Liputan6.com, Jakarta - Situasi politik jelang penutupan pendaftaran capres dan cawapres makin memanas. Sejumlah kalimat "ajaib" keluar dari para politikus untuk menyerang dan menggertak lawan politiknya.
Kalimat-kalimat aneh bin ajaib itu pun jadi trending topik hingga mewarnai isu pencapresan. Pernyataan menggelitik untuk menyentil lawan politik bukan hal baru di percaturan politik Indonesia.
Hal ini jadi penyebab makin panasnya suhu politik di Indonesia. Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar semua pihak mendinginkan suasana menjelang Pilpres 2019 ini.
Advertisement
Berikut kalimat aneh para politikus yang bikin panas jelang pendaftaran Pilpres 2019:
1. Jenderal Kardus
Politikus Partai Demokrat Andi Arief menuding Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai 'jenderal kardus'.
Melalui akun Twitternya, Andi mengungkap adanya dugaan politik transaksional yang dilakukan Prabowo dalam memilih calon wakil presidennya.
"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangan ke kuningan. bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tidak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan, jenderal kardus," tulis Andi di akun twitternya.
"Jenderal kardus punya kualitas buruk, kemarin sore bertemu ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang Sandi Uno untuk mengentertain PAN dan PKS," lanjut dia.
Sejak Rabu, 8 Agustus malam, kicauan Andi Arief itu memicu tagar Jenderal Kardus menjadi trending topic di Twitter hingga Kamis (9/8/2018) pagi ini. Pantauan Liputan6.com, #jenderalkardus bertengger di posisi lima dengan 4.842 twit.
Advertisement
2. Chicken
Andi Arief mengunggah beberapa kicauan dalam akun Twitternya. Dalam kalimatnya, Andi mengutarakan kekecewaannya pada situasi politik antara Gerindra dan Demokrat.
"Sejak dulu saya ragu apakah gelegar suaranya sama dengan mentalnya. Dia bukan strong leader, dia chicken," tulis Andi Arif.
Kicauan ini kemudian disusul dengan kalimat jenderal kardus.
3. Anak Boncel
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono berpendapat peluang AHY mendampingi Prabowo kecil karena belum memiliki pengalaman di pemerintahan. Oleh karena itu, Demokrat terlalu memaksakan apabila menyandingkan AHY ke Prabowo.
"Dia belum pernah punya pengalaman dalam mengurus negeri ini. Belum punya jabatan dalam pemerintahan. Baru tentara biasa, jadi kepala kodim saja belum pernah," ucap Arief, Sabtu, 14 Juli 2018.
"Jangan main-main ini mimpin negara, masa sama anak begitu. Misalnya Prabowo terpilih, AHY jadi cawapres-lah gimana. Masa anak boncel gitu ngurus negeri. Jadi, ancur negeri ini," ujarnya.
Advertisement
4. Lanjut, Lawan, Libas
Ali Mochtar Ngabalin menyerukan slogan 'lanjutkan, lawan, libas! Kalimat ini dia serukan bersama para pendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
Dalam sebuah video yang beredar, Ngabalin dan sejumlah orang dari Komunitas Anak Bangsa membuat pernyataan. Dalam video itu, Ngabalin berbicara bahwa Komunitas Anak Bangsa ini berisi para alumni Universitas Indonesia (UI), dan dirinya juga alumni UI. Mereka sepakat untuk mendukung Jokowi lanjut dua periode menjadi presiden.
"Saudara sebangsa dan setanah air, kami semua alumni UI masyarakat yang amat terpelajar, kami tergabung dalam Komunitas Anak Bangsa for Jokowi 2 periode. Simbol kami: lanjutkan, lawan, libas! UI for Jokowi!" kata Ngabalin.