Jokowi Tegaskan Informasi Pertahanan Tidak Bisa Semua Dibuka Seperti Toko Kelontong

Jokowi ingin publik lebih cerdas usai menyaksikan debat calon presiden. Dia menilai, jika debat berjalan seperti semalam ke depannya akan banyak yang kecewa.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 08 Jan 2024, 18:41 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2024, 18:41 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memastikan bantuan berupa BLT El Nino sudah diterima oleh warga
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memastikan bantuan berupa BLT El Nino sudah diterima oleh warga. BLT El Nino dialokasikan untuk warga Banyumas, Jawa Tengah, pada Rabu 3 Januari 2024 lalu. (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan, informasi pertahanan tidak semuanya bersifat terbuka untuk publik. Menurut dia, informasi pertahanan bukanlah toko kelontong. 

"Yang terkait dengan pertahanan, yang terkait dengan keamanan negara, yang berkaitan dengan alutsista itu ada yang bisa terbuka tapi banyak yang memang harus kita rahasiakan karena ini menyangkut strategi besar negara," tegas Jokowi saat ditanya awak media merespons debat calon presiden yang berlangsung kemarin malam, Minggu, 7 Januari 2024.  

"Tidak bisa semua dibuka kaya toko kelontong tidak bisa!," kata Jokowi. 

Jokowi ingin publik lebih cerdas usai menyaksikan debat calon presiden. Dia menilai, jika debat berjalan seperti semalam ke depannya akan banyak yang kecewa. 

"Saya kira (debat capres semalam) kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton. Saya kira akan banyak yang kecewa," jelas presiden. 

Jokowi berharap, agar tidak terjadi situasi yang sama seperti debat semalam, maka disarankan penyelenggara debat yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar mengevaluasi formatnya. 

"Debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu sehingga hidup. Saling menyerang tidak apa-apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif personal,” minta presiden.  

“Saya kira tidak baik (saling menyerang) dan tidak mengedukasi," Jokowi menandasi.

Prabowo: Membuka Data Pertahanan Negara Tidak Pantas

Calon Presiden saat Debat Ketiga Pemilu 2024
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto saat beradu gagasan dalam debat ketiga Capres Pemilu tahun 2024 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/1/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengaku heran ada kandidat capres 2024 yang meminta data pertahanan negara dibuka transparan kepada publik. Menurut Prabowo, data pertahanan adalah sakral dan tidak sembarangan diketahui publik. 

"Pertahanan adalah sakral dan tadi kalau tidak salah ada paslon yang mengatakan untuk pertahanan tidak ada rahasia. Saya kira ini sangat lucu!," kata Prabowo usai debat capres di Istora Senayan Jakarta, Minggu, 7 Januari kemarin.  

Bahkan Prabowo menyebut, tindakan membuka data pertahanan negara adalah tidak pantas dilakukan bagi seorang pemimpin. Sebab data pertahanan adalah sesuatu yang rahasia. 

"Ini sangat tidak pantas bagi seorang pemimpin. Justru masalah, pertahanan, keamanan, itu sarat dengan hal-hal rahasia," tegas Prabowo. 

Namun terlepas dari itu semua, Prabowo meyakini, apa yang disampaikan adalah demi kepentingan elektoral. Sebab sebagai seorang negarawan, adalah menyampaikan data yang baik dan tidak melakukan provokasi. 

"Saya kira ini adalah teknik politik ingin mencari angka. Itu saya sampaikan. Kita tujuannya mengabdi, kita harus memberi data yang bener. Jangan menyesatkan rakyat dan jangan provokasi dan jangan menghasut," kata Prabowo Subianto.

Prabowo dan Anies Ribut Soal Data Pertahanan

Calon presiden nomor 1 Anies Baswedan, dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat debat capres ketiga yang digelar KPU pada Minggu (7/1/2024) di Istora, Senayan, Jakarta.
Calon presiden nomor 1 Anies Baswedan, dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat debat capres ketiga yang digelar KPU pada Minggu (7/1/2024) di Istora, Senayan, Jakarta. (Tangkapan Layar YouTube KPU RI)

Sebelumnya, calon presiden nomor urut satu dan dua, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto ribut soal buka data pertahanan Indonesia. 

Anies Baswedan menuntut agar Prabowo untuk buka data secara terang-terangan. Sedangkan Prabowo menyebut ruang dan waktu di debat capres tidak memungkinkan. 

"Pak Prabowo, ini bukan ranah pribadi ini soal negara. Ini harus dilakukan di ruang publik. Jadi bila ada di antara Kami yang tunjukkan data berarti benar," kata Anies dalam Debat Capres di Istora Senayan, Minggu (7/1/2024). 

Sementara itu, Prabowo Subianto menegaskan bahwa ruang dan waktu di debat capres kali ini tak memadai dan terbuka akan melakukan diskusi di ruang lain, seperti di DPR bersama Komisi I. 

"Pak Anies, Pak Anies. Saya tidak bicara tertutup. Bisa di DPR Komisi I dan bahkan semua partai yang mengusung bapak hadir menyetujui kebijakan saya sewaktu menjadi menteri," jawab Prabowo Subianto. 

Prabowo bahkan bertanya ke Anies Baswedan, apakah dirinya mencintai Indonesia. Pasalnya, Prabowo percaya tak semua data rahasia negara soal pertahanan harus dibuka ke ruang publik. 

"Bapak Anies cinta tidak dengan negara ini? Masa harus kita buka masalah kita di depan umum," kata Prabowo.

Infografis Debat Perdana Capres di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Debat Perdana Capres di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya