawatan penting ini di bengkel resmi.

Busi Motor Mulai Aus, Kenali Ciri-cirinya  

Busi merupakan salah satu komponen kecil pada motor, yang memiliki peran penting sebagai pemantik api di ruang bakar. Melalui cara kerjanya, membuat busi memiliki posisi vital dalam memberikan sumber tenaga bagi kendaraan khususnya kendaraan roda dua.

Meski begitu, banyak pengendara yang sering mengabaikan kondisi busi, hingga menimbulkan gangguan pada motor.

Jika demikian terjadi, biasanya disebabkan oleh intensitas penggunaan. Busi akan mengalami keausan yang dapat memengaruhi pada performa kendaraan. 

Jika tidak segera diganti, masalah kecil pada busi akan berdampak besar bagi sepeda motor, seperti penurunan efisiensi bahan bakar hingga kerusakan pada mesin.

Penting bagi setiap pengendara untuk memahami kapan busi motor harus diganti. Dengan menjaga kondisi busi, tidak hanya performa kendaraan yang terjaga, tetapi juga kenyamanan dan keselamatan selama berkendara.

 Ciri-Ciri Busi Motor yang harus Diganti:

Lantas, apa saja tanda-tanda busi motor yang sudah tidak layak digunakan? Berikut adalah ciri-cirinya seperti dikutip dari laman Wahana Honda: 

1. Mesin Motor Susah Menyala

Jika motor mengalami kesulitan saat dinyalakan, terutama saat pertama kali dihidupkan, kemungkinan besar busi sudah aus.

Busi yang tidak berfungsi dengan baik, tidak bisa memicu api di ruang bakar secara efisien, sehingga mesin sulit untuk menyala.

2. Busi Berubah Warna

Busi yang berubah warna, seperti menjadi hitam pekat, basah, atau bahkan berkarat, menunjukkan adanya pembakaran yang tidak sempurna. 

Warna ini menunjukkan kondisi mesin yang tidak optimal, dan busi perlu segera diganti untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

3. Mesin Berisik dan Bergetar

Jika motor terasa berisik atau getarannya meningkat, hal ini bisa disebabkan oleh busi yang sudah aus.

Busi yang tidak berfungsi dengan baik tidak dapat membakar campuran bahan bakar dan udara secara efisien, yang menyebabkan mesin bergetar atau mengeluarkan suara aneh.

4. Muncul Surging

Surging adalah lonjakan kecepatan mendadak tanpa perubahan pada gas yang diberikan. Ini terjadi karena busi yang tidak berfungsi dengan baik, yang menyebabkan pembakaran tidak stabil dan memengaruhi aliran tenaga dari mesin ke roda.

5. Akselerasi Motor Melemah

Jika akselerasi motor terasa lambat atau kurang responsif saat di gas, bisa jadi karena busi tidak dapat memberikan percikan api yang cukup kuat untuk membakar campuran bahan bakar dengan efisien. 

Hal ini mengurangi tenaga mesin dan membuat akselerasi terasa lemah.

6. BBM Jadi Lebih Boros

Busi yang tidak bekerja dengan baik dapat menyebabkan pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, sehingga motor mengonsumsi lebih banyak bahan bakar dari yang seharusnya. Ini dapat mengarah pada pemborosan bahan bakar dan penurunan efisiensi kendaraan.

7. Busi Gosong

Busi yang terbakar atau gosong adalah tanda jelas bahwa busi tersebut sudah terlalu lama digunakan dan tidak dapat berfungsi dengan baik lagi. 

Busi yang gosong tidak mampu menghasilkan percikan api yang cukup kuat untuk pembakaran, sehingga perlu diganti untuk menjaga performa mesin.

Infografis Ragam Festival Kuliner Nusantara
Infografis Ragam Festival Kuliner Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya