Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengklaim banyak elite yang ingin mendukungnya namun justru mendapatkan ancaman yang besar. Hal itu ia sampaikan saat memberikan arahan kepada ribuan relawan Prabowo-Sandi di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2018).
"Saya sering kedatangan elite, entah pakai gelar ini gelar itu, pakai posisi ini itu. Dan meraka bilang, Pak Prabowo kami ingin mendukung Pak Prabowo tapi kami ditekan, kami diancam. Jadi kami akan mendukung Pak Prabowo diem-diem, kita akan mendukung Pak Prabowo dari belakang," ujar Prabowo dalam sambutannya.
Mantan Danjen Kopassus itu mengaku prihatin menerima banyak aduan dari elite-elite tersebut. Namun dia tidak bisa berbuat banyak menghadapi fenomena itu.
Advertisement
Di sisi lain, dia sangat bersyukur masih banyak masyarakat yang bersedia menjadi relawan untuk memenangkannya di Pilpres 2019 tanpa takut terhadap segala bentuk ancaman.
"Saya hanya berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Ya Tuhan, beri saya kekuatan agar saya tidak mengecewakan rakyat saya. Banyak orang lebih pinter daripada saya, banyak orang yang lebih kaya dari saya, tapi kenapa rakyat begitu besar dukungannya kepada saya," ucap Prabowo.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement
3.000 Relawan
Sementara itu, ribuan massa yang merupakan relawan pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berkumpul Istora Senayan, Jakarta.
Seluruh relawan tersebut bakal mengikuti pembekalan memenangkan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Acara ini dihadiri sekitar 3000 relawan.Â
Ketua Panitia Pembekalan Relawan Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono menyebut, acara pembekalan relawan dari kawasan Jakarta ini bersifat internal.Â
"Ini adalah acara pembekalan relawan, sifatnya internal tertutup yang kemudian berisi nanti tentang langkah langkah yang akan dilakukan oleh relawan menghadapi Pilpres 2019 nanti. Karena mengingat animo dan antusiasme relawan yang sekarang sudah ada," tutur dia.Â
Dia mengatakan, relawan Prabowo-Sandiaga yang sekarang, perlu dibekali pemahaman bahwa ada perbedaan antara Pilpres tahun 2014 dengan 2019.
Pemilu 2019 juga sudah masuk era digital. Sehingga para relawan diberikan pembekalan lewat media sosial supaya dapat bekerja secara benar dan efektif.
"Pada pemilu saat ini, era sosial media juga kan lebih masif dari 2014 lalu. maka dari itu nanti kita kasih tahu apa yang boleh dilakukan apa yang tidak boleh dilakukan. Nah bekal ini kita berikan ke relawan untuk nantinya bisa disampaikan kembali ke relawan lainnya maupun ke masyarakat," tandas Ferry.Â