Debat Cagub-Cawagub DKI Berpotensi Dongkrak Partisipasi Pilkada

Debat cagub-cawagub DKI berpotensi meningkatkan partisipasi calon pemilih dalam Pilkada yang akan berlangsung pada bulan Februari 2017.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Jan 2017, 19:34 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2017, 19:34 WIB
20170114-Selfie-Usai-Debat-FF1
Ketiga pasang Cagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana, Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berselfie bersama usai debat perdana Cagub DKI-Jakarta, Jumat (13/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Koordinator nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz berpendapat, debat cagub-cawagub DKI Jakarta yang berlangsung kemarin berpotensi meningkatkan partisipasi calon pemilih dalam Pilkada yang akan berlangsung pada Februari 2017.

"Tingginya antusiasme masyarakat Jakarta terhadap debat ini juga meningkatkan partisipasi dan berpotensi mengurangi Golput," tutur Hafidz saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu (14/1/2017).

Bagi warga DKI yang memiliki hak pilih, menurutnya, proses debat semakin memantapkan pilihan mereka dengan mencatat janji-janji politik yang akan ditagih pada saat pasangan calon terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta mendatang.

Sementara bagi masyarakat pemilih Jakarta yang belum menentukan pilihan, setidaknya ini menjadi informasi tambahan untuk semakin tertarik lantas tergerak menggunakan hak pilihnya di TPS nanti.

Sehubungan dengan agenda debat, Hafidz menjelaskan beragam aktivitas masyarakat dilakukan untuk memastikan agar tidak melewatkan momentum tersebut dengan cara mulai dari nonton bareng di posko pemenangan, kantor partai politik, warung-warung, tempat publik.

"Hingga sangat aktif melakukan respon dan analisis dengan menggunakan media sosialnya masing-masing. Tingginya tingkat perbincangan di media sosial menunjukkan perhatian yang sangat tinggi bagi warga ibu kota," ujar dia seperti dikutip dari Antara.

Sedangkan bagi masyarakat nonpemilih Jakarta, setidaknya ini dapat memberikan pendidikan politik terkait perbedaan pandangan dalam menyelesaikan persoalan.

"Perbedaan pendapat menjadi pelajaran penting bagi kita bahwa dalam menyelesaikan persoalan tidak dengan cara yang tunggal. Penghormatan terhadap perbedaan pandangan dijadikan modal untuk membangun persatuan dan solidaritas bersama," ucap Hafidz.

Untuk debat perdana Pilkada Jakarta yang sudah berlangsung, dia pun menilai agenda tersebut berlangsung dengan dinamis. Masing-masing pasangan calon memperlihatkan kemampuan yang optimal dalam menyampaikan visi, misi dan program-programnya.

"Kritik dan respon antar pasangan calon juga berlangsung seru sehingga mempertajam uraian yang disampaikan," tutur Hafidz.

Dia menilai, perbedaan pendapat dan cara pandang dalam menyelesaikan persoalan Jakarta sangat terlihat dalam proses debat, sehingga masyarakat pemilih Jakarta dapat membandingkan secara langsung posisi antar pasangan calon tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya