Liputan6.com, Jakarta Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar Halaqah Kebangsaan yang diikuti seribu ustaz dan kiai Kota Depok, di Hotel Bumi Wiyata Kota, Depok. Pada kegiatan tersebut, turut hadir mantan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Ma'ruf Amin mengatakan, kiai memiliki tugas tidak hanya dalam bidang agama, namun perlu turut andil dalam politik. Menurutnya, kiai dan ulama dapat memberi warna melalui dakwah, pendidikan, pesantren, ekonomi syariah, dan pemberi warna politik.
"Banyak kiai bilang, urusan politik bukan urusan kiai. Kiai itu kerjanya ngaji, dakwah, doa, jampe-jampe, sembar sembur, tapi politik juga," ujar Ma'ruf Amin saat mengisi acara Halaqah Kebangsaan, Minggu sore (16/3/2025).
Advertisement
Ma'ruf Amin menilai, perlunya kiai berpolitik dikarenakan segala keputusan penting negara diputuskan melalui politik. Apabila kiai tidak ikut dalam pengambilan keputusan politik, maka warna keputusannya tidak ada warna kiai.
"Karena itu kiai harus mengambil peran politik, maka bisa memberi warna politik dalam setiap keputusan di negeri ini. Maka kiai dari dulu selalu mengambil peran politik, para muazis, pendiri NU itu," jelas Ma'ruf Amin.
Ma'ruf Amin mengisahkan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) dahulunya sudah ikut berpolitik melalui Hasyim Asy'ari, dan sejumlah kiai lainnya. NU sudah menjadi partai politik dan Maruf Amin ikut terlibat pada partai tersebut.
"Saya jadi anggota DPRD DKI Jakarta tahun 1971 Partai NU, umur saya belum 30 tahun. Saya anggota termuda, tapi saya Ketua Fraksi Golongan Islam, gubernurnya (kala itu) Ali Sadikin, bintang 3," ucap Ma'ruf Amin.
Seiring berjalannya waktu, para pengurus NU berusaha kembali membentuk partai politik. Saat itu, Ma'ruf Amin dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, berbagi peran antara kepartaian dengan NU.
"Kata Gus Dur, kiai yang di partai (Ma'ruf Amin), saya yang di NU (Gus Dur). Oke, saya di partai, Gus Dur di NU," terang Ma'ruf Amin.
Maka pada saat itu, akhirnya didirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan mendorong Gus Dur menjadi presiden. Setelah Gus Dur menjadi presiden, Ma'ruf Amin kembali memegang PBNU hingga menjadi wakil presiden.
"PKB memang didirikan sebagai wadah gerakan kiai, jadi PKB didirikan sebagai gerakan politik kiai. Jadi sejak awal PKB sebagai gerakan politik kiai, bukan kiai politik," tegas Ma'ruf Amin.
Dorong Ustaz dan Ustazah Berperan Membangun Kota Depok
Sementara itu, Ketua DPC PKB Kota Depok, M. Faizin, mengatakan Halaqah Kebangsaan diikuti perwakilan alim ulama, ustaz, dan ustazah se-Kota Depok. Halaqah Kebangsaan DPC PKB Kota Depok merupakan langkah awal membangun sinergitas antara PKB dengan ustaz dan ustazah se-Kota Depok.
"Selama ini mereka (ustaz dan ustazah) ya ngurusin umat, ngurusin jam'iyah masing-masing. PKB punya harapan ini harus disinkronkan cara kerja ke depan, untuk mengawal masyarakat, untuk mengawal pendidikan agama masyarakat Kota Depok," ungkap Faizin.
Faizin menuturkan, sebagian besar ustaz dan ustazah di Kota Depok jarang diperankan secara struktural dan kelembagaan di Pemerintah Kota Depok beberapa waktu lalu. PKB Kota Depok ingin mendorong ustaz dan ustazah dapat bersinergi, membangun Kota Depok.
"Kami ingin ustaz dan ustazah dapat bersinergi dengan Pemerintah Kota Depok saat ini dalam sisi keagamaan dan moralitas masyarakat Kota Depok," tutur Faizin.
Faizin berusaha mendorong ustaz dan ustazah yang memiliki kompetensi dapat didorong membantu Pemerintah Kota Depok. Ustaz dan ustazah dapat didorong untuk memperkuat masyarakat yang beradab, khususnya di bidang keagamaan.
"PKB sebagai partai politik berbasis agama dan nasionalis, tentu mengawal ustaz dan ustazah ini agar mendapat perhatian khusus juga dari sisi pemerintah," pungkas Faizin.
Advertisement
