Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden ke-13 Ma'ruf Amin bersuara soal musibah banjir yang melanda Jabodetabek. Menurut dia, musibah tersebut sudah ada pemetaan sejak tahun 70an ketika dirinya masih menjabat sebagai legislator di DPRD Jakarta.
Ma'ruf bercerita, kala itu dia menyampaikan agar terjadi rencana bersama atau joint planning antara Jakarta dan daerah satelitnya Jawa Barat saat hendak membangung infrastruktur. Tujuannya, menghindari dampak buruk pembangunan.
Advertisement
Baca Juga
"Saya itu sebenarnya masalah ini sudah dipahami antara tahun 70-78, ketika itu saya jadi anggota DPRD DKI. Saya anggota DPRD DKI saya jadi ketua fraksi walaupun umur saya belum 30 sudah jadi ketua fraksi saya DPRD DKI itu umur 26-27 saya anggota termuda dulu. Saya membicarakan tentang joint planning antara Jakarta dan Jawa Barat supaya pembangunannya itu dalam satu perencanaan sehingga tidak terjadi dampak buruknya jadi pembangunannya itu sudah diatur," kata Ma'ruf saat berbincang dengan awak media saat sesi buka puasa Bersama di Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (6/3/2025) malam.
Advertisement
Namun menurutnya, usulan disampaikan tidak diindahkan. Pada momen tersebut, antarwilayah disebut masih punya ego sektoral yang tinggi. Alhasil keinginannya untuk satu perencanaan pembangunan Jakarta dan Jawa Barat tidak jadi.
"Tapi waktu itu masih ego sektoral, ego daerah, Jawa Barat tidak mau katanya anda urusan saja urusan daerah kita Jawa Barat urusan kita saja, kalau anda (Jakarta) masih perlu daerah ya diperluas ke laut saja sana," kenang Ma'ruf kala itu.
Ma'ruf pun menyayangkan dan akhirnya pembangunan yang dia harapkan tidak terencana. Kemudian dengan sadar potensi bahaya, tetap saja dibangunlah wilayah-wilayah di Jawa Barat seperti yang terjadi saat ini.
"Itu akhirnya sekarang terjadi dampaknya, Jakarta kena Jawa Barat kena, juga Bekasi, Tangerang, Bogor, bahkan Cisarua sendiri kena" sesal Ma'ruf.
Ma'ruf tidak ingin apa yang sudah berlalu disesali. Namun bagaimana ke depan semua pihak dapat berbenah menjadi lebih baik untuk mengambil sikap antisipasi.
"Kamu harus mengambil sikap antisipasi sebab ego sektoral baru kita sadari. Jadi makanya ini akibat daripada persiapan kita di dalam menghadapi dari segi pemahaman, pengetahuannya sudah ada tapi dari segi kesamaan pandangan belum ada kekompakan semata untuk seluruh rakyat Indonesia," Ma'ruf menandasi.
3 Tindakan Gubernur Pramono Tangani Banjir Jakarta
Sejumlah wilayah Jakarta terendam banjir sejak Selasa dinihari, 4 Maret 2025. Musibah ini disebabkan debit air yang meningkat drastis dari sungai yang meluap dan juga disertai hujan dengan intensitas tinggi.
Gubernur Jakarta Pramono Anung langsung bergerak cepat dalam menangani warganya yang terdampak banjir Jakarta. Selain bantuan logistik dan evakuasi, kampung siaga juga menjadi opsi yang dilakukan.
“Kami sudah memutuskan untuk kampung siaga bencana diaktifkan, kampung siaga bencana ini kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan swasta untuk membantu mereka yang terdampak (banjir), apalagi di bulan puasa nanti sahur-buka puasa jangan sampai terganggu,” kata dia usai meninjau Pintu Air Manggarai di Jakarta Selatan, Selasa 4 Februari 2025.
Pramono mengaku mendapat laporan soal keluhan warganya di lapangan karena kebutuhan untuk puasa sepergi sahur dan sebagainya menjadi masalah bagi umat Islam yang menjalankan ibadah di bulan ramadan.
Namun dia memastikan, sudah meminta dinas sosial Jakarta untuk menangani dengan segera mengoperasikan dapur umum.
“Agar tertangani secara baik jadi dapur umum juga saya sudah minta diaktifkan di lapangan,” jelas Pramono.
Advertisement
Perintahkan Semua Pompa Air Beroperasi
Gubernur Jakarta Pramono Anung meninjau segara langsung kondisi pintu air Manggarai di Jakarta Selatan. Menurut dia, ketinggian air saat ini sudah mencapai 850 cm atau dikatakan siaga 2.
“Hari ini kami secara khusus mengadakan rapat yang agak mendadak secara khusus karena memang seperti kita ketahui bersama dan tadi teman-teman media juga lihat sendiri secara langsung bahwa tinggi permukaan air di Manggarai ini sudah 850, kalau tinggi permukaan air di Manggarai sudah 850 artinya Jakarta sekarang sudah siaga dua,” kata Pramono, Jakarta, Selasa 4 Februari 2025.
Politikus PDIP ini mengaku sudah melakukan rapat khusus dengan sejumlah wali kota yang wilayahnya terdampak, seperti Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Selain itu, ada juga Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Kepala Dinas Sosial termasuk tim dari BPBD Jakarta.
“Saya meminta pintu air untuk mulai dibuka supaya beban tidak lebih banyak ke timur, terutama di Ciliwung karena di Ciliwung saat ini masyarakat menghadapi beban yang sangat tinggi pak wali kota setempat juga menyampaikan seperti itu dan memang saya sudah meminta beberapa pintu air dibuka,” minta Pramono.
Selain untuk membuka pintu air, dia juga meminta seluruh pompa air yang mendorong air ke laut untuk diaktifkan seluruhnya. Diketahui saat ini baru 200 dari 500 pompa yang aktif bekerja.
“Pompa itu total 500 saya minta semua diaktifkan supaya air yang ada bisa dibuang ke laut,” minta dia.
Modifikasi Cuaca
Pramono juga meminta operasi modifikasi cuaca yang dilakukan oleh BPBD Jakarta untuk dilakukan. Sebab menurut dia, banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta saat ini bukan diakibatkan curah hujan Jakarta yang tinggi melainkan air kiriman dari Bogor.
“Saya juga meminta modifikasi cuaca dilakukan didorong untuk ke laut dan tadi sudah dilaporkan oleh BPBD bahwa akan dilakukan segera untuk modifikasi cuaca, karena memang banjir yang terjadi di Jakarta sekarang ini boleh dikatakan mayoritas hampir 90% lebih adalah kiriman karena curah hujan di Jakarta sendiri cukup rendah,” sebut Pramono.
Meski begitu, Pramono menegaskan tidak akan menyalahkan siapa pun. Dia justru mengajak semua pihak duduk bersama mencari solusi terbaik untuk urusan banjir.
“Kami tidak mau menyalahkan siapa pun ini menjadi tanggung jawab pemerintah Jakarta untuk mengatasi itu. Saya akan membuka diri untuk duduk bersama gubernur bupati walikota yang selama ini berdampak dalam waktu dekat karena penyelesaian ini tidak bisa parsial hanya Jakarta bahkan saya mendapatkan laporan yang mendapat dampak besar itu di Bekasi dan saya sudah komunikasi,” Pramono menandasi.
Advertisement
Aktifkan Kampung Siaga Bencana
Pramono juga berjanji bantuan logistik untuk para korban segera didistribusikan. Selain bantuan logistik dan evakuasi, kampung siaga juga menjadi opsi yang dilakukan.
“Kami sudah memutuskan untuk kampung siaga bencana diaktifkan, kampung siaga bencana ini kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan swasta untuk membantu mereka yang terdampak (banjir), apalagi di bulan puasa nanti sahur-buka puasa jangan sampai terganggu,” kata Pram.
Pram mendapat laporan warga di lapangan karena kebutuhan untuk puasa seperti sahur dan sebagainya menjadi problem bagi umat Islam yang menjalankan ibadah Ramadan. Namun dia memastikan, sudah meminta dinas sosial Jakarta untuk menangani dengan segera mengoperasikan dapur umum.
“Agar tertangani secara baik jadi dapur umum juga saya sudah minta diaktifkan di lapangan,” jelas Pramono.
Pramono juga memastikan, banjir Jakarta yang dihadapi di awal masa kepemimpinannya akan dijadikan pelajaran agar penanganan banjir tidak hanya bersifat jangka pendek namun juga ke depan ada solusi konkrit dengan sejumlah tindakan nyata.
“Saya juga meminta untuk pemerintah Jakarta tidak lagi hanya sekedar menangani yang bersifat jangka pendek, tetapi jangka menengah dan jangka panjang seperti pengerukan, sodetan dilanjutkan kembali, sumur resapan tidak lagi dibuat di jalan tetapi di saluran saluran air jadi hal-hal yang baik kita lakukan, kita lanjutkan,” ujar Pramono.
