Mahfud Md Sebut Korupsi dan Kolusi Sudah Terjadi di Semua Lapisan

Bakal calon wakil presiden (cawapres) Mahfud Md menyebutkan saat ini terdapat tiga masalah hukum di Indonesia. Salah satu masalah adalah rusaknya aparat penegak hukum.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 23 Okt 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2023, 21:00 WIB
Bakal calon wakil presiden (cawapres) Mahfud Md
Bakal calon wakil presiden (cawapres) Mahfud Md di kawasan Blok M, Jakarta, Senin (23/10/2023). (Foto: Delvira Hutabarat/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Bakal calon wakil presiden (cawapres) Mahfud Md menyebutkan saat ini terdapat tiga masalah hukum di Indonesia. Salah satu masalah adalah rusaknya aparat penegak hukum.

"Di tempat kita itu aparat penegak hukum yang rusak. Aparat hukum itu kan ada jaksa, hakim, polisi, pengacara. Nah, di sini sering terjadi mafia, sering terjadi korupsi," kata Mahfud di kawasan Blok M, Jakarta, Senin (23/10/2023).

Pria yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) bahkan menyebut korupsi terjadi di semua lapisan termasuk pemerintahan, tanpa terkecuali Kementerian.

"Saudara dilihat sekarang, masalah pelanggaran hukum dan korupsi, kolusi terjadi di semua lapisan. Di Kemendikbud ada, di Kemensos ada, di Kementan ada, semua itu ada proses-proses transaksi gelap untuk izin-izin, penentuan proyek-proyek, dan sebagainya," jelas Mahfud.

Ia mengungkapkan perilaku koruptor tak hanya di aparat melainkan birokrasi. "Itu semua ada di tingkat pelaksana, aparat dan birokrasi," kata Mahfud.

Ke depan, Mahfud Md menjanjikan hukum tidak tumpul ke atas tapi tajam ke bawah. Ia juga menjanjikan tak ada tumpang tindih dalam perizinan yang berpotensi menjadi ladang korupsi.

"Sehingga tumpang tindih, lalu terjadi kisruh. Di situ terjadi korupsi besar-besaran terjadi. Kemudian hukumnya tumpul, karena menyakut orang kuat yang punya modal, kemudian menyangkut aparat, menyangkut pejabat yang membuat keputusan-keputusan. Nah, di sini harus kita tata," pungkasnya.

 

Jaga NKRI Menuju Indonesia Emas 2045

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengucapkan selamat Hari Santri Nasional. Pemerintah resmi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

"Mari kita bersyukur dan mengucapkan selamat semuanya, atas peringatan Hari Santri Nasional ke-78 pada hari ini," kata Mahfud Md di kediamannya, Minggu (22/10/2023).

Dia berharap, para santri terus menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara yang menuju Baldatun Toyyibatun Warrobun Ghofur.

"Kalau dalam bahasa politik kita Baldatun Toyyibatun Warrobun Ghofur itu artinya Indonesia emas tahun 2045," ujar dia.

Mahfud menerangkan, Hari Santri 2023 mengambil tema "Jihad Santri Jayakan Negeri". Menurut dia, Itu satu pesan yang yang tidak akan pernah hilang sejak diucapkan oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.

"Artinya perintah kepada semua santri, semua kaum muslimin untuk berjihad, para santri berjihad, untuk apa, untuk membangun menjayakan kesatuan RI yang formalnya namanya negara kita yang secara sosial disebut negeri kita," ujar Mahfud.

 

Tampilkan Politik Jujur

Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPNGP) Jenderal (Purn) Andika Perkasa menyampaikan, strategi kampanye politik dalam upaya pemenangan Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024. Salah satunya adalah fokus terhadap perempuan, Generasi Z, dan Milenial yang harus didekati dengan politik kejujuran yang apa adanya.

"Gerakan politik yang mengkampanyekan kejujuran tersebut sangat efektif bagi generasi pemilih pemula dan milenial," kata Andika dalam podcast aksi nyata Perindo seperti dikutip dari siaran pers diterima, Minggu (22/10/2023).

Andika meyakini, sikap dan sosok Ganjar yang menampilkan kehidupan normal selayaknya pria biasa justru mudah diterima anak muda kekinian. Mantan Panglima TNI ini pun menjelaskan politik kejujuran ini pun juga bukan dimaksudkan untuk mengkhususkan hanya kepada pemilih pemula dan milenial.

Sebab, kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana saja, sehingga lebih mudah diterima oleh kalangan masyarakat manapun.

"Kita kini berusaha tampilkan (kampanye) yang apa adanya, karena ini menjadi preferensi pemilih milenial dan Gen Z. Mereka ini generasi yang menyukai kejujuran, tidak suka basa-basi dan open minded," ungkap Andika.

Andika mengaku, TPNGP menyadari segmentasi pemilih seperti Milenial dan Gen Z menjadi penting. Oleh sebab itu, dengan bersikap apa adanya maka sikap jujur dinilai sangat efektif digunakan saat berkampanye.

"Karena jangkauannya tidak hanya pada anak muda saja, tapi semua kalangan," jelas Andika.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya