Golkar: Cawapres Jokowi Harus Piawai dalam Hal Ekonomi

Ketua DPP Partai Golkar Eka Sastra menjelaskan, partainya tidak membebani Jokowi dengan figur cawapres untuk Pilpres 2019.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 21 Jul 2018, 02:17 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2018, 02:17 WIB
Pakai Sarung dan Peci, Jokowi Buka Muslim Fashion Festival 2018
Presiden Joko Widodo atau Jokowi didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melihat-lihat busana saat menghadiri pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest) Indonesia Tahun 2018 di JCC, Kamis (19/4). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Golkar Eka Sastra menjelaskan, partainya tidak membebani Jokowi dengan figur cawapres untuk Pilpres 2019. Golkar ini lebih memilih fokus menguatkan koalisi.

Eka menyatakan, komitmen kuat sejak awal digulirkan Golkar. Pantai berlambang beringin sudah sepakat mendukung Jokowi sebagai capres periode 2019-20124.

Penetapan dukungan pada Jokowi bahkan dilakukan melalui Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).

"Golkar akan menyodorkan nama apabila diminta Jokowi untuk mengajukan nama cawapres," ujar Eka dalam diskusi bertajuk ‘Mencari Pendamping Jokowi: Visi Ekonomi Cawapres 2019’, Jakarta, Jumat 20 Juli 2018.

Antisipasi juga sudah dilakukan Golkar. Mereka menunjuk pendamping Jokowi harus piawai dalam hal ekonomi. Tujuannya agar perekonomian Indonesia stabil di tengah kondisi ketidakpastian global.

"Bagi Golkar, kalau diminta pasti diberikan. Yang jelas, pendamping bagi Jokowi harus memperkuat industri agar fundamental ekonomi aman di tengah tekanan global," terang Eka.

Angota Komisi VI DPR RI ini juga menuturkan, Indonesia harus memperkuat ekonomi domestiknya di tengah tekanan ekonomi global. Saat ini, semua negara sudah menjalankan transformasi struktural dari sektor petanian lalu menuju industri. Dari industri lalu berganti menuju sektor jasa. Dan, Indonesia ini harus terus didorong untuk menjalankan kebijakan tersebut.

"Ekonomi domestik harus lebih diperkuat. Ini untuk menahan tekanan ekonomi global. Transformasi lintas sektoral harus didorong lebih cepat dan menyeluruh. Idealnya tenaga kerja di bidang pertanian masuk sebagai industri padat karya,” pungkasnya. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya