Gaya Hidup Net Zero yang Dicanangkan Ridwan Kamil Disebut Efektif Kurangi Emisi Karbon

Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menceritakan keunggulan provinsi yang dipimpinnya pada tahun 2018 hingga tahun 2023 dalam upaya mengatasi dampak perubahan iklim.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Agu 2024, 19:04 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2024, 16:57 WIB
deklarasi Ridwan Kamil dan Suswono
Ridwan Kamil - Suswono melakukan salam komando saat acara deklarasi bakal calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (19/8/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menceritakan keunggulan provinsi yang dipimpinnya pada tahun 2018 hingga tahun 2023 dalam upaya mengatasi dampak perubahan iklim.

Mantan Wali Kota Bandung itu juga turut menggarisbawahi pentingnya gaya hidup yang mengurangi mobilitas sebagai salah satu upaya mitigasi perubahan iklim. Ide ini pun diprediksi akan dibawa ke Jakarta sebagai programnya.

Menurut Ahli Perencanaan Kota Bernardus Djonoputro, konsep tersebut sudah menjadi tren dunia. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia, harus memulai langkah untuk mengadopsi konsep tersebut.

Selain menyediakan hunian untuk masyarakat, konsep itu sejalan dengan semangat mencapai net zero carbon.

"Sekarang yang menjadi tren dunia itu kota-kota yang semakin compact dan semakin efisien. Untuk itu, setiap kota harus punya pemukiman atau perumahan yang terjangkau oleh semua strata masyarakat," kata dia, Senin (26/8/2024).

Selain itu, harga lahan dan tanah yang semakin mahal, diatasi dengan membangun mixed use building di tengah kota.

"Karena harga lahan semakin tinggi dan keterbatasan lahan, maka cara untuk mendapatkan perumahan adalah dengan membangun hunian vertikal," jelas Bernardus.

Bernadus mencontohkan aset-aset milik Pemerintah Daerah Jakarta. Misalnya pasar, saat ini ada ratusan pasar di Jakarta. Menurut dia, aset tersebut bisa dimaksimalkan untuk membangun mixed use building.

"Itu kan potensi ya. Pasarnya tetap, bahkan pasarnya menjadi lebih rapi, tidak lagi becek. Dan fungsi ruangnya dinaikan ke atas, tergantung luas lahan, ditambah dengan mengkonsolidasi lahan di sekitarnya mungkin bisa tiga sampai empat tower," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ridwan Kamil Unggulkan Upaya Jawa Barat Atasi Perubahan Iklim

Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menceritakan keunggulan provinsi yang dipimpinnya pada tahun 2018 hingga tahun 2023 dalam upaya mengatasi dampak perubahan iklim.

Hal ini diungkapkannya dalam Indonesia Net-Zero Summit atau INZS 2024 yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).

"Kami targetkan dalam lima tahun untuk menghijaukan Jawa Barat dengan 50 juta pohon, di akhir jabatan Alhamdullilah tertanam 83 juta pohon," jelas dia dalam acara yang diselenggarakan di Jakarta, Sabtu (24/8/2024).

"Target energi terbarukan Jawa Barat 20 persen dan di akhir jabatan saya terlampaui 25 persen. Kemudian 2020 awal, saya pejabat negara pertama yang menggunakan mobil listrik, mobil polisi voorijder saya juga pakai mobil listrik yang belum tren saat itu dan sekarang semua menggunakan," lanjutnya.

Jawa Barat, sebut Ridwan, juga merupakan wilayah pertama di Indonesia selama masa COVID-19 yang menerapkan sistem Work from Home (WFH).

"Kita ubah prinsipnya untuk tetap more productivity but less mobility. Jadi kalau generasi muda bisa hidup produktif, tapi less mobility itu akan mengurangi karbon yang boros seperti hari ini," tambahnya.


Dorong Pembatasan Mobilitas

Mantan Wali Kota Bandung itu juga turut menggarisbawahi pentingnya gaya hidup yang mengurangi mobilitas sebagai salah satu upaya mitigasi perubahan iklim.

"Misalnya kalau orang tinggalnya di Kelapa Gading, kerjalah di Kelapa Gading, nongkrongnya juga di Kelapa Gading. Kalau tinggalnya di PIK, kerja aja di PIK dan nongkrongnya di PIK. Jangan tinggal di sini, kerja di sana," jelasnya.

"Itulah masa depan menurut saya yang harus jadi kebijakan. Nah, inilah kebijakan yang ingin saya promosikan."

Upaya lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan membatasi pembelian barang impor dan beralih ke produk local.

"Jangan beli-beli impor terlalu banyak, karena sekalinya import, karbonnya kan besar sekali, mengimpor pakai pesawat, naik kapal dan lain sebagainya. Jadi, membeli produk UMKM itu bagian dari climate action," tambah dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya