Bukan Mencoblos, Bawaslu Temukan Sebagian Pemilih Pilkada 2020 Mencontreng Surat Suara

Menurut Bawaslu, sebagian pemilih salah memahami imbauan KPU agar datang ke TPS dengan membawa pulpen masing-masing sebagai antisipasi penyebaran virus corona melalui kontak benda.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 09 Des 2020, 17:20 WIB
Diterbitkan 09 Des 2020, 17:18 WIB
pemungutan suara pilkada di tengah pandemi
Warga mencoblos di bilik suara saat Pilkada Kota Tangerang Selatan (Tangsel) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 69 Pisangan, Ciputat, Rabu (9/12/2020). Protokol kesehatan dipraktikkan cukup ketat di TPS di Pilkada Kota Tangsel untuk menghindari penularan COVID-19 (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochammad Afifuddin mengungkapkan temuan sejumlah kejadian unik yang terjadi selama proses pemungutan suara Pilkada 2020 di sejumlah daerah. Salah satunya terkait pemilih yang mencontreng kertas suara, bukan mencoblos.

“Pemilih memilih dengan mencontreng. Nah ini kejadian yang menarik, di Jambi, Sumatera Barat," kata Afif dalam konpers daring, Rabu (9/12/2020).

Imbauan dan anjuran Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar masing-masing pemilih membawa pulpen sendiri justru disalahpahami. Sebagian pemilih beranggapan bahwa cara menyalurkan suaranya yakni dengan cara mencontreng gambar calon pada surat suara, bukan mencoblos.

Menurut Afif, imbauan tersebut bertujuan agar para pemilih tidak saling bertukar pulpen saat menandatangani kehadirannya di tempat pemungutan suara (TPS). Hal itu sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona Covid-19 melalui kontak benda. 

“Nah ini penting, ternyata itu disalahpahami, padahal kan kita mengantisipasi untuk tidak saling pinjam pulpen menandatangani kehadiran dan lain-lain,” ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


TPS Kebanjiran

Bawaslu juga menemukan kendala pemungutan suara akibat kondisi alam. Beberapa TPS di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan terendam banjir akibat hujan deras. 

“Ini situasi cuaca buruk yang menyebabkan TPS banjir dan logistik rusak, barusan kami dapat video dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah juga demikian, proses penghitungan akhirnya sementara terhenti, terganggu karena situasi adanya TPS yang roboh. Tentu force majeur seperti ini situasi yang tidak kita inginkan tapi kita juga tidak bisa menghindari,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya