Liputan6.com, Jakarta - Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyalip bakal calon presiden PDIP Ganjar Pranowo berdasarkan hasil survei Litbang Kompas. Jubir Gerindra Budisatrio Djiwandono menyebut, pencapaian ini menjadi penyemangat untuk kader. Namun, Gerindra tak ingin merasa jumawa.
"Pencapaian ini tentu saja semakin menambah semangat kader-kader dan pengurus kami, namun mengingat pemilu masih 8 bulan lagi, kami tidak ingin terlena, merasa jumawa, apalagi takabur dengan hasil-hasil survei belakangan ini," kata Budi kepada wartawan, Rabu (24/5/2023).
Baca Juga
Budi mengatakan, pengurus Gerindra dari pusat hingga daerah tetap berkomitmen untuk terus bekerja keras dalam memperkuat struktur partai. Selain itu, terus konsisten menjalankan arahan Prabowo untuk turun langsung menyerap aspirasi rakyat.
Advertisement
"Serta menghindari segala bentuk narasi yang berpotensi menimbulkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat," kata Waketum Gerindra ini.
"Kami akan terus menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat yang telah terbangun, dan akan senantiasa berjuang tanpa henti, demi terwujudnya Indonesia yang adil, makmur, dan terus maju,"Â kata keponakan Prabowo ini.
Elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyalip bakal calon presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. Kondisi ini berdasarkan survei teranyar Litbang Kompas yang dirilis Rabu 24 Mei 2023.
Litbang Kompas menunjukkan, elektabilitas Prabowo mencapai angka 24,5 persen. Menyalip Ganjar yang berada di urutan kedua dengan angka 22,8 persen.
Sementara itu, bakal Calon Presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan di urutan ketiga dengan elektabilitas 13,6 persen.
Secara tren, elektabilitas Prabowo mengalami kenaikan cukup tinggi. Dari 18,1 persen pada Januari 2023 menjadi 24,5 persen pada Mei 2023.
Ganjar mengalami penurunan elektabilitas cukup tajam. Dari 25,3 persen pada Januari 2023 menjadi 22,8 persen pada Mei 2023.
Penyebab Elektabilitas Ganjar Merosot
Penurunan elektabilitas Ganjar ini diduga disebabkan karena sikap penolakan terhadap kedatangan Israel berlaga di Piala Dunia U-20 di Indonesia. Ramainya penolakan terhadap Israel itu berujung dicabutnya hak Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Bagaimanapun, pernyataan Ganjar yang menolak tim sepak bola Israel main di Piala Dunia U-20, yang kemudian dikaitkan dengan kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah pergelaran internasional tersebut, berpengaruh pada laju elektabilitasnya," tulis Litbang Kompas.
Sedangkan elektabilitas Anies Baswedan cenderung mengalami stagnasi. Perubahannya dari 13,1 persen pada Januari 2023 menjadi 13,6 persen pada Mei 2023.
Litbang Kompas menggelar wawancara tatap muka pada 29 April-10 Mei 2023. Survei ini memiliki 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi. Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Â
Â
Â
Â
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement