Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei sejumlah lembaga memprediksi pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf bakal memenangkan Pilpres 2019. Salah satunya adalah Indo Barometer dengan proyeksi perolehan suara mencapai 61,3 persen untuk Jokowi-Maruf dan pasangan Prabowo-Sandi hanya 38,7 persen.
Sementara itu survei elektabilitas kedua pasangan ini, Jokowi-Ma'ruf (50,8 persen) masih unggul dibandingkan Prabowo-Sandi (32 persen).
Namun pasangan Jokowi-Ma'ruf belum aman jika angka golput pada hari pencoblosan 17 April mendatang masih tinggi. Demikian disampaikan peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli, saat pemaparan hasil survei di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (2/4).
Advertisement
"Kemenangan bisa batal jika 40 persen angka golput di pemilih Jokowi. Kalau kita lihat tren, pemilih Prabowo solid dan jika pemilih Jokowi tidak banyak datang ke TPS itu bisa jadi variabel kekalahan," jelasnya.
Tingginya angka golput, lanjut Hadi, jelas akan merugikan pasangan Jokowi-Ma'ruf. Pemilih nomor urut 01 bisa menjadi kunci yang bisa membatalkan kemenangan pasangan ini jika kebanyakan mereka justru tak datang ke TPS.
Berdasarkan rekam jejak, koalisi Gerindra-PKS dinilai sangat solid dan pendukungnya memiliki militansi tinggi sehingga ini berpotensi mengalahkan pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Kita hanya memprediksi ya, kita hanya memprediksikan kalaupun itu mencapai 40 persen maka itu yang perlu di-warning oleh Pak Jokowi, itu bisa kalah di situ," ujarnya.
Â
Terus Ajak Pemilih
Namun jika angka golput di bawah 40 persen atau misalnya sekitar 20 persen, potensi kekalahan bisa diminimalisir.
"Kalau masih 20 persen, (suara) masih di atas ya tapi kalo sampai 40 persen (berpotensi kalah). Kalau untuk amannya, TKN-nya harus menekankan angka golput tersebut. Jadi harus kerja keras di sisa waktu yang ada ini," kata Hadi.
TKN, dalam sisa dua pekan ini, disarankan agar terus mengajak pemilih Jokowi-Ma'ruf jangan sampai absen ke TPS.
Dalam surveinya, Indo Barometer tidak mencatat potensi golput atau distribusinya yang terbesar di wilayah mana saja. "Kita secara umum saja," ujarnya.
Responden yang tercatat golput dalam survei ini ialah termasuk mereka yang belum menentukan pilihan atau masih bingung memilih antara dua pasangan calon tersebut. Selain itu alasan orang memilih golput karena malas ke TPS dan memang tidak mau berangkat ke TPS menggunakan hak pilihnya kendati telah terdaftar dalam DPT.
"Kemudian ada yang kerja ke luar kota. Kemudian yang ketiga mereka golput ya memang ada kekecewaan terhadap dua paslon yang ada. Jadi mereka memutuskan tidak memilih. Nah kalau ini terjadi tentu merugikan bagi 01," pungkas Hadi.
Reporter: Hari Ariyanti
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Advertisement