Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menyatakan, gerakan 2019 Ganti Presiden bukanlah tindakan makar.Â
"Ya enggak atuh, wong jelas 17 April 2019, ada deklarasinya ada bukunya. Kalau makar mah diam-diam gitu lho," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018).
Baca Juga
Inisiator gerakan 2019 Ganti Presiden ini menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk memberi penilaian masing-masing.
Advertisement
"Itu biar publik yang menilai. Kami tidak ingin, gini, satu pertanyaan besar, kan sudah ada dua pasang capres cawapres kok masih ada? Karena gerakan ini sudah jadi social movement," ungkapnya.
Mardani mengatakan, tidak ada kericuhan bila ada aksi 2019 Ganti Presiden. "Enggak ada kericuhan itu kalau di kita bukan itu sebabnya. Wong kalau ada yang mau bikin dua periode Pak Jokowi di gedung di mana-mana, monggo. Enggak ada satupun dari relawan kami yang menghadang," ucap Mardani.
Â
Â
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Arah Dukungan ke Prabowo
Inisiator gerakan 2019 ganti presiden, Mardani Ali Sera, mengakui bahwa arah dukungan mereka ke pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Kalau sebagian teman-teman akan ke Pak Prabowo, tapi ini belum konsensus. Jadi, jalan aja dulu dan sebentar lagi 2-3 bulan ke depan energinya akan menyatu," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senatan, Jakarta Selatan, Senin 27 Agustus 2018.
Namun, Mardani berkukuh gerakan yang dimulai di media sosial ini bukan sebagai kampanye. Dia menyebutnya sebagai gerakan masyarakat.
Gerakan ajakan ganti presiden itu dianggapnya sebagai bagian edukasi politik kepada masyarakat. Mardani menuturkan, tak ada sangkut-pautnya dengan partai politik.
"Sekarang kami bertanggung jawab memastikan ini nanti berpartisipasi dalam pemilu, dalam pilpres pelan-pelan nih setiap pertemuan. Ingat sekarang sudah ada kandidat, kita pilih salah satunya," ucap Mardani.
Dia bercerita, saat ini pihaknya sulit melakukan deklarasi karena kuatnya arus penolakan. Dia mengaku harus kucing-kucingan dengan polisi karena takut dilarang.
"Tetapi dengan proses-proses persekusi atau pengadangan dan segala macemnya, kami jujur mengalami kesulitan karena timbul energi perlawanan dari masyarakat," ucap Mardani.
Â
Â
Reporter: Sania Mashabi
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement