Ma'ruf Amin: Keberhasilan Pemerintah Tak Bisa Diukur dari Tebal-Tipisnya Tempe

Ma'ruf mengatakan, ukuran keberhasilan pemerintahan hanya bisa dinilai oleh lembaga yang memiliki kredibilitas.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2019, 07:25 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2019, 07:25 WIB
Cawapres Ma'ruf Amin menghadiri peringatan Hari Santri Nasional ke-2 bersama ulama se-Madura.
Cawapres Ma'ruf Amin menghadiri peringatan Hari Santri Nasional ke-2 bersama ulama se-Madura. (foto: dokumentasi tim kampanye pemenangan Jokowi-Ma'ruf)

Liputan6.com, Jakarta - Cawapres Ma'ruf Amin angkat bicara terkait banyaknya kritik tentang tempe yang semakin mahal tetapi tipis seperti ATM. Menurutnya, ketebalan tempe tidak bisa dijadikan ukuran keberhasilan dalam pemerintahan.

"Menghilangkan kemiskinan, pengangguran itu tidak bisa diukur dengan tipis tebalnya tempe," ujar Maruf Amin di Harlah ke-46 PPP, Jakarta 6 Januari 2019.

Ma'ruf Amin mengatakan, ukuran keberhasilan pemerintahan hanya bisa dinilai oleh lembaga yang memiliki kredibilitas. Karena itu, keberhasilan tidak bisa hanya dilihat dari tipis dan tebalnya tempe.

"Itu melalui penilaian-penilaian oleh lembaga yang kredibel. Berhasil atau tidak yang sebenarnya itu sudah," ungkapnya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menilai, banyak masyarakat yang masih mengingkari nikmat dari pemerintahan Jokowi. Kali ini Ma'ruf menggunakan kalimat yang lebih halus untuk mengungkapkan banyaknya masyarakat tidak mau mengakui kinerja Jokowi.

Sebab jika ia takut akan ada yang tersinggung kembali seperti kalimat kontroversial buta dan budek yang ia lontarkan bagi masyarakat yang tidak melihat kinerja dan capaian Jokowi.

"Maksud saya buta itu bukan buta matanya tapi buta hatinya. Punya mata tapi tidak melihat. Punya telinga tapi tidak mendengar. Saya tidak ingin menggunakan kata-kata itu lagi karena takut dibully," tandas Ma'ruf Amin.

 

Reporter: Sania Mashabi

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya