Makassar Catat Pertumbuhan Harga Rumah Tertinggi, Apa Penyebabnya?

Makassar menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam harga rumah seken, melampaui laju inflasi tahunan dengan selisih sebesar 11,6%.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Nov 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2024, 07:00 WIB
Pemerintah Turunkan Uang Muka Rumah Bagi MBR
Pengunjung mendapatkan penjelasan saat pameran properti di Jakarta, Kamis (21/11/2019). Pemerintah mempermudah akses kepemilikan rumah layak huni dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan menurunkan persyaratan uang muka atau down payment (DP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Rumah123 Flash Report mencatat tiga kota dengan pertumbuhan harga rumah seken tertinggi pada Kuartal III 2024, yakni Makassar (13,3%), Surakarta (4,6%), dan Denpasar (4,5%).

Head of Research Rumah123 Marisa Jaya menuturkan, Makassar menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam harga rumah seken, melampaui laju inflasi tahunan dengan selisih sebesar 11,6%.

"Sebagai gerbang utama perdagangan di Indonesia Timur didukung pengembangan infrastruktur besar seperti proyek tol, jalur kereta api, dan pelabuhan semakin memperkuat posisi kota ini sekaligus menarik bagi perkembangan pasar properti di kawasan timur Indonesia." kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu (17/11/2024).

Di Jawa Tengah, Surakarta atau Solo mencatat pertumbuhan harga yang ditopang oleh perkembangan sektor bisnis, pendidikan, pariwisata dan budaya. Sementara itu, Denpasar masih diperkuat dengan posisinya sebagai destinasi wisata global yang mendongkrak permintaan terhadap properti premium, termasuk jelang akhir tahun dimana arus wisatawan dalam negeri dan mancanegara berpotensi meningkat.

Dari segi perbandingan permintaan (enquiries) di antara tiga kota tersebut, sejak Januari 2024 lalu, Denpasar merupakan kota yang menunjukkan pertumbuhan cukup konsisten, meski pada bulan September mengalami perlambatan. Secara year to date, Januari-September 2024, permintaan hunian seken yang dijual di Denpasar tumbuh 24,8%, Makassar 19,7% dan Solo turun 23,9%.

Sementara Surakarta menunjukkan tren permintaan yang cukup fluktuatif dibandingkan Denpasar dan Makassar. Misalnya, pada bulan Maret hingga April 2024 terjadi lonjakan permintaan di Surakarta hingga 2 kali lipat, kemudian kembali mengalami penurunan di bulan-bulan selanjutnya.

Denpasar cukup konsisten mengalami pertumbuhan, meski pada bulan-bulan tertentu mengalami perlambatan, seperti pada Mei dimana sempat terjadi penurunan permintaan sebesar 17%. Sementara Makassar mengalami lonjakan permintaan pada bulan Juli 2024 sebesar 55,4% kemudian kembali melambat pada bulan Agustus dan September

 

Permintaan Dijual dan Disewa

20160908-Properti-Jakarta-AY
Sebuah maket perumahan di tampilkan di pameran properti di Jakarta, Kamis (8/9). Penurunan DP KPR rumah kedua dan ketiga juga turun masing-masing menjadi 20% dan 25%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jika dibandingkan dari sisi permintaan rumah yang dijual dan yang disewa, sepanjang 2024, permintaan untuk rumah yang disewa di Denpasar dan Makassar tercatat signifikan.

Di Denpasar, proporsi orang yang ingin menyewa rumah seken sebesar 58,7%, sementara Makassar 56,9%. Hal ini cenderung berbeda karakter di Surakarta, dimana sepanjang tahun ini masih didominasi oleh orang yang berminat pada rumah yang dijual, yaitu sebesar 63,7%.

Denpasar menunjukkan preferensi berdasarkan harga yang cukup berbeda dibandingkan dua kota lainnya. Denpasar sangat diminati para pencari properti segmen kelas menengah dan menengah atas, dengan preferensi untuk rumah dengan segmen harga Rp 1-3 miliar sebesar 45,2%, sementara Surakarta dan Makassar segmen harga yang lebih diminati adalah di rentang Rp 400 juta-Rp1 miliar. Di Surakarta sebesar 31,9% dan Makassar 42,3%.

Pada segmen rumah di atas Rp 5 miliar, proporsi yang cukup besar dialami oleh Surakarta (12,3%) dan Denpasar (11,4%). Sementara Makassar 8,2%.

Di Denpasar, pada segmen menengah-bawah yakni di rentang harga Rp 400 juta hanya mencatatkan 2,7% proporsi permintaan. Sementara Makassar 22,2% dan Surakarta mencapai 26,2%.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya