Timses: Jokowi Miliki Rekam Jejak yang Baik Berantas Korupsi

Dia menegaskan, pemberantasan korupsi akan efektif jika pemimpin puncaknya berintegritas dan bukan bagian dari pemburu rente.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jan 2019, 19:07 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2019, 19:07 WIB
Gaya Pidato Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi Usai Dapat Nomor Urut
Pasangan capres-cawapres Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin (kanan) menunjukkan nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan nomor urut 01. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi memiliki rekam jejak yang baik dalam upaya pemberantasan korupsi.

"Pak Jokowi saat menjadi Wali Kota Solo pada 2010 mendapatkan penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award. Upaya pencegahan korupsi dilanjutkan oleh Pak Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta dengan menerapkan kebijakan e-budgetting," kata Ace di Jakarta, Minggu (13/1/2019).

Dia menegaskan, pemberantasan korupsi akan efektif jika pemimpin puncaknya berintegritas dan bukan bagian dari pemburu rente.

"Menjadi pemimpin nasional harus berani melawan kekuatan oligarki ekonomi-politik," kata Ace seperti dikutip Antara.

Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, Jokowi memiliki rekam jejak sebagai pemimpin yang berintegritas serta berani melawan kekuatan pemburu rente dan oligarki ekonomi-politik yang merupakan warisan rezim orde baru.

"Pak Jokowi tidak memiliki beban ketika membukarkan Petral," jelas Ace memberi contoh.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini meragukan Prabowo Subianto mampu melawan kekuatan pemburu rente dan oligarki ekonomi-politik karena adanya konflik kepentingan dengan pihak-pihak saat rezim Orde Baru berkuasa.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tidak Punya Beban

Menurut Ace, Presiden Jokowi juga tidak memiliki beban terkait dengan konflik kepentingan dan bisnis keluarga.

"Putra-putri Pak Jokowi membuka usaha kuliner yang tidak ada kaitannya dengan pemerintah. Sedangkan, pada keluarga Pak Prabowo, sulit membayangkan tidak ada konflik kepentingan," katanya.

Jadi, efektivitas pemberantasan korupsi di Indonesia, menurut dia, akan tergantung pada pucuk pimpinannya. Jika pemimpinnya bersih, berintegritas, dan berani, maka ada harapan pada pemberantasan korupsi di Indonesia. "Sebaliknya, kalau rekam jejaknya meragukan, serta sarat beban konflik kepentingan, sama saja menawarkan janji palsu," pungkas Ace.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya