Menyulap Kulit Kerang Menjadi Perhiasan Cantik

Berkat usaha kulit kerang, Efdalius Ruswandi menjadi Juara II Penghargaan Adibakti Mina Bahari 2015 kategori UPPN Skala Mikro Terbaik.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Des 2015, 12:31 WIB
Diterbitkan 14 Des 2015, 12:31 WIB
Menyulap Kulit Kerang Menjadi Perhiasan Cantik
Berkat usaha kulit kerang, Efdalius Ruswandi menjadi Juara II Penghargaan Adibakti Mina Bahari 2015 kategori UPPN Skala Mikro Terbaik.

Liputan6.com, Jakarta Tak pernah terpikirkan bagi mantan Dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Efdalius Ruswandi menjadi pengusaha kulit kerang. Dia berhasil menyulap limbah kulit berang yang tak digunakan tersebut menjadi perhiasan, asesoris dan souvenir yang kini telah diekspor ke beberapa negara seperti Dubai, Malaysia, Singapura, dan Belanda.

Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 58 tahun silam ini mulanya hanya seorang pekerja di perusahaan yang bergerak di bidang mutiara usai lepas dari pekerjaan sebagai dosen. Bosan menjadi pekerja, akhirnya dia memutuskan untuk mendirikan usaha kerajinan kulit kerang pada tahun 2000 dengan modal sebesar Rp20 juta dengan pekerja tetap sebanyak dua orang.

“Investasi awal permodalan Rp 20 juta termasuk saya waktu itu masih mengontrak untuk tempat usaha di Jakarta. Selain itu, saya mulai dengan peralatan yang sederhana dengan satu gerinda dan satu bor. Kalau sekarang peralatan yang dibutuhkan itu semakin banyak,” ujar Efdalius.

Sayangnya, kendala bahan baku menjadikan usahanya tersendat dengan pendapatan yang jauh lebih rendah daripada ongkos produksi. Namun begitu Efdalius tak lantas menutup usahanya, melainkan memindahkannya dekat dengan sumber bahan baku yakni ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Di Lombok, usahanya justru cemerlang. Dalam satu bulan, ia berhasil meraup pendapatan sebanyak Rp 10 juta. Bahkan kini, pendapatan Lamops Craft Works miik Efdalius menanjak hingga rerata Rp 20 juta-Rp 25 juta dalam satu bulan.

“Sekarang pegawai yang kita bayar per bulan ada enam orang. Sedikit memang, ini karena saya bergerak di industri kreatif yang tak membutuhkan banyak pegawai,” imbuh Efdalius.

Berbicara tentang ekspor, Efdalius bercerita bahwa kreativitas produk kerajinan kulit kerang Indonesia merajai dunia. Maka itu, Efdalius sebenarnya tak khawatir dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016. Pasalnya, kerajinan kulit kerang Indonesia diyakini bakal paling laku dibanding produk serupa negara ASEAN lainnya.

“Produk kita bergerak dari kulit kerang yang dibuang dan kita kreasikan, makanya tak bakal sama dengan produk lain. Kerajinan kulit kerang, kita tingkatkan kreativitas dan harus lebih baik karena pesaing terus tumbuh dengan kreativitas yang juga lebih bagus,” tutup Efdalius.

(Adv)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya