Dituding Ada di Balik Pemberitaan Asian Sentinel, Ini Kata Moeldoko

Moeldoko mengaku tidak mengetahui Linn Neumann ternyata adalah Ketua American Chambers.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 18 Sep 2018, 16:54 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2018, 16:54 WIB
Gubernur TGB Zainul Majdi Galang Dana untuk Lombok dan Sumbawa
Kepala Staf Kepresidenan, Jendral TNI (Purn) Moeldoko memberi sambutan pada acara penggalangan dana untuk Lombok-Sumbawa dan peluncuran buku TGBNomics di Jakarta, Jumat (14/9). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko membantah tudingan yang menyebut dirinya berada di balik pemberitaan media Hongkong, Asia Sentinel.

Asia Sentinel beberapa waktu lalu membuat artikel yang mengulas skandal pencurian uang pembayar pajak senilai 12 miliar dolar AS yang diduga dilakukan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Jangan buru-buru baper gitu menduga. Dilihat dulu latar belakangnya seperti apa. Menduga-duga, gimana," kata Moeldoko di kantornya, gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (18/9/2018).

Partai Demokrat, melalui Wakil Sekretaris Jenderal Rachland Nashidik mengunggah foto Moeldoko dengan Co-Founder Asia Sentinel Lin Neumann di akun twitternya disertai dengan sebuah cuitan.

Alhasil cuitannya itu menjadi viral dan ramai diperbincangkan warganet. Belakangan diketahui bahwa foto tersebut diambil saat Moeldoko menggelar pertemuan dengan perwakilan American Chambers of Commerce (Amcham). 

Mantan Panglima TNI ini tak menampik bahwa dirinya sempat berfoto bersama para perwakilan Amcham, yang salah satunya adalah Lin Neumann. Namun, pertemuan itu bukan bersifat pribadi. Melainkan sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan. Pertemuan tersebut, kata Moeldoko, terjadi pada Mei 2018 lalu.

Menurut Moeldoko, para perwakilan Amcham itu ingin mengetahui perkembangan situasi politik dan keamanan di Indonesia sebagai rujukan mereka melakukan investasi.

"Kantor Staf Kepresidenan mengacarakan saya untuk bisa diskusi dengan American Chambers, Kadin-nya Amerika. Itu hanya kepentingan Kepala Staf Kepresidenan untuk bisa memberi penjelasan kepada investor, para pengusaha-pengusaha luar, yang sudah menanamkan uangnya di dalam negeri dan kita ingin menarik investasi lain yang ingin tahu tentang situasi negara," terang Moeldoko.

Moeldoko mengatakan pertemuan itu digelar dibarengi dengan sarapan bersama. Para perwakilan Amcham satu meja dengan Moeldoko. Di sela-sela santap pagi, Moeldoko menyampaikan perkembangan situasi keamanan dan politik kepada perwakilan Amcham.

"Acaranya breakfast, karena kita semuanya duduk, terus sambil makan. Tapi saya berdiri, saya sampaikan tentang perkembangan situasi," ucap Moeldoko.

Namun, Moeldoko membantah bahwa dirinya sempat berbicara empat mata dengan salah satu perwakilan Amcham, termasuk Linn Neumann.

"Saya enggak sempet berkomunikasi dengan people to people nya, karena waktunya terbatas ya. Habis saya kasih ceramah, makan saya enggak sampai selesai. Saya tinggal pulang karena ada acara berikutnya," ungkap Moldoko.

Meski demikian, Moeldoko mengaku tidak mengetahui Linn Neumann ternyata adalah Ketua American Chambers. "Oh kalau dia ketuanya saya juga enggak ngerti," katanya.

 

Tak Paham Kasus Century

Foto Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) bersama perwakilan American Chambers of Commerce (Amcham). (Istimewa)
Foto Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) bersama perwakilan American Chambers of Commerce (Amcham). (Istimewa)

Artikel Asia Sentinel mengulas skandal pencurian uang pembayar pajak senilai 12 miliar dolar AS yang diduga dilakukan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Disebutkan bahwa 30 pejabat diduga terlibat dalam skandal yang bermula dari kasus Bank Century tersebut, termasuk Wakil Presiden RI periode 2009-2014 Boediono.

Bahan utama laporan itu adalah laporan penyelidikan setebal 488 halaman yang diajukan ke Mahkamah Agung Mauritius.

Berthelsen menulis aliran dana skandal Bank Century masuk ke kas Demokrat. Ia menulis: "Pendirian dan bangkrutnya PT Bank Century Tbk diduga menjadi pusaran sebagian besar kasus yang dimuat dalam laporan tersebut. Pailit pada 2008, Century akrab dikenal sebagai 'bank-nya SBY' karena diyakini menyimpan dana gelap yang terkait dengan partai Demokrat."

Ketika disunggung tentang kasus century, Moeldoko mengaku tidak mengerti.

"Belum tahu ceritanya, backgroundnya seperti apa. Saya enggak mendalami betul tentang century. Enggak ngerti aku tentang century. Apalagi punya sentimen. Dan waktu itu juga saya masih panglima TNI. Jadi saya sendiri kurang paham juga ya tentang (kasus) century. Jadi enggak ada lah upaya-upaya dibalik itu semua," tandas Moeldoko.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya