Liputan6.com, Jakarta Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa untuk mencegah penyebaran hoaks. Fatwa itu dikeluarkan dengan nama fatwa muamalah medsos pada 2017.
Pernyataan itu dikeluarkan dalam momentum kebohongan penganiayaan Ratna Sarumpaet. Apalagi bersama momentum pemilihan legislatif dan presiden. Hoaks dan ujaran kebencian, menurut Ma'ruf, berpotensi memecah belah bangsa.
Baca Juga
"Jadi saya pikir ini masalah ya, sampai majelis ulama itu mengeluarkan fatwa bermuamalah melalui medsos, namanya muamalah medsosia, karena medsos ini disalahgunakan, ada fitnah, ujaran kebencian," kata Ma'ruf kepada anggota Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) pada penutupan Rapimnas di Hotel Bintang Raden Saleh, Jakarta Pusat, Minggu (7/10/2018).
Advertisement
Dia menambahkan, seruan moral sudah dilakukan. Kalau tidak berhasil, maka perlu dilakukan tindakan hukum.
"Perlu ditindaklanjuti dengan law enforcement harus dengan tindakan saya kira memang kita pertama pencegahan kita lakukan kalau tidak dicegah ya di-law enforcement, ditindak," ucapnya.
Ma'ruf pun mengapresiasi IPPNU yang berkomitmen perangi hoaks dalam hasil rapimnas. Dia juga mengajak tidak mudah termakan hoax.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu bercerita saat dirinya menjadi korban hoaks.
"Harus kita tabayyun terhadap berita itu, wong saya aja waktu ada pertemuan di Tugu Proklamasi waktu itu ada lagu memuji Pak Jokowi banyak orang berjoged saya bertepuk tangan, itu diberitakan saya berjoged. Saya bilang matanya rabun barangkali, orang tepuk tangan kok dibilang joged," kata dia.
"Karena apa? Ingin mendiskreditkan saya kemudian dianggap saya sudah kehilangan kredibilitas sebagai ulama. Ini memang isu yang miring itu harus kita jaga karna itu jangan sampai kita ikut seperti mereka. Tapi jangan juga kita terprovokasi dan terbuai oleh pernyataan mereka," pungkasnya.
Â
Bantah Kampanye ke Pesantren
Ma'ruf Amin menyebut dirinya hanya silahturahmi saat mengunjungi pondok pesantren. Hal itu menanggapi larangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang melarang kampanye di lembaga pendidikan, termasuk pesantren.
"Saya enggak pernah kampanye, saya untuk silaturahmi," kata Ma'ruf di kawasan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Minggu (10/7).
Dia menegaskan tidak akan berhenti mengunjungi pesantren. Sebab, Ma'ruf menyebut pesantren adalah dunianya.
"Iya itukan dunia saya," ucapnya.
Ma'ruf juga santai menanggapi pesaingnya, cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno yang mulai safari ke pondok pesantren. Berdasarkan jadwal kampanye bekas Wagub DKI Jakarta itu, sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur, disambangi.
"Ya boleh saja," kata dia.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement