Liputan6.com, Depok - Deddy tidak mengira bisa satu kereta bareng calon Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Ia pun tak melewatkan kesempatan itu untuk berbincang-bincang.
Kebetulan sekali, saat itu Kang Emil memang menghampirinya. Sebagai pejabat yang tengah cuti karena maju Pilkada Jabar, pria yang karib disapa Kang Emil tidak malu membuka obrolan.
Baca Juga
"Habis dari mana bang," tanya Emil.
Advertisement
Deddy menjawab pertanyaan tersebut. "Baru pulang kerja," jawab Deddy, Jumat 9 Maret 2018.
Obrolan semakin asyik saja. Pendek kata, Emil menayakan segala aktivitas Deddy hingga permasalahan percintaaan.
"Sudah berkeluarga," tanya Ridwan Kamil.
"Sudah," timpal Deddy.
Tanpa disangka, Deddy pun bercerita tentang pertemuan dengan kekasih yang kini sudah dipersuntingnya.
"Ketemu jodohnya di online," jawab Deddy.
Jawaban Deddy direspon Emil. Ia langsung berbicara ke hadapan awak media yang membututinya sejak tadi.
"Tuh dia (Deddy) generasi milenial yang jodohnya ketemu online. Jadi sekarang dunia online tidak hanya dipakai untuk berbelanja pakaian, belanja tiket. Tapi juga untuk bertemu jodoh. Rata-rata anak jaman sekarang ketemu jodohnya memang lewat online," papar dia di hadapan penumpang dan awak media.
Sontak, penjelasan Deddy mengudang tawa. Bahkan salah seorang awak media sempat mengiyakan penjelasan Emil.
"Saya juga dapat jodoh dari media sosial," timpal cameraman salah satu tv swasta.
Â
Solusi Commuterline
Emil menumpang kereta api bersama tim dari stasiun Pasar Minggu ke Stasiun Depok. Emil menyoroti banyaknya penumpang yang berdesakan di dalam kereta api tujuan Depok. Dia berjanji akan mencarikan solusi untuk mengurangi masalah tersebut.
"Nah untuk commuter ini saya kan harus tahu juga. Biasanya kalau ketemu saya wawancara. Kalau saya punya kuasa mungkin saya akan kurangi masalahnya," kata dia.
Emil merasa sesaknya penumpang kereta api lantaran sejumlah persoalan. Namun yang paling utama adalah jumlah kereta yang masih minim.
"Kenapa numplek-numplek begini. Logika sederhana mengatakan karena jumlah kereta. Kayak wadah lah airnya berlimpah tapi wadahnya itu kecil jadi berluber. Misalnya keretanya bisa ditambahi atau keretanya gerbongnya dibanyakin. Intinya masalah warga saya itu masalah saya juga," jelasnya.
Advertisement