Sandiaga Akan Moratorium Mobil Mewah Agar Naik Kendaraan Umum

Menurut Sandiaga, rencana ini membuat dirinya mendapat banyak pertanyaan oleh para orang kaya di Jakarta.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 07 Des 2016, 10:11 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 10:11 WIB
20161206-Cawagub-Sandiaga-Uno-Sosialisasi-Dengan-Warga-Jelambar-Jakarta-YP
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahudin Uno saat menjelaskan visi dan misinya bila terpilih nanti, Jakarta, Selasa (6/12). Sandiaga Uno temui warga Jelambar untuk sosialisasi visi misinya bila terpilih nanti. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno berencana membuat moratorium pembelian mobil mewah di Jakarta. Menurut Sandiaga, rencana ini membuat dirinya mendapat banyak pertanyaan oleh para orang kaya di Jakarta.

"Maksud lu apa sih moratorium itu? Nah maksud gua itu, lu kan bisa beli mobil mewah tuh. Gua juga bisa beli mobil mewah. Maksud gua, gua mau tunjukin kalau elu-elu pada bisa beli mobil mewah tapi masih bisa pakai kendaraan umum'," kata Sandiaga menirukan pertanyaan para pengusaha di Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Selasa 6 Desember 2016.

Menurut Sandiaga, moratorium mobil mewah Rp 3 miliar adalah sebuah gerakan simbolisme mengatasi kemacetan. Sebab, saat ini jalan di Jakarta tidak bertambah sementara mobil terus bertambah. "Pasti akan terus macet," jelas Sandiaga.

Menurut Sandiaga, gerakan moratorium mobil mewah jika dilakukan oleh banyak orang khususnya anak-anak muda yang sukses, pengusaha muda, dan artis-artis yang terbiasa beli dan pakai mobil mewah, diyakini bisa menimbulkan efek "wow" yang besar. Sebab mereka berpindah naik transportasi umum.

"Kan keren banget kalau pengusaha-pengusaha top dalam 3 hari, misalnya dalam sebulan berpindah ke kendaraan umum. Dengan sebuah gerakan yang ' it's cool, it's sexy' buat naik kendaraan umum," kata dia.

Sandiaga kemudian bercerita bahwa pada saat dirinya membuat gerakan berlari justru ditertawakan oleh rekan-rekannya.

"Saya dulu waktu buat gerakan berlari diketawain, siapa yang mau lari di Jakarta panas-panas, tapi pas CFD dipakai buat politik ya mereka marah karena enggak bisa berlari," ungkap pendiri komunitas Berlari Untuk Berbagi ini.

Sandiaga menargetkan gerakan moratorium mobil mewah ini dapat dilakukan dalam waktu enam bulan.

"Kira-kira butuh wakti 6 bulan. Tapi itu butuh "efek wow" yang besar. Strateginya nanti bisa berupa campaign di social media. Jadi kuncinya adalah kepemimpinan yang jadi teladan, dan dijadikan contoh," tegas Sandiaga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya