Liputan6.com, Jakarta - Peneliti SMRC Saidiman Ahmad menilai slogan yang dilontarkan Calon Presiden Prabowo Subianto punya potensi bahaya. Pasalnya, bila slogan tersebut disamakan seperti yang disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada kampanye 2016, maka hal itu bisa memicu isu rasial.
"Kalau di zaman Trump hampir semacam anti terhadap China. China mengancam Amerika, jadi harus bangkit kembali menjadi Amerika yang besar. Itu dilakukan oleh Trump dan berhasil meraih suara di sana," nilai Saidiman dalam sebuah diskusi di Jakarta Selatan, Jumat (12/10/2018).
Baca Juga
Kendati sejauh ini, Saidiman melanjutkan, apa yang dilontarkan Prabowo sebatas pembakar semangat patriotisme semata. Dia belum bisa menafsirkan lebih detil terkait maksud ujaran Ketum Gerindra ini yang kerap disamakan oleh Trump.
Advertisement
"Saya tidak tahu apakah Pak Prabowo ingin meniru Donald Trump, tapi kalau kita lihat di dalam kampanye ada kemiripan, membangkitkan rasa patriotisme, membangkitkan satu isu bahwa Indonesia akan bubar tahun 2030, dan bahasa-bahasa semacam itu yang dulu dipakai Trump," jelas dia.
Â
Digemborkan
Saidiman memprediksi bila hal ini terus digemborkan dalam kampanye Prabowo, maka potensi bahayanya makin terbuka. Terlebih bila isu seperti tenaga kerja asing dari China, PKI, dan pencaplokan Indonesia oleh negara asing, terus dimainkan dan ditagkap publik secara keliru.
"Justru berbahaya kalau ini terus digemborkan, karena kita tahu kan kita hidup berdampingan, jadi sentimen raasial semacam itu bahaya. Jadi pada tingkat tertentu bila publik termakan isu itu akan berbahaya," Saidiman memungkasi.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement